20 November 2020

Penyebab Muntaber pada Anak dan Cara Mencegah Dehidrasi

Simak penjelasannya ya, Moms!

Muntah dan diare atau muntaber umum terjadi pada anak-anak. Agar tak panik saat Si Kecil mengalaminya, Moms perlu mengetahui penyebab muntaber pada balita dan cara menanganinya.

Muntaber disebut gastroenteritis atau flu perut oleh dokter. Gastroenteritis sendiri adalah peradangan dan iritasi di lambung dan usus, sedangkan “flu” perut hanya istilah karena tidak disebabkan oleh virus influenza.

Jika Si Kecil mengalami muntaber pada anak, berikut ini hal-hal yang perlu Moms ketahui, termasuk cara perawatan yang bisa dilakukan di rumah.

Penyebab Muntaber pada Anak

penyebab muntaber pada anak
Foto: penyebab muntaber pada anak (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Muntaber, atau muntah (muntah) dan diare (sering buang air besar berair) bisa disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, makanan yang sulit dicerna (seperti terlalu banyak permen) dan lain-lain.

Muntah dan buang air besar ini biasanya akan sembuh sendiri. Jadi, Moms bisa mengatasinya di rumah.

Namun, muntaber pada anak bisa berbahaya bagi Si Kecil karena dapat menyebabkan dehidrasi. Sebab, banyak cairan keluar dari saluran cerna atas maupun bawah.

Seattle's Children menjelaskan tentang penyebab dari muntaber pada anak yang bisa terjadi berikut ini:

1. Viral Gastroenteritis

Infeksi GI (gastrointestinal) dari virus adalah penyebab paling umum. Agen yang umum adalah Rotavirus. Penyakitnya dimulai dengan muntah. Kotoran encer akan keluar dalam 12-24 jam. Penyebab virus yang paling umum adalah Norovirus.

2. Keracunan Makanan

Muntaber pada anak juga bisa disebabkan bila Si Kecil keracunan makanan. Ini menyebabkan muntah dan diare cepat dalam beberapa jam setelah makan makanan yang buruk.

Kondisi ini disebabkan oleh racun dari kuman yang tumbuh dalam makanan yang ditinggalkan terlalu lama. Contohnya adalah racun Staph dalam salad telur.

3. Diare Wisatawan

Muntaber pada anak ini disebabkan oleh kuman pada makanan atau minuman. Jika Si Kecil melakukan perjalanan ke negara lain baru-baru ini, maka ini patut mendapatkan perhatian.

4. Infeksi Bakteri Gastrointestinal

Muntaber pada anak juga bisa disebabkan oleh beberapa bakteri. Sebagian besar diare akibat bakteri akan hilang dengan sendirinya. Beberapa dapat menyebabkan infeksi usus besar yang parah (seperti kolitis Shigella).

5. Komplikasi Serius

Dehidrasi dapat menjadi komplikasi serius yang bisa menyebabkan muntaber pada anak. Ini adalah masalah kesehatan dimana tubuh kehilangan terlalu banyak cairan.

Baca Juga: Apa Penyebab Bayi Muntah dan Bagaimana Cara Menanganinya?

Tanda Dehidrasi pada Anak

muntaber pada balita
Foto: muntaber pada balita

Foto: smababy.co.uk

Mengutip American Academy of Family Physicians, ada beberapa gejala yang menunjukkan muntaber pada anak. Seperti haus, rewel, tidak makan sebanyak biasanya.

Selain itu, berat badan Si Kecil turun, serta tidak buang air kecil sesering biasanya, urin anak juga berwarna lebih gelap dibanding biasanya.

Kondisinya juga bisa terjadi jantung yang berdetak cepat, mulut kering, mata cekung, menangis tanpa air mata, kulit tidak sekenyal biasanya, serta mudah mengantuk.

National Health Service menerangkan, bahwa pada orang dewasa dan anak-anak, diare biasanya berhenti dalam 5 sampai 7 hari, sementara muntah biasanya berhenti dalam 1 atau 2 hari.

Baca Juga: Moms, Ini 5 Kondisi Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi

Risiko Muntaber pada Anak

risiko muntaber pada anak
Foto: risiko muntaber pada anak (Todaysparent.com)

Foto: Orami Photo Stock

Jika Si Kecil mengalami muntaber, Moms perlu ketahui bahwa ada risiko dehidrasi yang bisa dialami anak.

