Benarkah ASI Eksklusif Cegah Stunting? Ini Penjelasannya!
Informasi mengenai pemberian ASI eksklusif cegah stunting mungkin sudah sering Moms dengar. Cari tahu penjelasannya lebih lanjut berikut ini, yuk!
Stunting adalah perawakan pendek akibat kekurangan gizi berkepanjangan, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan nutrisi yang kurang, infeksi berulang, dan adanya riwayat penyakit lainnya pada seorang anak.
Perawakan pendek ditandai dengan tinggi/panjangnya badan anak dilihat dari usianya kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva Pertumbuhan Anak WHO.
Dampak Stunting
Stunting menyebabkan kerugian hingga Si Kecil dewasa.
Bukan hanya masalah tinggi badan saja, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan kesehatan hingga meningkatkan angka kemiskinan.
Hal ini diketahui dari sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Acta Biomedica dengan judul Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood.
Disebutkan bahwa stunting dapat berdampak pada efek jangka pendek maupun panjang jika tidak ditangani segera.
Anak yang mengalami stunting menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan kematian, memiliki kemampuan belajar dan berpikir yang lebih rendah, serta rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa seperti darah tinggi, diabetes, hiperkolestrol dan gangguan reproduksi pada perempuan.
Pada anak yang pernah mengalami stunting, ketika diterapi dan mengalami percepatan penambahan berat badan setelah usia 2 tahun, dapat memiliki risiko menjadi overweight dan obesitas saat dewasa.
Pada akhirnya, stunting secara luas juga memengaruhi kualitas perekonomian, seperti meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan sosial.
Penyebab stunting dapat terjadi saat bayi berada di dalam kandungan, yaitu ketika janin tidak mendapat nutrisi yang cukup untuk menyokong pertumbuhannya.
Setelah bayi lahir, kecukupan ASI pada 6 bulan pertama dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI.
Hal ini sangat memengaruhi tumbuh kembang anak sehingga terhindari dari stunting.
Nah, karena itulah penting sekali memperhatikan kecukupan nutrisi Si Kecil, bahkan saat ia masih di dalam kandungan sekalipun.
Ketika ibu sedang hamil, sebaiknya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rutinlah memeriksakan diri ke tenaga pusat pelayanan kesehatan.
Ketika Si Kecil lahir, usahakan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi.
Benarkah ASI Eksklusif Cegah Stunting?
Hingga saat ini, Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 sebagai penyumbang balita stunting terbanyak di dunia.
Adanya penurunan berat badan atau kenaikkan berat badan yang tidak optimal (weight faltering) jika tidak diatasi segera dapat menyebabkan stunting.
Diketahui bahwa sekitar 20% stunting dapat terjadi di periode ASI eksklusif.
Menurut Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 33 Tahun 2012, ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sejak lahir hingga usia enam bulan tanpa makanan atau minuman tambahan atau pengganti.
Di masa ASI eksklusif ini bayi cukup mendapatkan ASI saja untuk menunjang pertumbuhannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebagai upaya mencegah stunting.
Dalam Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 17 no. 2 yang diterbitkan pada Agustus 2022 menyebutkan bahwa, ASI mengandung zat gizi makronutrien, mikronutrien, dan zat bioaktif yang lengkap untuk mendukung tumbuh kembang serta sebagai zat anti-infeksi bagi bayi.
Dalam studi yang dilakukan di Nusa Tenggara Timur, kelompok bayi yang diberikan ASI eksklusif mengalami risiko stunting 20% lebih rendah dibandingkan dengan kelompok bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.
Proses menyusui yang kurang optimal dan kurangnya jumlah ASI umumnya merupakan kendala yang sering dialami pada masa ASI eksklusif.
Hal ini dapat menyebabkan anak memiliki asupan gizi dan imunitas tubuh yang kurang adekuat, sehingga dapat menyebabkan weight faltering yang jika tidak diatasi dapat menjadi dan stunting.
