13 Cara Mengatasi Darah Keluar saat Berhubungan Seks
Cara mengatasi darah keluar saat berhubungan mungkin menjadi hal yang dicari para Moms, terlebih jika ini dialami ketika malam pertama.
Pendarahan pada vagina karena siklus menstruasi tentunya bukan hal yang asing bagi wanita.
Namun, jika darah keluar saat berhubungan, tentu akan lain ceritanya.
Jangan panik dulu ya Moms, karena pendarahan vagina ternyata banyak sekali penyebabnya.
Oleh karena itu, mari telaah apa saja gejala, penyebab, dan cara mengatasi darah keluar saat behubungan seks!
Baca Juga: 12 Posisi Seks Terbaik Menurut Kamasutra, Penasaran?
Penyebab Pendarahan Setelah Berhubungan Seksual
Secara umum, pendarahan setelah berhubungan seks secara medis dikenal sebagai perdarahan postcoital.
Kondisi ini bisa saja terjadi pada wanita dari berbagai usia, baik lansia sekali pun. Pada wanita yang belum menopause, sumber perdarahan biasanya berasal dari rahim.
Sementara pada wanita yang sudah masuk masa menopause, penyebab perdarahan lebih bervariasi. Misalnya bisa dari serviks (leher rahim), rahim, labia, atau saluran buang air kecil.
Dari segi penyebab, darah keluar setelah berhubungan seks biasanya disebabkan oleh kondisi yang umum.
Vagina bisa saja berdarah saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Pemicu paling umum, yaitu:
- Keadaan vagina yang kering baik karena kurangnya pelumas alami.
- Melakukan hubungan saat belum benar-benar terangsang.
- Sedang masa menyusui.
- Pengangkatan ovarium.
Meski begitu, tak menutup kemungkinan keluarnya darah setelah berhubungan jadi tanda awal dari penyakit tertentu.
Misalnya polip yang dapat tumbuh di leher atau lapisan endometrium rahim akan mengiritasi jaringan di sekitarnya.
Infeksi jamur, bakteri, dan iritasi pada vagina juga memperbesar kemungkinan keluar darah saat berhubungan.
Walau begitu, keadaan ini tentunya membuat kegiatan berhubungan jadi tak nyaman.
Oleh karena itu, Moms perlu segera menemukan cara mengatasi darah keluar saat berhubungan yang tepat.
Baca Juga: 20+ Film Semi Terbaik dari Mancanegara, Panas dan Erotis!
Gejala Abnormal Pendarahan Vagina
Selain itu, amati juga tanda-tanda lain yang menyertai pendarahan vagina. Sebenarnya vagina yang luka dan berdarah setelah berhubungan cukup wajar.
Namun, hal ini bisa juga merupakan awal dari gejala penyakit yang perlu penanganan serius.
Beberapa gejala abnormal yang patut Moms perhatikan di antaranya, yaitu:
- Pendarahan berat
- Terasa sakit setiap berhubungan
- Vagina terasa gatal
- Terasa panas dan menyengat saat buang air kecil
- Nyeri perut
- Nyeri punggung bagian bawah
Jangan didiamkan, ya, segera temukan cara mengatasi darah keluar saat berhubungan.
Jika perlu, lakukan konsultasi dokter atau perawatan khusus untuk mengobati pendarahan setelah berhubungan seks.
Sebab, apabila mengalami gejala-gejala seperti ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda adanya kondisi medis serius seperti infeksi, endometriosis, mioma, kista ovarium, atau bahkan kanker pada organ reproduksi.
Baca Juga: 6 Fakta tentang Keadaan Janin saat Berhubungan Intim
Cara Mengatasi Darah Keluar saat Berhubungan Seks
Dalam American College of Obstetricians and Gynaecologists, disebutkan hampir 3 dari 4 wanita akan mengalami rasa sakit saat berhubungan seks dalam hidup mereka.
Cara mengatasi darah keluar saat berhubungan harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Tanda-tanda perdarahan yang mengindikasikan gangguan atau penyakit tertentu pada organ intim harus ditangani langsung oleh dokter.
Terlepas itu, ada beberapa cara mengatasi darah keluar saat berhubungan, di antaranya sebagai berikut.
