07 Agustus 2024

Ini Bahaya Makanan Manis untuk Anak yang Perlu Diwaspadai

Camilan manis sering menjadi favorit anak, berbahayakah?

Tahukah Moms kalau ada banyak bahaya makanan manis untuk anak?

Sebagai orang tua, Moms mungkin tergoda untuk menawarkan permen atau makanan manis lainnya kepada anak-anak sebagai hadiah atau insentif.

Meskipun anak-anak pasti menyukai makanan manis, penting untuk membatasinya agar anak-anak tidak mengonsumsi gula secara berlebihan.

Meski enak, kenyataannya ada banyak bahaya makanan manis untuk anak. Misalnya, untuk kesehatan gigi, memengaruhui berat badan anak, dan lainnya.

Baca Juga: Waspada, Dampak Makanan Chiki dan Snack Ber-MSG pada Anak

Bahaya Makanan Manis untuk Anak

Berikut beberapa dampak bahaya makanan manis untuk anak:

1 . Merusak Gigi

Bahaya Makanan Manis Untuk Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Bahaya Makanan Manis Untuk Anak (Orami Photo Stock)

Gigi bukan hanya pemanis senyuman atau hanya sekadar pajangan belaka saja.

Gigi punya fungsi yang penting untuk tubuh karena sebagai gerbang utama masuk ke dalam sistem pencernaan.

Tak heran kalau sedari dini sudah perlu diajarkan untuk menjaga kesehatan gigi anak.

Ketika anak masih kecil, peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk merawat kesehatan gigi anak.

Masalah yang sering ditemukan orangtua saat merawat kesehatan gigi anak adalah kebiasaan anak mengonsumsi makanan manis.

Makanan manis seperti es krim, cokelat, kue, dan permen adalah camilan yang sering menjadi favorit anak.

Meskipun rasanya enak, kebiasaan konsumsi makanan manis bisa memengaruhi kesehatan gigi anak.

Hal tersebut diungkapkan drg. Rizka Aulia Zaim, seorang dokter gigi spesialis anak dari Brawijaya Children and Women Clinic Bandung.

Namun, bukan berarti anak tidak boleh mencicipi nikmatnya rasa permen cokelat atau es krim sama sekali.

Tetap ada cara untuk menyiasati agar kesehatan gigi anak terjaga meskipun mengonsumsi makanan manis.

“Makanan manis jelas ada pengaruhnya untuk kesehatan gigi anak. Tapi, jangan larang anak untuk kehilangan indahnya kesenangan masa kecilnya untuk menikmati makanan yang manis-manis,” ujar drg. Rizka kepada Kulwap Orami Community pada Kamis (14/2).

2 . Menyebabkan Gangguan Kesehatan di Masa Mendatang

Gangguan Kesehatan (Orami Photo Stock)
Foto: Gangguan Kesehatan (Orami Photo Stock)

Bahaya makanan manis untuk anak selanjutnya bisa terjadi pada kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan.

Mengonsumsi makanan yang manis-manis dari waktu ke waktu tidak mungkin menyebabkan masalah besar dalam jangka pendek.

Namun, penting untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat dimulai sejak masa kanak-kanak.

Ingat Moms, asupan gula yang tinggi meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kronis ,seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker, terutama seiring bertambahnya usia.

Selain itu, nyeri sendi, asam urat, dan penyakit hati berlemak kemungkinan merupakan komplikasi dari kelebihan berat badan.

Untuk menghindari bahaya makanan manis untuk anak ini, sebaiknya segera bentuk kebiasaan makan bergizi sejak dini akan bimbing anak untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.

Moms bisa berfokuslah pada manfaat makanan bergizi. Moms tetap boleh sesekali memberi makanan manis, tetapi ingatkan bahwa makanan bergizi lain yang tubuh lebih butuhkan.

Ingat, Moms tetap harus membantu anak mengembangkan sikap positif tentang pola makan yang baik dan jangan terlalu memfokuskan pada bahaya makanan manis.

