Cara Mengukur Glasgow Coma Scale (GCS) dan Tingkat Skalanya
Tingkat kesadaran manusia bisa dinilai melakukin Glasgow Coma Scale (GCS) dengan tiga aspek, yaitu respons mata, respons suara, dan respons gerak.
Tiga aspek ini dinilai melalui pengamatan, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan angka GCS.
Selain tingkat kesadaran, GCS juga dapat digunakan sebagai parameter untuk menilai kemungkinan keberhasilan perawatan.
Untuk itu, simak penjelasan lebih lengkap tentang tes Glasgow Coma Scale di bawah ini.
Apa Itu GCS
GCS adalah skala yang digunakan untuk melihat tingkat kesadaran seseorang.
Dimana biasanya digunakan oleh para tenaga medis berdasarkan respons yang diberikan pasien terkait.
Skala ini biasanya digunakan ketika seseorang mengalami benturan yang keras atau kecelakaan.
Ketika skala GCS normal, berarti orang yang mengalami cedera bisa dibilang baik-baik saja.
Skala GCS normal pun sekarang bisa menjadi ukuran untuk menilai tingkat kesadaran ketika memberikan pertolongan darurat medis.
Dilansir dari Healthline, GCS normal bisa didapatkan jika seseorang memiliki tingkat kesadaran yang cukup atau bisa dibilang terjaga sepenuhnya ketika berada di skala 15.
Baca Juga: Mengenal Kondisi Koma, Apakah Pasien Bisa Mendengar?
Penilaian Tingkat Kesadaran
Penurunan kesadaran bisa berbeda-beda pada tiap orang.
Hal yang perlu ditegaskan, tingkat penurunan kesadaran ini berbeda dengan pingsan.
Seseorang yang pingsan bisa sadar penuh setelahnya.
Akan tetapi, penurunan kesadaran bisa menetap dalam waktu yang lebih lama.
Beberapa tahapan berikut yang akan dilalui sampai seseorang mengalami penurunan kesadaran hingga tak sadarkan diri.
Berikut penilaian tingkat kesadaran dan skala GCS atau nilai GCS yang mewakilinya:
1. Compos Mentis
Compos mentis adalah kondisi pasien yang sadar sepenuhnya dan mampu merespons instruksi petugas medis dan lingkungan dengan sangat baik.
Nilai skala GCS untuk tingkat kesadaran compos mentis adalah 15-14.
2. Apatis
Apatis adalah keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12.
Baca Juga: 6 Tingkat Penurunan Kesadaran, Mulai dari Kesulitan Mengenali Sekitar, hingga Koma
3. Delirium
Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran seseorang yang disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang terganggu.
Pengidapnya akan tampak gelisah, kacau, disorientasi, dan meronta-ronta.
Nilai GCS untuk delirium adalah 11-10.
4. Somnolen
Somnolen adalah kondisi ditandai dengan mengantuk yang masih dapat dipulihkan bila diberi rangsangan.
Namun, saat rangsangan dihentikan, orang tersebut akan tertidur lagi.
Pada somnolen, jumlah jam tidur meningkat dan reaksi psikologis menjadi lambat.
Nilai GCS untuk somnolen adalah 9-7.
Baca Juga: Pingsan, Cari Tahu Gejala, Jenis, hingga Cara Mengatasinya
5. Sopor
Soporo adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat dibangunkan melalui rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri.
Pasien masih bisa dibangunkan dengan rangsangan kuat.
Namun, mereka tidak terbangun sepenuhnya dan tidak dapat memberi jawaban verbal yang baik.
Pada soporous/stupor, refleks kornea dan pupil baik, tetapi BAB dan BAK tidak terkontrol.
Stupor disebabkan oleh disfungsi serebral organic difus. Nilai GCS adalah 6-5.
6. Semi Koma
Semi koma adalah kondisi penurunan kesadaran, ketika pasien tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan tidak dapat dibangunkan sama sekali.
Namun, refleks kornea dan pupilnya masih baik. Nilai GCS untuk semi koma adalah 4.
7. Koma
Koma adalah penurunan kesadaran yang terjadi sangat dalam.
Pada tubuh pengidapnya tidak ada gerakan spontan dan tak ada respon terhadap nyeri yang dirasakan.
Nilai GCS untuk koma adalah 3.
Setelah mengetahui berbagai tingkatan kesadaran, selanjutnya Moms akan mengetahui bagaimana cara mengukur penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan nilai GCS.
Baca Juga: Cairan Infus: Jenis, Manfaat, dan Risiko Efek Sampingnya
Skala GCS Normal dan Cara Pengukurannya
Menurut jurnal Glasgow Coma Scale, GCS bisanya digunakan untuk mendeskripsikan secara objektif tentang tingkat kesadaran seseorang pada pasien medis dan trauma akut.