1. Jangan Terburu-buru Menyudahi Foreplay
Foreplay punya peranan penting dalam menggapai sensasi klimaks saat bercinta dengan pasangan.
Ini merupakan salah satu cara mengatasi darah keluar saat berhubungan paling ampuh.
Jika disudahi terlalu cepat saat Moms dan pasangan belum sepenuhnya "panas", kegiatan seks bisa berubah jadi tidak nyaman.
Apalagi wanita memang butuh waktu lebih lama hingga sepenuhnya terangsang dibandingkan dengan laki-laki.
Jika pelumas alami belum sepenuhnya membasahi vagina, tentu penetrasi bisa saja terasa perih bahkan menyakitkan.
Tidak sekadar ciuman mesra, Moms dan pasangan bisa diskusikan ragam foreplay yang diinginkan oleh masing-masing individu.
2. Rangsang Bagian Sensitif Saat Seks
Jarang diketahui, cara mengatasi darah keluar saat berhubungan seks ini perlu dicoba.
Utarakan mana saja bagian-bagian sensitif yang ingin disentuh dan tidak.
Tidak perlu malu jika memang ingin mencoba pemanasan dengan bantuan media lain seperti makanan, penutup mata, dan lain sebagainya.
Merangsang dengan cara dan durasi yang tepat tentunya akan membuat kalian lebih nyaman serta bergairah. Dengan demikian, risiko vagina berdarah dapat diminimalisir.
Namun, jangan paksakan diri untuk melakukan sesuatu yang dirasa tidak nyaman dengan alasan demi menyenangkan pasangan.
Cobalah jujur dengan perasaan dan keinginan masing-masing ya, Moms.
Baca Juga: 10+ Rekomendasi Merek Lubricant dan Tips Menggunakannya
3. Gunakan Pelumas Buatan
Cara mengatasi darah keluar saat berhubungan seks berikutnya adalah menggunakan pelumas.
Memang benar jika vagina memiliki kemampuan untuk memproduksi pelumas alami.
Namun, ada beberapa keadaan yang membuat vagina menjadi lebih kering, seperti:
- Sedang hamil
- Masa menyusui
- Masuk masa menopause
- Konsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa wanita ada juga yang memang memiliki produksi pelumas vagina lebih sedikit.
Jika Moms merasa masuk dalam salah satu kategori tersebut, tidak ada salahnya menggunakan pelumas atau lubricant sebelum mulai berhubungan.
Tetapi perlu diperhatikan pemilihan jenis pelumasnya. Sebaiknya, hindari pelumas berbahan dasar minyak karena justru berpotensi membuat vagina iritasi.
4. Pakai Pelembap Bahan Alami
Selain pelumas, sejumlah produk pelembap pun bisa dijadikan cara mengatasi darah keluar saat berhubungan seks.
Pelembap dengan bahan alami cenderung lebih aman dan nyaman digunakan bagi sebagian orang.
Moms juga bisa mencoba pelembap dengan aroma tertentu sebagai variasi bercinta yang berbeda.
Salah satunya adalah aroma stroberi yang merupakan buah afrodisiak, alias buah yang dapat membangkitkan gairah seksual.
Namun, apabila memiliki kulit sensitif, sebaiknya hindari memakai pelembap alami dengan racikan tertentu. Hal ini karena bisa saja alergi terhadap salah satu bahan alami tersebut.
Baca Juga: 7 Inspirasi Padu Padan Lace Bra, Ini Rekomendasi Produknya!
5. Eksplorasi Gaya Bercinta Baru
Melansir Obstetrics & Gynecology International Journal, sekitar 6% wanita mengalami pendarahan yang tidak terkait menstruasi.
Bahkan, darah yang keluar jumlahnya akan lebih tinggi untuk wanita pascamenopause.
Salah satu perdarahan tersebut bisa disebabkan oleh berhubungan seks.
Dalam bercinta, ada yang bilang kalau posisi menentukan kenyamanan dalam seks.
Sepertinya ungkapan itu benar adanya, karena hal ini merupakan salah satu cara mengatasi darah keluar saat berhubungan badan.
Setiap orang punya referensi gaya atau posisi bercinta masing-masing yang dianggap nyaman serta memberikan sensasi maksimal.
