06 Agustus 2024

Bayi Kembung dan Mencret: Penyebab, Gejala hingga Solusinya

Sering sendawa dan buang gas jadi salah satu ciri-ciri bayi kembung, Moms!

Moms khawatir dengan kondisi bayi kembung dan mencret yang terjadi secara tiba-tiba?

Yuk simak penyebab dan cara mengatasinya pada artikel ini!

Kembung tidak hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga bisa dialami bayi dan tentu saja akan membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

Gejala kembung biasanya terjadi karena terdapat udara atau gas di dalam perut atau usus.

Ketika Si Kecil mengalami perut yang kembung, terdapat gelembung-gelembung kecil di perut atau usus mereka dan terkadang dapat menyebabkan tekanan dan sakit perut.

Meskipun begitu, kebanyakan bayi tidak merasa terganggu dengan perut kembung mereka.

Namun jika perut bayi kembung, juga disertai dengan mencret, maka hal tersebut akan membuat mereka gelisah, tidak bisa tidur dan bahkan menangis lebih sering.

Sejumlah perawatan di rumah yang sederhana biasanya dapat menenangkan dan mengurangi gejala bayi kembung dan mencret tersebut.

Namun, mendiskusikan dengan dokter anak merupakan tindakan yang tepat untuk mendapatkan diagnosis akurat serta pengobatan yang tepat.

Berikut ini merupakan hal-hal yang harus Moms ketahui terkait gejala, penyebab, serta cara mengatasi bayi kembung dan mencret.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini 5 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut

Gejala Bayi Kembung dan Mencret

Gejala Bayi Kembung dan Mencret (Orami Photo Stocks)
Foto: Gejala Bayi Kembung dan Mencret (Orami Photo Stocks)

Ketika bayi menangis, mungkin Moms hanya mengira bahwa dia sedang lapar.

Padahal ada banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya, salah satunya saat Si Kecil mengalami perut yang kembung dan diikuti dengan konsistensi feses yang cair.

Selain menangis, Moms juga bisa melihat gejala lain bayi kembung dan mencret yang akan diuraikan berikut ini.

1. Bersendawa

Ciri-ciri perut bayi kembung adalah jika dia sering bersendawa.

Bayi yang bersendawa terjadi ketika terdapat gelembung udara yang terperangkap di dalam perut dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut.

Hal ini sering kali disebabkan saat Si Kecil menghirup udara berlebih saat proses menyusu.

Akibat hal tersebut, terdapat gelembung-gelembung gas yang terjebak di dalam perutnya yang menyebabkan perut kembung pada bayi.

Baca Juga: Jika Bayi Tidak Bersendawa, Lakukan 6 Hal Ini

2. Sering Buang Angin

Gas yang keluar ketika bayi buang angin merupakan hasil dari udara dan gas yang tertelan melalui mulut lalu menuju ke usus.

Pada sebagian besar kasus, di mana orang tua mengeluhkan buang angin pada Si Kecil yang berlebihan, tidak menunjukkan adanya gangguan pada saluran pencernaan.

Menurut Rowena Bennett, seorang perawat dan penulis buku Your Sleepless Baby: The Rescue Guide (2012), meskipun seolah Si Kecil memiliki gas yang banyak di dalam tubuhnya, namun sebenarnya hal tersebut merupakan sesuatu yang normal.

"Kebanyakan orang tua tidak menyadari bahwa bayi dapat mengeluarkan gas hingga 20 kali sehari dan tanpa gejala lambung lainnya, ini dianggap normal," kata wanita yang juga merupakan konsultan laktasi tersebut.

Meski normal, frekuensi buang angin yang lebih sering ditambah sendawa dan gejala lainnya bisa menunjukkan ciri-ciri perut bayi kembung.

3. Nyeri Perut atau Kram

Nyeri perut dapat memiliki tingkatan dari ringan hingga berat, serta dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa hari, tergantung pada penyebabnya.

Nyeri perut dapat terjadi secara terus-menerus atau hilang timbul.

Sebagai orang tua, tidak mudah untuk mengetahui apakah bayi sedang merasakan sakit pada perutnya atau tidak.

Para orang tua kerap kali menjadi sangat khawatir ketika mengamati perubahan perilaku bayi yang tidak normal.

Sebagai contoh, bayi yang usianya masih dini, mungkin ketika perutnya nyeri akan menunjukan perilaku yang lebih rewel, mendengus, mengerang, menarik wajah, dan tegang saat mereka buang angin atau buang air besar.