Jadi, sangatlah penting bagi seorang ibu untuk berkonsultasi mengenai manajemen menyusui, bahkan dari sebelum melahirkan hingga seminggu pertama setelah melahirkan dengan dokter konselor laktasi.
Dengan demikian asupan Si Kecil terjamin di masa ASI eksklusif ini dan terhindar dari stunting.
Alasan Pemberian ASI Eksklusif Cegah Stunting
Lantas, apa yang menyebabkan pemberian ASI eksklusif cegah stunting? Hal ini karena manfaat air susu ibu yang sangat luar biasa bagi bayi.
Lebih lanjut, berikut beberapa manfaat ASI selama proses menyusui hingga Si Kecil dapat melewati masa pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya.
1. ASI Menyediakan Nutrisi yang Dibutuhkan Bayi
Salah satu alasan mengapa ASI eksklusif cegah stunting, yaitu karena air susu ibu menyediakan seluruh nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil secar alami dalam porsi yang tepat sesuai usia bayi.
Komposisi ASI bahkan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan bayi seiring pertambahan usia, terutama selama bulan-bulan pertama kehidupan.
Pada 1-2 hari pertama setelah melahirkan, payudara Moms akan menghasilkan cairan kental yang umumnya berwarna kekuningan yang disebut kolostrum.
Kolostrum ini sangat kaya akan protein dan mineral yang menjadi faktor pendukung pertumbuhan dan antibodi.
Jenis protein kolostrum juga berbeda, di mana mengandung 90 % protein whey yang sangat mudah dicerna oleh bayi baru lahir.
Zat ini sangat ideal untuk kondisi pencernaan bayi di hari-hari pertama dan menunjang fungsi proteksi dini untuk Si Kecil.
Komponen ini sangat luar biasa dan tidak tergantikan dengan susu formula.
Setelah melewati 2-3 hari pertama, payudara Moms akan mulai memproduksi ASI dalam jumlah yang lebih banyak seiring dengan peningkatan jumlah kebutuhan minum bayi.
Setelah melewati minggu pertama, komponen karbohidrat dan lemak dalam ASI akan meningkat.
Warna ASI menjadi lebih putih dan jumlahnya bertambah banyak.
Dengan seringnya Moms menyusui, Si Kecil akan mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI untuk menunjang tumbuh kembangnya.
2. ASI Mengandung Komponen Proteksi Penting untuk Bayi dan Ibu
Seorang bayi baru lahir belum memiliki sistem pertahanan tubuh yang matur.
Umumnya antibodi didapatkan dari ibu melalui plasenta hingga sesaat setelah lahir.
Selanjutnya bayi masih memerlukan proteksi dari luar, dan hal ini utamanya didapatkan dari ASI.
ASI mengandung berbagai zat antibodi dan biofaktor guna melindungi tubuh Si Kecil dari infeksi maupun penyakit tidak menular lainnya di masa depan.
Dari mulai kolostrum hingga ASI matur, komponen proteksi tetap ada di dalam ASI.
Imunoglobulin A (IgA) menunjang fungsi proteksi saluran cerna dan pernapfasan bayi secara pasif.
ASI juga mengandung Lyzoyme dan Laktoferrin yang berguna sebagai fungsi antibakteri dan antiinflamasi.
Laktoferrin juga membantu bayi mencegah defisiensi zat besi dan berperan mencegah kanker serta penyakit alergi.
Komponen lain yang tidak kalah pentingnya di dalam ASI adalah faktor bifida, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam saluran cerna bayi.
Selain fungsi proteksi untuk bayi, ASI juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu yang menyusui bayinya.
Setiap ibu yang menyusui secara eksklusif memiliki kemungkinan 4,3% lebih rendah mengidap kanker payudara, 12 % lebih rendah terkena stroke, dan 30% lebih rendah mengidap penyakit diabetes.
Ditambah lagi pelaksanaan ASI secara eksklusif ini juga terbukti berperan sebagai kontrasepsi alamiah bagi para ibu pada 6 bulan pertama paska melahirkan.