Skala tersebut bisa dilakukan dengan menilai 3 pasien sebagai aspek responsif seperti mata, motorik dan juga verbal.
Melaporkan masing-masing hal ini secara terpisah, memberikan gambaran pasien yang jelas dan bisa dilakukan oleh pasien.
Ukuran GCS normal biasanya didapatkan ketika seseorang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi.
Hal ini bisa terjadi ketika seseorang sadar dengan sepenuhnya.
Sementara itu, orang yang memiliki kesadaran rendah biasanya dikatakan sedang koma dan memiliki skala 3.
Berikut cara mengetahui GCS normal dan rendah.
1. Pemeriksaan Mata
Pengukuran skala GCS bisa dilakukan dengan pemeriksaan mata.
Berikut nilai dari skala pemeriksaan yang bisa diambil:
- Skala 1: Mata tidak bereaksi dan tetap terpejam
- Skala 2: Mata baru terbuka saat tim medis merangsang nyeri
- Skala 3: Mata pasien terbuka hanya dengan mendengar suara dan perintah tim medis
- Skala 4: Mata bisa terbuka secara spontan tanpa disentuh atau diperintah
2. Pemeriksaan Suara
Nilai atau poin GCS pun bisa didapatkan dari pemeriksaan respons terhadap suara yang dilakukan. Berikut poin dan cara evaluasi yang biasa dilakukan oleh tim medis:
- Skala 1: Pasien sama sekali tidak mengeluarkan suara meski sudah dipanggil atau diberikan rangsangan nyeri
- Skala 2: Pasien merintih tanpa bisa mengeluarkan suara jelas
- Skala 3: Pasien berkomunikasi namun tidak jelas atau kalimat tidak utuh
- Skala 4: Pasien menjawab pertanyaan tim medis namun seperti kebingungan. Percakapan tidak lancar
- Skala 5: Pasien dapat menjawab semua pertanyaan tim medis dengan benar. pasien memiliki kesadaran penuh
Baca Juga: Pita Suara Rusak atau Laringitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
3. Gerakan
Nilai GCS pun bisa diberikan dengan memperhatikan gerakan yang diberikan. Ini dia cara mengukur dan poin yang diberikan oleh tim medis:
- Skala 1: Pasien tidak memberikan respon lewat gerakam tubuh meski sudah diberi rangsangan nyeri
- Skala 2: Pasien cuma bisa mengepalkan jari atau menekuk kaki dan tangan saat diberi rangsangan nyeri
- Skala 3: Pasien hanya bisa menekuk lengan dan memutar bahu saat diberi rangsangan
- Skala 4: Pasien bisa menggerakkan tubuh menjauhi sumber nyeri
- Skala 5: Tubuh pasien yang sakit bisa digerakkan dan dapat menunjukkan lokasi nyeri
- Skala 6: Pasien bisa melakukan gerakan saat diperintah tim medis dengan lancar
Skala GCS bisa didapatkan dengan cara menjumlahkan tiap poin yang diperoleh dari 3 aspek pemeriksaan yang sudah disebutkan.
Skala tersebut biasanya dilakukan sebagai tahap awal ketika ingin mengevaluasi kondisi seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan dan belum sadarkan diri.
Sebelum memutuskan untuk melakukan pertolongan yang lebih lanjut, tim medis biasanya perlu memastikan GCS yang dimiliki oleh seseorang.
Perlu diketahui Moms, GCS tak bisa dipakai untuk melakukan diagnosa terhadap penyebab penurunan kesadaran atau koma.
Jika menolong seseorang yang mengalami kecelakaan, Moms dan Dads bisa melaporkan angka GCS pada pihak medis yang menangani.
Melansir Journal of Neuroscience Nursing, pelatihan dan pemahaman yang tepat mengenai komponen GCS, terutama aspek motorik, akan sangat membantu para dokter dan tim medis.
Baca Juga: Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Pusing dan Pingsan Saat Hamil
Membaca Tingkat Kesadaran dari Hasil GCS
Untuk menilai tingkat kesadaran pasien, hasil dari masing-masing respons akan dijumlahkan.
Nilai 3 adalah yang paling buruk dan nilai 15 adalah yang paling baik.
Pasien dengan nilai GCS 3-8, dapat dikategorikan dalam kondisi koma.
Semakin rendah nilai GCS, maka kemungkinan keberhasilan perawatannya pun akan semakin kecil.
Pasien yang memiliki nilai GCS tinggi, berpotensi lebih besar untuk sembuh.
Pasien dengan nilai GCS hanya berkisar 3-5, memiliki kondisi yang sudah fatal, terutama jika pupil mata sudah tidak dapat bergerak lagi.