Ini disebabkan karena adanya refleks gastrokolik atau kontraksi usus besar yang dapat menimbulkan rasa mulas pada perut.

Baca Juga: 4 Fakta Tentang Kolik pada Bayi, Sudah Tahu?

4. Muntah

Muntah pada bayi bukanlah hal yang sama dengan gumoh. Gumoh memiliki keterikatan dengan GERD, dan dapat terjadi secara spontan.

Sementara muntah umumnya memiliki kaitan dengan kondisi infeksi gastrointestinal, alergi makanan, intoleransi laktosa, dan bisa juga efek samping dari pengobatan.

Kondisi diare juga memiliki hubungan dengan terjadinya muntah. Karena itu, keduanya bisa terjadi bersamaan dengan kembungnya perut bayi.

5. Feses yang Lembek dengan Intensitas Buang Air Besar yang Sering

Kondisi bayi kembung dan mencret biasanya disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi.

Pada beberapa kasus, bayi kembung dan mencret dapat memiliki gejala lainnya, seperti mengi, hidung tersumbat, timbul ruam, eksim, muntah, tinja berdarah, dan gangguan pertumbuhan.

Umumnya bayi yang masih menyusui memiliki konsistensi feses yang cenderung cair.

Meskipun begitu, feses yang cair pada bayi bisa juga dikatakan sebagai mencret atau diare.


6. Menangis dan Sulit Tidur

Jika bayi kembung dan mencret secara bersamaan, tentu akan membuat Si Kecil merasa sangat tidak nyaman.

Dia akan lebih sering menangis dan pada akhirnya susah tidur karena pola tidurnya terganggu akibat kurang nyaman dengan kondisi perutnya.

Bayi yang kurang waktu tidur dapat memengaruhi proses pertumbuhannya.

Berdasarkan penelitian di BMC Public Health, dijelaskan bahwa tidur yang cukup atau lebih lama pada anak dengan usia 0-4 tahun, dapat meningkatkan proses pertumbuhan dan regulasi emosi anak.

Baca Juga: Buah Hati Sakit Perut? Simak 3 Penyebab Perut Bergas Pada Bayi ASI Eksklusif

Penyebab Bayi Kembung dan Mencret

Bayi Menangis
Foto: Bayi Menangis (Orami Photo Stock)

Berikut ini adalah penyebab bayi kembung dan mencret yang harus Moms ketahui ketika Si Kecil telah menunjukan gejala-gejalanya.

1. Sistem Pencernaan yang Belum Matang

Rowena mengatakan sebagian kecil bayi memiliki kemungkinan menderita perut kembung dan mencret karena ketidakmampuan untuk mencerna protein, karbohidrat, lemak yang ditemukan dalam susu, jus, dan lainnya.

"Hal ini disebabkan oleh kurangnya produksi enzim pencernaan yang diperlukan tubuh dan yang disebabkan akibat belum matangnya pertumbuhan saluran pencernaan bayi," ujarnya.

2. Gangguan Saluran Pencernaan

Bayi yang diberi ASI atau susu formula dapat terus menunjukkan gejala lambung atau gangguan saluran pencernaan seperti kembung dan mencret yang berlebihan karena intoleransi laktosa sekunder.

Kondisi bayi kembung dan mencret bisa disebabkan adanya alergi protein pada susu. Meskipun jarang, gejala yang sama juga dapat terjadi pada bayi yang minum ASI.

Hal ini dikarenakan apa yang ibu konsumsi, dapat juga berpengaruh terhadap bayi. Untuk itu jagalah pola makan yang sehat selama menyusui ya, Moms!

Baca Juga: 4 Masalah Pencernaan yang Paling Sering Diderita Bayi

3. Intoleransi Laktosa

Laktosa adalah gula yang terdapat di dalam susu.

Dikutip dari Seattle Childrens, kebanyakan bayi tidak dapat menyerap laktosa sehingga bakteri usus mengubah laktosa menjadi gas.

Hal ini menyebabkan terdapat banyak gas dalam perut, perut kembung, dan sering BAB (Buang Air Besar).

Gangguan saluran pencernaan juga dapat terjadi ketika anak mulai mengonsumsi makanan lainnya selain ASI.

Gejala dapat terjadi saat adanya malabsorpsi karbohidrat, di mana karbohidrat tidak sepenuhnya dapat dicerna oleh tubuh.

4. Infeksi Saluran Pencernaan

Bayi kembung dan mencret dapat disebabkan oleh adanya infeksi gastrointestinal yang juga dikenal sebagai gastroenteritis, flu perut, flu lambung, atau virus perut, dan sering terjadi pada bayi.