6. Coba Gaya Women on Top (WOT)
Ada banyak gaya bercinta yang bisa diterapkan saat malam pertama untuk menghindari rasa sakit.
Faktor yang menyebabkan nyaman tidaknya posisi bercinta juga beragam, bisa saja karena ukuran penis yang terlalu besar maupun bentuk rahim.
Jadi, cobalah berbagai posisi seks hingga menemukan kenyamanan bersama pasangan.
Salah satu posisi yang bisa dicoba untuk sebagai cara mengatasi keluar darah saat berhubungan seks adalah posisi women on top atau posisi wanita berada di atas.
Posisi seks ini dapat meminimalisir risiko vagina cedera atau luka pada vagina.
Dengan begitu, Moms punya lebih leluasa mengontrol ritme gerakan dan menyesuaikannya dengan kenyamanan tubuh.
7. Berdiskusi dengan Pasangan
Pikiran yang tenang dan tubuh yang rileks merupakan kunci untuk mendapatkan pengalaman bercinta yang optimal.
Untuk malam pertama, ini bisa menjadi cara mengatasi darah keluar saat berhubungan.
Pendarahan saat malam pertama, ini bisa terjadi selama 1-2 hari karena adanya bagian vagina yang meregang dan pecah.
Karena itu, penting sekali ngobrol dengan pasangan tentang kondisi tertentu yang sedang dialami maupun mood yang sedang dirasakan.
Misalnya, jika merasa tidak nyaman dengan gaya seks agresif yang membuat gesekan dalam vagina terasa menyakitkan.
Tak hanya itu, salah satu contoh ekstrem, pernah mengalami trauma seksual di masa lalu.
Baca Juga: Mengenal Masokis, Kelainan Seksual yang Ditandai dengan Kesenangan terhadap Rasa Sakit
8. Mandi Air Hangat
Karena wanita dengan riwayat trauma maupun pelecehan seksual, mungkin saja merasa lebih insecure, tidak nyaman, atau kesulitan bersantai saat akan mulai berhubungan.
Terbuka dengan hal-hal seperti ini akan sangat membantu dalam mencapai gairah seksual.
Artinya, risiko vagina luka dan berdarah dapat dikurangi saat kita merasa nyaman dan cairan vagina keluar secara maksimal.
Selain itu, cara mengatasi darah keluar saat berhubungan seks bisa juga awali kegiatan bercinta dengan mandi air hangat hingga tubuh menjadi rileks.
Berendam air hangat bersama pasangan sambil memulai obrolan "nakal" juga bisa jadi salah satu cara mengatasi darah keluar saat berhubungan sekaligus relaksasi yang bisa dicoba.
9. Perbanyak Minum Air Putih
Cara mengatasi keluar darah saat berhubungan seks berikutnya adalah dengan banyak minum air putih.
Tak hanya kulit, vagina pun bisa menjadi lebih kering saat tubuh kita kekurangan cairan.
Melansir Glamour, Sherry A. Ross, MD, pakar kesehatan wanita mengatakan, ketika tubuh tidak terhidrasi dengan baik, kulit luar vagina termasuk labia mayora dan labia minora cenderung menjadi kering.
Tidak cuma menyebabkan kekeringan yang berpotensi luka vagina, dehidrasi ternyata bisa memicu pertumbuhan jamur di area kewanitaan.
"Jika vagina mengalami dehidrasi secara terus-menerus, wanita bisa merasakan sensasi gatal, terbakar, dan nyeri pada vagina dan itu dapat menyebabkan atau memperburuk infeksi jamur," kata Ross.
Mayo Clinic menyarankan setidaknya kita minum 8 gelas perhari. Ini adalah cara mengatasi keluar darah saat berhubungan yang paling mudah, bukan?
Baca Juga: 13 Penyebab Mual Setelah Berhubungan Intim, Cari Tahu Yuk!
10. Gunakan Kondom
Gesekan antara penis dan vagina tidak menutup kemungkinan menjadi sumber penyebab vagina luka dan berdarah setelah berhubungan.
Kalau masalah Moms dan pasangan adalah ini, kondom bisa menjadi alternatif selain lubricant sebagai cara mengatasi darah keluar saat berhubungan intim.
