Bagaimana Cara Mengatasi Sperma Encer?
Dads apakah ada yang berbeda saat ejakulasi, misalnya seperti tekstur cairan sperma yang keluar lebih encer dari biasanya? Tenang dan jangan buru-buru ke dokter, ya.
Sperma encer merupakan kondisi yang banyak dialami para pria, terutama mereka yang usianya sudah mulai menginjak kepala 4.
Namun, tidak perlu khawatir berlebihan. Mungkin saja penyebabnya dapat diatasi sendiri.
Penyebab dan Cara Mengatasi Sperma Encer
Sebelumnya, mari mengoreksi salah kaprah terlebih dahulu. Cairan yang keluar saat ejakulasi bukan sperma, melainkan semen.
Fungsi cairan semen adalah membawa sel sperma bersama cairan lainnya dari kelenjar prostat dan organ lain yang disebut seminal vesicles.
Menurut Dr. Kam Mann, semen encer terkadang normal bagi sebagian pria dan tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, beberapa kondisi kesehatan dapat mempengaruhi konsistensi cairan dan menyebabkan semen encer. Lantas, apa penyebabnya?
1. Jumlah Sperma Rendah
Foto: freepik.com
Disebut juga sebagai Oligospermia, jumlah sperma yang rendah dalam cairan semen memengaruhi teksturnya.
Jumlah ini dapat diketahui dengan melakukan analisa semen di laboratorium yang memiliki fasilitasnya.
Berdasarkan Pusat Medis Universitas Rochester, volume semen normal adalah sebanyak 2-5 ml dengan jumlah sperma antara 50 hingga 200 juta per mililiter.
Jumlah sel sperma tidak normal dapat mengindikasikan penyakit tertentu yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau pengaruh dari gaya hidup yang kurang sehat.
Berhenti merokok, mengurangi minum alkohol, olahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, tidur cukup, serta mengelola stres dapat meningkatkan kualitas cairan semen dan mengatasi sperma encer.
Baca Juga: 6 Penyebab Sperma Encer
2. Terlalu Sering Ejakulasi
Foto: freepik.com
Masturbasi atau berhubungan seksual berkali-kali dalam sehari, membuat tubuh tidak dapat cukup waktu untuk pulih dan memproduksi jumlah semen yang normal dan berkualitas.
Sebuah penelitian dari Translational Andrology and Urology pada tahun 2016 dilakukan dengan memberikan jadwal ejakulasi pada 20 pria dalam 14 hari dengan jarak waktu 3-5 hari setiap ejakulasinya.
Hasilnya, ditemukan bahwa volume semen dan jumlah sperma berkurang di antara hari ke-1 dan ke-3, kemudian juga di antara hari ke-7 dan ke-14.
Untuk itu, apabila Dads hendak mengatasi sperma encer, mengelola aktivitas seksual agar ejakulasi tidak terlalu sering bisa jadi solusi.
3. Kekurangan Zat Besi
Foto: freepik.com
Zat besi berperan sebagai daya tahan tubuh, menyembuhkan luka, dan kesuburan.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi atau menyimpan zat besi, sehingga zat besi hanya bisa didapat dari makanan yang masuk ke tubuh.
Mengonsumsi suplemen atau makanan-makanan kaya zat besi secara teratur dapat menjadi solusi, contohnya kerang, daging merah, kacang-kacangan, dan produk dari susu.
Baca Juga: 7 Bahan Alami untuk Mengatasi Sperma Encer
4. Cairan Pra-Ejakulasi
Foto: freepik.com
Masalah sperma encer lainnya adalah kemungkinan Dads menyalahartikannya dengan cairan pra-ejakulasi.
Cairan ini biasanya encer dengan sedikit sperma keluar dan terjadi sebelum ejakulasi penuh.
Perhatikan warnanya, apakah bening atau sedikit berwarna?
Bila sangat bening, kemungkinan besar ini adalah cairan pra-ejakulasi yang biasanya keluar saat foreplay.
Kapan Harus ke Dokter?
Penyebab umum di atas pada dasarnya dapat teratasi dengan sendirinya atau dengan menerapkan pola hidup sehat.
Namun, jika cara mengatasi sperma encer di atas tidak berhasil untuk jangka waktu yang cukup lama, ada baiknya Dads memeriksakan diri ke dokter, terlebih bila disertai gejala-gejala berikut:
- Warna semen berubah dari warna keputihan menjadi warna lain seperti kemerahan, kecokelatan, kekuningan, atau kehijauan.
- Sakit saat buang air kecil.
- Merasa nyeri atau tidak nyaman pada testis atau skrotum.
- Nyeri pada punggung bawah atau perut bawah.
- Demam.
- Menggigil.
- Mual.
Baca Juga: Perlukah Khawatir Bila Sperma Encer dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Itulah beberapa cara mengatasi sperma encer. Semoga setelah menerapkan langkah-langkah di atas, kualitas sperma jadi lebih baik, sehingga Dads bisa tenang dan hubungan intim dengan pasangan pun jadi lebih baik.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.