Infeksi saluran cerna dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit seperti protozoa, cacing gelang, dan cacing pita.

Pada kasus seperti ini, Moms harus segera memeriksakan Si Kecil ke dokter.

Jangan memberikan obat apa pun, termasuk obat cacing usus (anthelmintik) kepada bayi atau anak-anak kecuali telah diresepkan oleh dokter.

Baca Juga: 7 Camilan yang Mengandung Probiotik, Baik untuk Pencernaan Anak

5. Obat-obatan

Terdapat banyak obat yang dapat diberikan kepada bayi untuk mengatasi kolik, sembelit, demam, dan infeksi.

Sayangnya obat-obatan tersebut memiliki efek samping yang dapat mengganggu pencernaan, kram perut, gas perut yang berlebihan, diare, dan sembelit.

Jika Si Kecil sedang dalam masa pengobatan atau penggunaan obat, diskusikan kemungkinan efek samping dari obat-obatan tersebut pada dokter atau apoteker.


Cara Mengatasi Bayi Kembung dan Mencret

Cara Mengatasi Bayi Kembung dan Mencret (Orami Photo Stocks)
Foto: Cara Mengatasi Bayi Kembung dan Mencret (Orami Photo Stocks)

Sebelum menemui dokter, Moms bisa mencoba beberapa cara seperti yang telah dikutip dari Medical News Today yang mungkin bisa membantu pemulihan Si Kecil yang sedang kembung dan mencret.

1. Pijat Kaki

Baringkan Si Kecil dengan posisi telentang dan angkat kaki dengan lutut ditekuk.

Gerakkan kaki secara perlahan seperti gerakan bersepeda untuk membantu bayi meringankan gas yang terperangkap di perutnya.

Baca Juga: 4 Masalah Pencernaan yang Paling Sering Diderita Bayi

2. Memeluk dengan Posisi Telungkup

Gendong Si Kecil dengan posisi telungkup dan jangan menghadap ke atas.

Bantu sanggah kepala Si Kecil, angkat sedikit, dan pastikan tidak ada yang menutupi wajah atau hidungnya.

3. Memijat Perut

Gosok perut Si Kecil dengan lembut. Coba tekan dan dorong dengan gerakan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.

4. Membantu Bersendawa

Bersendawa bagi Si Kecil bisa membantu mengeluarkan gas yang terperangkap di perut mereka.

Moms bisa menggosok atau menepuk punggung mereka dengan lembut, dengan posisi kepala yang lebih tinggi atau saat didudukkan.

Baca Juga: Anak Susah Minum Air Putih, Ini 4 Cara Memenuhi Kebutuhan Cairannya

5. Penuhi Kebutuhan Cairan

Saat bayi kembung dan mencret, maka penting sekali untuk menjaga asupan cairan agar dia tidak dehidrasi.

Jika Si Kecil berusia dibawah 6 bulan, maka Moms harus terus menyusuinya atau memberikan susu formula.

Namun bila Si Kecil sudah dapat makan dan minum selain ASI, berikan cairan seperti air putih atau cairan elektrolit sesering mungkin dan pastinya secara perlahan atau sedikit demi sedikit.

Selain itu, ubah menu makanannya menjadi makanan yang halus atau cair dan hindari makanan padat terlebih dahulu sampai anak benar-benar pulih.

Jika dehidrasi tidak teratasi dan mulai menunjukan gejala kekurangan cairan, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Baca Juga: Cegah Perut Kembung pada Bayi, Jangan Lakukan 6 Hal Ini saat Memberi Susu dengan Botol

Itu dia Moms penyebab, gejala, dan cara mengatasi bayi kembung dan mencret.

Jangan lupa juga agar memeriksakan Si Kecil ke dokter ya, Moms jika kembung terus berlanjut dan diare juga tidak mereda.

Apalagi jika dia terus menerus semakin rewel, karena bayi belum bisa memberitahukan kondisinya dengan jelas.

Sehingga menangis menjadi jalan satu-satunya untuk memberitahukan ketidaknyamanannya.

Jadi, perhatikan terus Si Kecil yang rewel, ya Moms. Bisa jadi memang kondisi yang dialaminya memang sudah sangat mengganggunya.

  • https://www.parents.com/recipes/scoop-on-food/reasons-your-kid-is-bloated-and-how-to-help/
  • https://www.babycareadvice.com/blogs/physical-problems/gassy-baby
  • https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/diarrhea-0-12-months/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324725#home-remedies
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5773910/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.