Bahaya Konsumsi MSG pada Anak, Benarkah Bisa Picu Kerusakan Otak?
Benarkah MSG atau dikenal dengan micin ini berpengaruh pada kesehatan otak anak?
Sejumlah orang tua enggan mengenalkan atau memberikan penyedap rasa ini di menu MPASI pertamanya. Namun, benarkah ini memiliki bahaya pada kesehatan Si Kecil?
Nah, untuk menjawab keraguan ini, langsung tanyakan langsung pada ahlinya, yuk!
Adapun tema "Expert Room" kali ini tentang bahaya MSG pada anak yang akan dijawab dan dijelaskan langsung oleh seorang dokter yang ahli di bidangnya.
Dokter Spesialis Anak RSIA Bina Medika, dr. Shita Paurani Abe, Sp. A, akan menjelaskan terkait pengaruh MSG pada anak-anak.
Yuk, simak bersama, Moms!
Baca Juga: Mengulik Makanan Tambahan Balita, Manfaatnya hingga Contoh Makanannya
Apa Itu MSG?
"Monosodium glutamate (MSG) adalah garam sodium dari asam amino asam glutamate," terang dr. Shita Paurani Abe, Sp. A, Dokter Spesialis Anak RSIA Bina Medika.
Umumnya, ini digunakan untuk menguatkan rasa gurih pada makanan.
Proses sintetis yang dialami oleh glutamat membuat zat ini mengalami penurunan nilai sehat.
Seperti juga bahan makanan lain yang mengalami penurunan gizi setelah melalui proses pengolahan panjang.
Penyedap rasa yang sehari-hari disebut vetsin atau micin ini juga bisa ditemukan dalam bentuk bubuk atau cair.
Biasanya MSG digunakan dalam aneka menu makanan, sayuran beku, sup, dan menu olahan daging.
Menurut FDA (Food and Drug Administration), ini termasuk dalam penyedap makanan yang aman untuk dikonsumsi.
Meskipun begitu, sejumlah ahli memperkirakan bahwa penggunaan yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak akan menimbulkan kerugian bagi penikmatnya, termasuk pada kesehatan anak.
Baca Juga: 9 Tanda Alami Penyakit OCD, Apakah Moms Salah Satunya?
Takaran Kadar MSG pada Anak
Sebenarnya tak ada rekomendasi khusus berapa banyak kadar MSG boleh dikonsumsi anak-anak.
Menurut dokter Shita, maksimal menggunakan MSG tambahan sehari-hari yakni sekitar 0,5-3gr/ hari.
Di luar itu, ini termasuk dalam self limiting bagi orang tua. Artinya, dibatasi dengan kebutuhan Si Kecil untuk mencegah terjadinya kecanduan.
"Sejumlah MPASI pun sebenarnya mengandung MSG," jelas dr. Shita.
Karenanya, sebagai orang tua perlu cerdas memilah-milah kandungan yang tepat dan sehat untuk anak.
Apalagi, saat ini lebih sehat untuk mengolah menu MPASI di rumah dibandingkan beli yang secara instan ya, Moms.
MSG pada Anak, Berbahayakah?
"Hingga saat ini, sebenarnya tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan MSG pada anak dapat menyebabkan kerusakan otak," jelas dr. Shita.
MSG tergolong dalam penyedap rasa yang aman dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi.
Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa terjadi akibat konsumsi MSG berlebihan, seperti:
1. Memicu Alergi
Diketahui, MSG dapat memicu alergi pada anak ataupun orang dewasa. Namun, tidak semua mengalaminya.
Mengutip dalam Mayo Clinic, berikut beberapa gejala MSG secara umum:
- Sakit kepala
- Keringat berlebihan
- Sesak napas
- Mati rasa, kesemutan atau terbakar di wajah, leher dan area lainnya
- Detak jantung yang cepat dan berdebar-debar
- Nyeri dada
- Mual dan muntah
Gejala biasanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan. Satu-satunya cara untuk mencegah reaksi adalah dengan menghindari makanan yang mengandung MSG.
2. Kerusakan pada Mata
MSG pada anak juga sering dikategorikan sebagai 'pengganggu' kesehatan. Hal karena dapat menimbulkan beragam penyakit berbahaya.
Salah satunya yakni memicu gangguan pada indera penglihatan.
Melansir dalam newscientist.com, MSG terbukti secara ilmiah dapat merusak kondisi retina mata penggunanya.
Peneliti di Universitas Hirosaki di Jepang telah menemukan bahwa tikus yang diberi diet tinggi MSG, menderita kehilangan penglihatan dan memiliki retina yang lebih tipis.
Adapun ini juga menyebabkan kerusakan saraf tertentu.
3. Gangguan Ginjal
Diketahui juga, ada sejumlah penelitian menemukan MSG dapat menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal.
Salah satunya dalam Journal of Biomedical Sciences memaparkan, konsumsi MSG kronis pada hewan menyebabkan kerusakan ginjal.
Temuan ini membuat manusia pun bisa berisiko merasakan hal yang serupa.
Bahkan, penelitian lain juga menemukan MSG pada anak dapat menyebabkan perilaku seperti depresi karena perubahan hormon serotonin.
Hal ini karena saraf di otak yang memengaruhi suasana hati dan emosi.
Baca Juga: 15 Cara Menghilangkan Komedo di Hidung, Coba Yuk Moms!
Mencegah Kecanduan MSG pada Anak
Karena MSG pada anak dapat memicu masalah kesehatan tertentu, hal ini perlu dicegah, Moms.
Waspadalah jika buah hati gemar membeli jajanan pinggir jalan, sebab MSG kerap digunakan untuk menghasilkan rasa yang gurih.
Biasanya, kondisi kesehatan anak mungkin tidak langsung menurun ketika pertama kali mengonsumsi MSG.
Namun seiring waktu berjalan, jumlah MSG yang berlebihan ini dapat memengaruhi sistem imunitas tubuh.
Cara menjaga kondisi kesehatan anak agar tidak terkontaminasi MSG adalah dengan mengurangi konsumsi makanan ringan kemasan dan jajanan pinggir jalan.
Gantikan dengan masakan rumah saja ya, Moms.
Bagaimanapun juga, masakan rumah yang dibuat sendiri lebih menyehatkan karena komposisinya jelas dan pasti bernutrisi.
Moms juga sebaiknya tidak menggunakan MSG hanya untuk membuat masakan lebih lezat, mengingat kesehatan anak adalah fokus utama.
Nah itu dia Moms, penjelasan mengenai bahaya MSG pada anak dan risiko kesehatannya.
Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak, ya!
Artikel ini merupakan kerjasama dengan RSIA Bina Medika Bintaro.
- https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/questions-and-answers-monosodium-glutamate-msg
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/monosodium-glutamate/faq-20058196
- https://www.newscientist.com/article/dn2957-too-much-msg-could-cause-blindness/#:~:text=Eating%20too%20much%20monosodium%20glutamate,could%20make%20you%20go%20blind.&text=Researchers%20at%20Hirosaki%20University%20in,loss%20and%20have%20thinner%20retinas.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4618747/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.