Mengutip British Medical Journal, dehidrasi, yang mungkin terkait dengan gangguan elektrolit dan asidosis metabolik, adalah komplikasi muntah dan diare yang paling sering dan berbahaya.

Komplikasi gastroenteritis berat yang paling umum adalah dehidrasi, yang terjadi ketika banyak cairan hilang dalam muntahan dan tinja. Anak-anak yang sedikit dehidrasi akan merasa haus, tetapi dehidrasi yang parah membuat anak-anak lesu, mudah tersinggung atau rewel.

Bayi lebih mungkin mengalami dehidrasi dibandingkan anak yang lebih besar dan mengembangkan efek samping yang serius jika terjadi muntaber pada anak. Bayi yang mengalami dehidrasi butuh perawatan medis segera.

Baca Juga: Ini Penjelasan Tentang Cara Mengatasi Muntaber yang Tepat

Cara Mengatasi Muntaber pada Anak

cara mengatasi muntaber pada anak
Foto: cara mengatasi muntaber pada anak

Foto: Orami Photo Stock

Secara umum, ketika Si Kecil mengalami muntah atau diare karena sesuatu seperti virus perut (gastroenteritis), ada cara mengatasi muntaber pada anak yang bisa dilakukan.

1. Berikan Cairan untuk Menghidrasi

Dalam jurnal Frontiers in Pediatrics, Moms bisa memberikan Si Kecil cairan untuk menghindari dehidrasi atau bantu mereka mendapatkan rehidrasi.

Untuk balita dan anak kecil, gunakan oralit yang mengandung campuran garam, gula, kalium, dan nutrisi lain yang tepat untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang.

Mengutip Family Doctor, anak-anak dengan usia lebih dari 1 tahun juga dapat mengonsumsi sup bening, atau jus yang dicampur 50-50 dengan air untuk membantu mencegah dehidrasi.

Moms harus menghindari memberikan anak air putih dan minuman ringan. Ini karena konsumsi air saja tidak mengandung cukup garam dan nutrisi untuk membantu dehidrasi. Minuman bersoda biasanya sangat tinggi gula dan dapat mengiritasi perut anak.

2. Pemberian Makan Padat Nutrisi

Melansir University of Michigan, jika Si Kecil dapat mentolerir cairan bening selama beberapa jam tanpa muntah dan jika ia merasa lapar, cobalah makan makanan lunak dalam jumlah kecil.

Cobalah makanan seperti pisang, nasi, saus apel, roti panggang, biskuit (makanan ini disebut diet BRAT).

Selama 24-48 jam setelah terakhir kali muntah, hindari makanan yang dapat mengiritasi atau mungkin sulit dicerna seperti kafein, lemak/minyak, makanan pedas, susu atau keju.

Jika makanan ini tidak mengganggu anak, makanan lain dapat ditambahkan selama 48 jam ke depan. Kebanyakan anak dapat kembali ke kebiasaan makan normal dalam waktu sekitar tiga hari setelah muntaber berhenti.

3. Hindari Penggunaan Antibiotik dan Obat

Hindari antibiotik rutin sebagai pengobatan, karena gastroenteritis biasanya disebabkan oleh virus. Selain itu, hindari juga penggunaan obat anti diare bila mengalami muntaber pada anak.

Baca Juga: 4 Bahan Alami Ini Bisa Menjadi Obat Diare, Patut Dicoba!

Mencegah Dehidrasi Akibat Muntaber

muntaber pada balita
Foto: muntaber pada balita

Foto: i.pinimg.com

Menurut situs C.S. Mott Children’s Hospital, tak apa jika Si Kecil sedang tidak nafsu makan, namun ia tetap harus minum. Tujuannya untuk menggantikan cairan yang hilang saat muntaber pada anak. Apalagi jika Si Kecil mengalami demam, dehidrasi bisa semakin parah.

Agar cairan yang sudah ditelan tidak langsung keluar lagi lewat muntah, sebaiknya berikan Si Kecil minum sedikit-sedikit tapi sering. Jangan sekaligus banyak, Moms.

Saat mengalami gastroenteritis, perjalanan minuman menuju lambung dan usus bagian atas diperlambat. Jika Si Kecil meneguk banyak cairan sekaligus, cairan tersebut tertahan di lambung dalam waktu yang lebih lama, sehingga bisa menimbulkan mual dan muntah.