Baca Juga: Tak Cuma Makanan Manis, Ini 6 Makanan yang Buruk untuk Kesehatan Gigi

Cara Menghindari Bahaya Makanan Manis untuk Anak

Nah, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Moms tempuh untuk menghindari bahaya makanan manis untuk anak:

1. Tahu Batasan yang Tepat

Tahu Batasan
Foto: Tahu Batasan (nageldental.com)

Orang tua perlu memahami bahwa makanan manis tak hanya memengaruhi kesehatan gigi anak.

Namun, juga berpotensi menyebabkan obesitas.

Hal tersebut karena makanan manis biasanya memiliki kalori tinggi namun sedikit nutrisi dan gizi.

Untuk menganggulangi bahaya makanan manis untuk anak, Moms bisa memberikan batasan kepada anak berapa banyak ia boleh mengonsumsi makanan manis.

Misalnya, anak hanya boleh makan permen favoritnya setiap hari libur atau mencicipi manisnya kue cokelat sesekali setelah ia menghabiskan semua makan siangnya.

Setiap orang tua pasti mengetahui batasan masing-masing anaknya untuk mengonsumsi makanan manis.

Di samping itu, memeriksakan kesehatan gigi anak ke dokter gigi sangat dianjurkan, selambat-lambatnya sejak ia berusia satu tahun atau sejak gigi pertamanya tumbuh.

Hal ini membuat Moms bisa memantau perkembangan gigi anak dan mengetahui jika terjadi sakit gigi pada anak.

Baca Juga: Mengapa Harus Memberikan Anak Beragam Jenis Protein? Ini Penjelasan Ahli


2. Memastikan Anak Mendapat Nutrisi yang Tepat

Nutrisi Tepat
Foto: Nutrisi Tepat (Orami Photo Stock)

Salah satu cara menghindari bahaya makanan manis untuk anak adalah memastikan mereka mendapat nutrisi yang tepat.

Alih-alih mengisi kalori kosong dari gula, anak membutuhkan ruang yang cukup di perutnya untuk makanan bergizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Orang dewasa disarankan untuk membatasi tambahan gula hingga kurang dari 10 persen dari kebutuhan kalori harian mereka. Sekitar 12 sendok teh atau 48 gram.

The American Heart Association merekomendasikan agar anak-anak dan remaja mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh, atau 25 gram, gula sehari.

Sangat mudah untuk mengabaikan tanda-tanda kekurangan gizi pada anak-anak yang tidak kekurangan berat badan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa makan terlalu banyak gula dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

Bahaya makanan manis untuk anak tidak hanya menggantikan kelompok makanan penting, seperti protein, buah-buahan, sayuran, susu, dan biji-bijian.

Namun, juga menguras vitamin dari tubuh selama proses pencernaan, seperti vitamin B yang terlibat dalam metabolisme glukosa.

Anak-anak yang sedang tumbuh membutuhkan protein untuk perkembangan otot dan lemak sehat untuk mendukung otak dan sistem saraf mereka.

Seorang anak yang lebih memilih minum soda atau jus daripada susu biasa kehilangan kalsium yang dibutuhkan untuk gigi dan tulang yang kuat.

Mendorong anak-anak untuk mengembangkan rasa makanan alami tanpa pemanis membuat mereka memiliki kebiasaan makan yang lebih sehat dan pencegahan penyakit kronis di masa dewasa.

3. Mengajarkan Kebiasaan Sikat Gigi

Kebiasaan Sikat Gigi (southernbite.com)
Foto: Kebiasaan Sikat Gigi (southernbite.com)

Cara lain untuk membantu menghindari bahaya makanan manis untuk anak adalah dengan mengajarkan sikat gigi dan membersihkan mulut.

Ingat Moms, tidak anak yang tidak suka makanan manis.

Jadi, daripada melarang anak dan berceramah mengenai bahaya makanan manis untuk anak, Moms bisa mengganti cara dengan mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan gigi pada anak sejak dini.

Hal utama yang perlu diajarkan pada anak adalah kebiasaan untuk menggosok giginya.

Pendampingan orangtua diperlukan untuk memastikan anak benar-benar menggosok giginya sampai bersih, terutama jika ia habis makan yang manis-manis.

Jika anak sulit untuk diajak sikat gigi, pelan-pelan beritahu anak, tentang dampak yang terjadi kalau ia malas menyikat gigi.

