23 January 2025

Panduan Diet untuk Anak Obesitas, Perhatikan Moms!

Jangan sembarang diet, ada aturan yang harus diterapkan pada diet anak obesitas
placeholder
Artikel ditulis oleh Gifari Zakawali
Disunting oleh Widya Citra Andini

Diet untuk anak obesitas perlu dilakukan dengan cermat. Pasalnya, obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas di kalangan anak usia 5 hingga 12 tahun mencapai 9,2% dan menunjukkan peningkatan signifikan selama beberapa dekade terakhir.

Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan gangguan metabolisme lainnya.

Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan diet yang seimbang dan pola hidup aktif sangat penting. Berikut panduan diet untuk anak obesitas, simak selengkapnya, Moms!

Penyebab Anak Mengalami Obesitas

Penyebab Obesitas pada anak
Foto: Penyebab Obesitas pada anak

Obesitas pada anak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik, perilaku, dan lingkungan. Memahami penyebab ini sangat penting untuk menentukan cara diet yang tepat.

1. Kelebihan Kalori

Moms, salah satu penyebab utama obesitas pada anak adalah ketidakseimbangan antara asupan kalori dan pengeluaran energi.

Ketika anak-anak mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang mereka bakar, kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak, yang akhirnya menyebabkan penambahan berat badan.

Melansir dari jurnal Experimental and Therapeutic Medicine, beberapa faktor yang memperburuk ketidakseimbangan ini antara lain makanan tinggi kalori, seperti peningkatan konsumsi minuman manis dan makanan cepat saji, serta gaya hidup yang buruk.

Anak-anak cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar dan lebih sedikit bergerak atau bermain di luar ruangan.

2. Faktor Genetik

Moms, faktor genetik juga mempengaruhi risiko obesitas pada anak. Jika ada riwayat keluarga dengan masalah obesitas, anak-anak bisa lebih berisiko mengalami kondisi yang sama.

Melansir dari Cleveland Clinic, genetika dapat memengaruhi cara tubuh mengatur metabolisme dan nafsu makan, sehingga anak dengan latar belakang keluarga obesitas memiliki peluang lebih besar untuk mengalaminya juga.

Namun, meskipun faktor genetik berperan, pengaruh lingkungan dan kebiasaan sehari-hari tetap sangat menentukan dalam mengelola berat badan anak.

3. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan sekitar juga sangat memengaruhi kebiasaan makan anak dan tingkat aktivitas fisik mereka, Moms.

ADVERTISEMENT

webtorial-eskulin-kids-princess-night

Akses mudah ke makanan cepat saji, camilan tinggi kalori, dan kurangnya pilihan makanan sehat di sekitar rumah dapat membuat anak lebih cenderung memilih makanan yang kurang bergizi.

Selain itu, iklan makanan yang tidak sehat yang sering muncul di televisi atau media sosial dapat meningkatkan keinginan anak untuk mengonsumsi makanan tersebut.

Keterbatasan sumber daya ekonomi juga dapat membuat keluarga memilih makanan olahan yang lebih murah, namun sering kali rendah gizi dan tinggi kalori.

4. Faktor Perilaku

Pola perilaku anak yang terbentuk sejak kecil turut berperan besar dalam obesitas, Moms.

Melansir dari Mayo Clinic, kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan atau makan sebagai cara mengatasi stres dan kebosanan, dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Begitu juga dengan kebiasaan makan keluarga yang sering ditiru anak-anak.

Ukuran porsi makanan yang semakin besar dari waktu ke waktu juga dapat mendorong anak makan lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan tubuh.

5. Faktor Psikologis

Masalah psikologis seperti stres, kecemasan, atau depresi juga dapat menjadi penyebab anak makan berlebihan, Moms.

Beberapa anak mungkin mencari kenyamanan melalui makanan sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut. Selain itu, dinamika keluarga juga memengaruhi pola makan anak-anak.