Kekurangan CGS
Berikut beberapa kekurangan CGS yang bisa saja ditemukan saat menggunakan alat ini.
1. Subjektivitas dalam Penilaian
Skor GCS bisa subjektif karena bergantung pada interpretasi individu penguji.
Misalnya, penilaian terhadap respons verbal atau motorik bisa berbeda antara satu penguji dengan penguji lain, yang dapat menyebabkan inkonsistensi dalam skor.
2. Keterbatasan pada Pasien Tertentu
GCS mungkin tidak akurat untuk menilai kesadaran pada pasien dengan cedera atau kondisi tertentu.
Misalnya, pasien yang intubasi tidak dapat dinilai untuk respons verbal, dan ini bisa mempengaruhi akurasi skor total.
3. Tidak Memperhitungkan Faktor Lain
GCS tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkat kesadaran.
Seperti penggunaan obat-obatan sedatif, alkohol, atau obat-obatan lain yang mempengaruhi sistem saraf.
4. Keterbatasan dalam Mendeteksi Perubahan Ringan
Meskipun baik untuk penilaian awal, GCS mungkin tidak sensitif terhadap perubahan kecil dalam tingkat kesadaran.
Ini bisa membatasi kemampuannya untuk mendeteksi perbaikan atau penurunan kondisi pasien secara dini.
Penyebab Turunnya Kesadaran Seseorang
Skala GCS bisa saja normal dan kemudian menurun karena berbagai macam hal.
Gangguan kesadaran bisa berasal dari otak ataupun organ lain.
Ini dia beberapa hal yang bisa menjadi faktor kesadaran yang menurun.
1. Gangguan Metabolisme
Gangguan metabolisme adalah kondisi saat tubuh mengalami proses kimiawi yang tidak wajar.
Proses kimiawi ini mengganggu proses metabolisme normal sehingga tubuh tidak mendapatkan zat-zat penting dalam jumlah yang sesuai
Gangguan metabolisme juga bisa menjadi penyebab menurunnya kesadaran seseorang, seperti:
- Gagal ginjal
- Diabetes melitus
- Hepar
- Infeksi hati
2. Infeksi
Beberapa infeksi dapat menjadi beberapa faktor penurunan kesadaran, seperti:
- Celebritis
- Abses otak
- Meningitis
Infeksi bisa disebabkan banyak hal, misalnya:
- Bakteri
- Jamur
- Virus
- Penyakit lainnya
Jadi, ketika seseorang mengalami penurunan kesadaran yang disertai dengan tingginya suhu tubuh, dicurigai orang tersebut memiliki kondisi ensefalomeningitis.
3. Gangguan Sirkulasi Darah
Gangguan sirkulasi darah yang berada di otak pada bagian cerebrum, batang otak atau cerebellum bisa menjadi salah satu penyebab turunnya kesadaran.
Hal ini pun bisa terjadi ketika tubuh mengalami perdarahan, emboli dan juga tromonsis.
4. Tumor
Tumor yang berada di otak, baik primer ataupun metastatik seringkali hadir.
Tumor pun lebih sering diidap oleh orang yang sudah berada di usia dewasa dan juga usia lanjut.
Jika memiliki tumor di otak pada umumnya kesadaran seseorang tersebut bisa berangsur-angsur hilang.
Meski demikian hilangnya kesadaran bersifat progresif atau bisa dibilang tidak akut.
5. Kecelakaan
Kecelakaan juga bisa menjadi salah satu penyebab seseorang kehilangan tingkat kesadarannya.
Kecelakaan bisa mengakibatkan luka kecil hingga cedera otak yang traumatik.
Cedera kepala bisa terjadi ketika kepala memiliki luka fisik atau bahkan terjadi di dalam kepala tanpa adanya luka.
6. Stroke
Penurunan kesadaran pada seseorang bisa disebabkan akibat stroke, yang terjadi ketika suplai darah ke otak terputus akibat pembuluh darah tersumbat atau pecah.
Dalam kasus stroke, kerusakan pada area otak yang mengatur kesadaran, perdarahan otak dan edema otak.
Sehingga perubahan suplai oksigen dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan penurunan kesadaran.
Baca Juga: Tumor Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Pengobatan
Nah, itu dia Moms penjelasan mengenai GCS dan cara mengetahui tingkat kesadaran seseorang yang diukur dari poin GCS.
- https://www.healthline.com/health/head-injury#treatments
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513298/
- https://journals.lww.com/jnnonline/Abstract/2016/12000/The_Glasgow_Coma_Scale__GCS___Deciphering_the.5.aspx
- https://www.brainline.org/article/what-glasgow-coma-scale
- https://biau.org/about-brain-injuries/what-to-expect/coma-patient-score-glasgow/
- https://www.healthline.com/health/coma
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.