Ajak juga anak untuk menjadikan sikat gigi sebagai aktivitas yang menyenangkan.

Cara ini dapat efektif menjaga kesehatan gigi anak sejak dini.

Baca Juga: Yuk Ajak Anak Flossing, Bermanfaat untuk Kesehatan Giginya!


4. Mengidentifikasi Gula Tersembunyi

Identifikasi Gula
Foto: Identifikasi Gula (Orami Photo Stock)

Cara lain untuk menghindari bahaya makanan manis untuk anak adalah dengan mengidentifikasi gula tersembunyi pada makanan.

Makanan yang dipasarkan untuk anak-anak sering kali tinggi gula.

Beberapa sumber gula tambahan sudah jelas, seperti soda, permen, sereal manis, dan minuman buah.

Gula juga dapat disembunyikan dalam produk-produk yang tampaknya bergizi termasuk batangan granola, yoghurt beraroma, sereal "sehat", saus pasta, saus tomat, dan bahkan saus apel.

Cobalah baca label makanan untuk membantu mengenali gula tambahan.

Periksa daftar bahan untuk istilah seperti jus tebu yang diuapkan, sirup jagung, dekstrosa, sirup beras merah, gula mentah, dan padatan kristal. Semua ini adalah kata lain untuk gula.

Membiasakan anak minum air putih dan susu biasa, daripada jus dan susu beraroma merupakan cara lain yang baik untuk mengurangi asupan gula dan menghindari bahaya makanan manis untuk anak.

5 . Promosikan Kebiasaan Makan Seimbang

Makan Seimbang
Foto: Makan Seimbang (Orami Photo Stock)

Saat dibiasakan untuk makan makanan seimbang, anak akan mengatur konsumsinya berdasarkan sinyal lapar internal.

Jadim daripada menawarkan camilan sebagai hadiah (atau menahannya sebagai hukuman), Moms harus mendorong anak untuk memperhatikan perasaan tubuh mereka.

Makan perlahan, berhenti saat kenyang, dan tidak menyebut makanan "baik" atau "buruk" adalah cara yang berguna untuk mengembangkan hubungan yang positif dengan makanan.

Ajarkan kebiasaan makan yang sehat lainnya seperti duduk bersama untuk makan malam dan biarkan anak-anak membantu di dapur.

Hindari juga menggunakan makanan sebagai hukuman atau hadiah.

Sebaliknya, ajari anak bagaimana makanan tertentu membangun otot kita atau memberi kita energi.

Hadiah non-makanan termasuk stiker bisa menjadi pilihan yang bagus.

Menurut Cleveland Clinic, ketika makanan, seperti permen, digunakan sebagai hadiah, anak-anak mungkin berasumsi bahwa makanan ini lebih baik atau lebih berharga daripada makanan lain.

Selain itu, memberi tahu anak-anak bahwa mereka akan mendapatkan makanan penutup jika mereka makan semua sayuran mengirimkan pesan yang salah tentang sayuran.

Salah satu cara termudah untuk memastikan anak makan dengan benar adalah dengan menghindari terlalu banyak camilan manis di rumah.

Anak-anak harus memiliki pilihan tentang apa yang akan dimakan, tetapi ketika semua pilihan itu sehat, Moms tidak perlu khawatir.

Jelaskan kepada anak-anak bahwa beberapa makanan adalah makanan sehari-hari, sementara yang lain adalah makanan "sesekali".

Hal ini menghindari menempatkan penilaian moral pada makanan, tetapi tetap menyampaikan pesan bahwa kita tidak boleh selalu makan yang manis-manis.

Jika Moms pergi ke pesta ulang tahun atau menikmati makanan penutup di rumah kakek neneknya, jangan terlalu mempermasalahkannya.

Bergerak maju dan fokus pada kebiasaan makan mereka secara keseluruhan di rumah.

Baca Juga: Pusing Karena Makanan Manis, Ketahui Penyebab dan Cara Menanganinya

Itulah beberapa cara menghindarkan bahaya makanan manis pada anak.

Jika Moms butuh saran terkait bahaya makanan manis untuk anak, Moms juga bisa menanyakannya pada dokter spesialis gizi anak.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.