Hal ini akan memperlicin jalannya penetrasi penis, sehingga cedera vagina bisa diminimalisir.
Jika ingin membalurkan pelumas tambahan pada kondom, pastikan pelumas berbahan air atau silikon.
Hal ni karena pelumas berbahan minyak bisa merusak kondom lateks atau berpotensi sebabkan alergi pada kulit yang sensitif.
11. Hindari Penggunaan Sabun Kewanitaan yang Berlebihan
Hobi menggunakan sabun kewanitaan agar miss V semakin bersih dari bakteri?
Rupanya anggapan tersebut kurang tepat, lho! Diketahui bahwa terlalu sering memakai pembersih atau sabun kewanitaan justru bisa membunuh bakteri baik di vagina.
Ketika bakteri baik tidak ada, ini membuat bakteri jahat dengan mudah dapat berkembang biak.
Tak menutup kemungkinan iritasi vagina bisa terjadi akibat keseimbangan pH yang berubah.
Jika sudah iritasi, tentunya berhubungan jadi tidak nyaman dan potensi luka hingga pendarahan pada vagina jadi makin besar.
Sebenarnya vagina sudah memiliki sistem untuk membersihkan dirinya sendiri tanpa bantuan apapun.
Cukup dibasuh dengan air di area luar saja, tak perlu hingga masuk ke dalam.
Jika ingin menggunakan sabun sebagai cara mengatasi keluar darah saat berhubungan, pastikan pilih produk dengan pH seimbang dan tidak beraroma.
12. Menjalani Terapi Estrogen
Cara mengatasi darah keluar saat berhubungan selanjutnya adalah menjalani terapi estrogen bagi wanita menopause.
Menopause akan menimbulkan berbagai efek pada tubuh wanita, termasuk menyebabkan vagina kering. Akibatnya, vagina dapat berdarah setelah berhubungan intim.
Wanita dalam masa menopause sebenarnya dapat memilih untuk menjalani terapi hormon estrogen.
Melansir Menopause Journal, produk dalam terapi hormon estrogen umumnya berbentuk krim vagina, ring vagina, atau produk yang digunakan secara oral.
Meski demikian, terapi estrogen yang dilakukan dalam jangka waktu lama memiliki efek samping.
Oleh karena itu, Moms harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalaninya.
13. Berbaring dan Tenangkan Diri
Berbaring dan tenangkan diri adalah salah satu cara sederhana untuk mengatasi darah keluar saat berhubungan seksual.
Terutama jika perdarahan terjadi karena ketegangan atau kecemasan yang dialami oleh salah satu atau kedua pasangan.
Dalam situasi ini, berbaring dengan nyaman dan bernapas dalam-dalam dapat membantu mengurangi ketegangan fisik dan emosional yang mungkin menyebabkan perdarahan lebih lanjut.
Tenangkan diri juga memungkinkan pasangan untuk berkomunikasi dengan lebih baik tentang apa yang mereka rasakan.
Karena ketika diri sudah tengan Moms dan Dads membuat keputusan yang tepat, misalnya untuk melanjutkan atau menghentikan hubungan seksual.
Baca Juga: 9+ Gerakan Pemanasan Sebelum Berhubungan Seks, Bikin Tahan Lama!
Itulah beragam cara mengatasi darah keluar saat berhubungan yang bisa Moms terapkan.
Jika cara mengatasi darah keluar saat berhubungan di atas tak efektif dan mengalami gejala tak nyaman bahkan lebih dari satu, Moms bisa memeriksakan diri ke dokter.
Hal ini dilakukan untuk observasi lebih lanjut soal adanya indikasi penyakit lain ya, Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4086375/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6538478/
- https://www.verywellhealth.com/top-causes-of-vaginal-bleeding-after-sex-3520909#
- https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/sex-life/a29438/bleeding-during-sex/
- https://www.healthline.com/health/womens-health/bleeding-after-sex#prevention
- https://www.acog.org/womens-health/faqs/abnormal-uterine-bleeding
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/water/art-20044256#:~:text=You've%20probably%20heard%20the,fluids%20whenever%20they%20feel%20thirsty.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.