Cairan dalam jumlah sedikit diserap oleh lapisan lambung dan tidak menyebabkan mual. Kalau Si Kecil susah minum, Moms bisa memberikan 1 sendok teh (5 mL) cairan setiap 5 menit menggunakan spuit.

Baca Juga: Bayi Dehidrasi, Apa yang Harus Dilakukan?

Perlukah Memberikan Obat Diare pada Balita?

muntaber pada balita
Foto: muntaber pada balita

Foto: static.independent.co.uk

Menurut American Family Physician, tidak perlu, Moms. Diare biasanya tidak berlangsung lama. Jika penyebab muntaber pada balita adalah infeksi, diare adalah cara tubuh membuang infeksi tersebut. Memberi obat untuk menghentikan diare justru mengganggu upaya tubuh untuk mengatasi infeksi tadi.

Namun, Moms perlu menghubungi dokter jika balita mengalami muntaber disertai kondisi ini:

  • Demam di atas 38.5 derajat Celcius
  • Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti disebutkan di atas
  • Muntah lebih dari delapan jam atau muntah dengan kuat
  • Kotoran mengandung darah atau lendir
  • Muntah mengandung darah atau lendir hijau
  • Tidak buang air kecil dalam delapan jam
  • Menelan sesuatu yang tampak beracun
  • Leher kaku
  • Lesu dan mudah mengantuk, tidak seperti biasanya
  • Sakit perut lebih dari dua jam
  • Linglung dan sulit dibangunkan

Setelah mengetahui penyebab muntaber pada balita dan cara mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare, Moms tak perlu lagi sedikit-sedikit memberi obat pada Si Kecil.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri Pada Balita

Pencegahan Muntaber pada Anak

pencegahan muntaber pada anak
Foto: pencegahan muntaber pada anak

Foto: Orami Photo Stock

Situs Merck Sharp & Dohme Corp., menyebutkan beberapa bentuk pencegahan muntaber pada anak. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. Melakukan Vaksinasi

Jika mengalami muntaber pada anak karena infeksi virus, pencegahannya bisa dilakukn dengan vaksin untuk mencegah infeksi rotavirus, yang tersedia sebagai bagian dari jadwal vaksinasi bayi yang direkomendasikan.

Vaksin rotavirus saat ini tidak terkait dengan intususepsi (masalah usus yang serius), seperti halnya dengan vaksin asli. Vaksin rotavirus telah menurunkan infeksi rotavirus hingga 60 hingga 90 persen.

2. Menjaga Kebersihan

Sementara, untuk pencegahan muntaber pada anak yang cukup besar harus mengajarkan Si Kecil untuk mencuci tangan dan menghindari makanan yang tidak disimpan dengan benar dan air yang terkontaminasi.

Pedoman umum yang baik adalah menjaga makanan dingin tetap dingin dan makanan panas tetap panas. Makanan yang akan dikonsumsi harus dimakan dalam waktu satu jam.

3. Menyusui Bayi

Menyusui adalah cara lain yang sederhana dan efektif untuk membantu mencegah gastroenteritis pada bayi. Bayi yang diberi ASI memiliki tingkat gastroenteritis yang lebih rendah dibandingkan bayi yang diberi susu formula.

Untuk bayi yang diberi susu botol, Moms harus mencuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air sebelum menyiapkan botol. Selain itu, harus cuci tangan dengan bersih setelah mengganti popok.

Area penggantian popok harus didisinfeksi secara teratur dengan larutan pemutih rumah tangga yang baru disiapkan (¼ cangkir pemutih diencerkan dalam 1 galon air).

4. Berikan Asupan Cairan yang Cukup

Orang tua dapat membantu mencegah dehidrasi dengan mendorong Si Kecil untuk minum cairan meskipun hanya dalam jumlah kecil dan sering.

Bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah tidak boleh menyentuh hewan reptil, burung, atau amfibi karena hewan ini biasanya membawa bakteri Salmonella, yang bisa mengakibatkan infeksi lebih parah pada anak-anak.

Itu dia Moms, penjelasan mengenai muntaber pada anak tentang penyebab, gejala, cara mengatasi, dan bentuk pencegahan yang bisa dilakukan dan patut disimak.

Jika kondisi muntaber pada anak tidak mereda setelah dilakukan perawatan di rumah, langsung konsultasikan ke dokter, ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.