Menurut Medspace, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan kebiasaan makan yang tidak sehat cenderung meniru perilaku tersebut, yang bisa meningkatkan risiko obesitas.

Panduan Diet untuk Anak Obesitas

Diet untuk Anak Diabetes (Orami Photo Stock)
Foto: Diet untuk Anak Diabetes (Orami Photo Stock)

Berikut panduan diet untuk anak obesitas yang bisa Moms terapkan:

1. Diet Gizi Seimbang

Moms, penting bagi anak untuk mendapatkan asupan giziwidy yang seimbang dari berbagai kelompok makanan.

Pastikan mereka mengonsumsi cukup buah dan sayuran setiap hari.

Melansir Pediatric Obesity Nutritional Guidelines, anak usia 2-3 tahun disarankan untuk makan sekitar 1 cup buah dan sayuran, sementara anak usia 4-8 tahun membutuhkan sekitar 1,5 cup buah dan variasi jumlah sayuran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.

Selain itu, pastikan mereka mengonsumsi biji-bijian utuh seperti roti gandum dan pasta yang lebih kaya serat dan nutrisi.

Jangan lupa juga untuk menyediakan sumber protein tanpa lemak, seperti unggas, ikan, dan kacang-kacangan, yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan menjaga rasa kenyang.

2. Batasi Gula dan Lemak Tidak Sehat

Moms, mengurangi konsumsi gula dan lemak tidak sehat sangat penting untuk kesehatan anak.

Batasi minuman manis seperti soda dan jus buah, serta makanan yang mengandung gula tambahan. Untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun, sebaiknya hindari gula tambahan sama sekali.

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, sebagai gantinya, Moms bisa memberikan makanan yang mengandung lemak sehat yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan, serta batasi konsumsi lemak jenuh yang banyak ditemukan dalam makanan olahan.

3. Kontrol Porsi Makan

Mengajarkan anak tentang ukuran porsi yang tepat adalah cara yang efektif untuk mencegah makan berlebihan.

Moms bisa menggunakan alat bantu atau gelas ukur untuk membantu anak memahami seberapa banyak makanan yang seharusnya mereka makan.

Selain itu, pastikan anak memiliki pola makan teratur dengan tiga kali makan utama dan camilan sehat di antara waktu makan untuk menjaga energi dan mencegah rasa lapar yang berlebihan.

4. Ajak Anak Berolahraga

Selain perihal makanan, jangan lupa untuk mengajak anak berolahraga.

Melansir dari Alberta Health Services, anak-anak usia 5-17 tahun disarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama minimal 60 menit setiap hari.

Aktivitas seperti berjalan, bersepeda, atau olahraga ringan dapat membantu menjaga kebugaran tubuh dan mencegah obesitas.

Pastikan anak merasa senang saat beraktivitas fisik agar mereka tidak merasa terbebani.

5. Libatkan Peran Keluarga

Agar anak tidak merasa menjalaninya sendirian, coba ciptakan kebiasaan makan sehat dengan melibatkan seluruh keluarga.

Makan bersama tanpa gangguan, seperti TV atau gadget, akan memperkuat kebiasaan makan yang lebih mindful dan meningkatkan interaksi sosial yang positif.

Selain itu, orang tua juga harus menjadi contoh yang baik dalam perilaku makan sehat.

Caranya dengan menyediakan makanan sehat bergizi seimbang untuk seluruh anggota keluarga.

Dengan begitu, anak tidak merasa menjalani diet ini sendirian dan bahkan mendapat dukungan serta contoh dari seluruh anggota keluarga.

  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4726862/
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9467-obesity-in-children
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827
  • https://emedicine.medscape.com/article/985333-overview
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560926/
  • https://www.cdc.gov/obesity/family-action/index.html
  • https://www.albertahealthservices.ca/assets/info/nutrition/if-nfs-ng-peds-weight-management.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


ADVERTISEMENT

advertisement

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.