3. Menyusui dapat Mengurangi Risiko Penyakit pada Bayi
Salah satu peranan ASI eksklusif cegah stunting itu benar adanya, Moms.
Hal ini karena menyusui dapat mencegah berbagai penyakit yang dapat terjadi pada bayi, sehingga pertumbuhannya menjadi optimal.
Salah satu studi pada Journal of Human Lactation menyebutkan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih rentan dirawat di rumah sakit karena pneumonia, diare, dan sepsis dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Ada banyak penyakit yang bisa dicegah dengan menyusui Si Kecil, berikut di antaranya yang dikutip dari berbagai jurnal medis:
- Infeksi telinga tengah
- Infeksi saluran pernapasan (terutama pneumonia)
- Infeksi saluran cerna (diare, infeksi usus pada bayi prematur)
- Sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS)
- Penyakit alergi dan autoimun
- Diabetes melitus tipe-2
- Kanker (leukemia/kanker darah)
4. ASI Menjaga Berat Badan Bayi Secara Sehat
Setiap bayi harus bertumbuh secara optimal, artinya penambahan berat badan, tinggi/ panjang badan, dan lingkar kepala harus sesuai usia berdasarkan grafik WHO.
Dengan bertumbuh optimal, seorang bayi tidak bertumbuh lambat atau terlalu cepat/berlebihan.
Selain stunting, obesitas juga menjadi salah satu problem yang banyak dijumpai saat ini.
Tentu kita sebagai orang tua tidak mau Si Kecil terdiagnosis kedua gangguan pertumbuhan ini.
ASI mengandung hormon leptin yang berperan dalam meregulasi keinginan makan seseorang.
Leptin tidak ada dalam susu formula dan hal ini yang membuat risiko obesitas meningkat pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Dengan memberikan ASI kepada anak, leptin akan tersalurkan secara alami dan hal ini dapat membantu mencegah obesitas yang terjadi pada Si Kecil.
ASI eksklusif terbukti memberikan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan bayi.
Pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan dan lingkar kepala yang tepat secara berkala sangat penting dilakukan di fasilitas pelayanan primer atau saat kontrol ke dokter spesialis anak atau dokter konselor laktasi.
Pastikan Si Kecil diukur dengan benar dan jangan lupa memantau pertumbuhannya setiap kali kontrol, ya Moms!
5. Menyusui dapat Meningkatkan Perkembangan Otak Bayi
Selain mencegah stunting, menyusui juga dapat meningkatkan perkembangan otak Si Kecil, lho.
Selain nutrisi, vitamin, dan mineral, ASI memiliki kandungan hormon dan faktor pertumbuhan yang tidak ada di salam susu formula dan terbukti bermanfaat untuk perkembangan otak bayi.
Studi eksperimental besar yang dipublikasi dalam Journal of Breastfeeding and Child Cognitive Development membuktikan bahwa bayi yang ibunya diberikan intervensi promosi menyusui di rumah sakit, lebih banyak yang memberikan ASI kepada bayinya, dan bayi tersebut saat berusia 6,5 tahun memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi.
Saat menyusui ke ibu, bayi mengalami kontak fisik dan interaksi yang memperkuat fungsi sensorik dan emosinal mereka.
Hal ini tentunya juga berperan dalam perkembangan kognitif dan sosio-emosional seorang anak.
Jadi, selain kandungan ASI yang sangat berharga, proses menyusui itu sendiri juga banyak manfaatnya lho, bagi Si Kecil.
Baca Juga: 8 Asupan Gizi untuk Mencegah Stunting dan Jenis Makanannya agar Anak Tumbuh Ideal!
Pastikan Moms mempersiapkan untuk menyusui dengan baik sehingga Si Kecil mendapatkan manfaatnya dengan sempurna, dan yang pasti Si Kecil dapat terbebas dari stunting!
- https://sjik.org/index.php/sjik/article/view/454
- https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/44016
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19759351/
- https://www.healthline.com/health/breastfeeding/11-benefits-of-breastfeeding
- https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/fullarticle/482695
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.