22 Juli 2023

Sindrom Kaki Gelisah: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Salah satu pemicunya adalah stres

Pernahkah Moms menggerakkan kaki tiba-tiba secara tak sadar? Jika ya dan sering, bisa jadi itu adakah gejala sindrom kaki gelisah.

Kondisi ini juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom atau Sindrom Wittmaack-Ekbom.

Sindrom kaki gelisah alias restless leg syndrome (RLS) adalah kelainan umum yang mempengaruhi sistem saraf tubuh.

Kondisi ini ditandai dengan tidak nyaman pada kaki, yang kemudian menimbulkan keinginan untuk mendorong atau menghentakkan kaki.

Kondisi ini bisa mengganggu istirahat, terutama pada malam hari. 

Melansir National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sindrom kaki gelisah bisa terjadi pada usia berapa pun.

Meski begitu, kondisi ini umumnya terjadi lebih parah pada usia paruh baya.

Selain itu, wanita memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami sindrom kaki gelisah dibandingkan pria.

Lantas, apa gejala hingga cara mengatasi sindrom kaki gelisah? Yuk, simak penjelasan lebih lengkap di bawah ini!

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger, Sindrom yang Memiliki Kemampuan Intelektual Tinggi

Gejala Sindrom Kaki Gelisah

Sindrom Kaki Gelisah
Foto: Sindrom Kaki Gelisah (helpguide.org)

Gejala sindrom kaki gelisah yang paling umum adalah dorongan yang luar biasa untuk menggerakkan kaki, terutama saat Moms duduk diam atau berbaring di tempat tidur.

Melansir Mayo Clinic, gejala-gejala yang dialami penderita sindrom kaki gelisah antara lain:

  • Sensasi tersebut biasanya dimulai setelah berbaring atau duduk dalam waktu lama, seperti di dalam mobil, pesawat terbang, atau gedung bioskop.
  • Merasa lega setelah menggerakan kaki. Sensasi sindrom kaki gelisah akan berkurang dengan gerakan, seperti peregangan, menggoyangkan kaki, mondar-mandir atau berjalan.
  • Memburuknya gejala di malam hari. Gejala terjadi terutama di malam hari.
  • Kaki berkedut di malam hari. Sindrom ini dapat dikaitkan dengan kondisi lain yang lebih umum disebut gerakan tungkai periodik tidur, yang menyebabkan kaki bergerak dan menendang sepanjang malam meski sedang terlelap.

Melansir Neuropsychiatric Disease and Treatment, sindrom kaki gelisah dapat mempengaruhi kemampuan tidur pasien, terutama jika sindrom ini terjadi di saat malam.

Banyak pasien melaporkan bahwa gejala yang mereka rasakan biasanya terasa lebih buruk di saat malam, dan lebih buruk lagi saat mereka sedang mencoba untuk tidur.

Namun, sindrom ini juga dapat muncul di saat pagi.

Pada umumnya, sebagian besar pasien merasakan gejala ini di saat mereka sedang berdiam diri atau dalam kondisi rileks.

Pusat Kesehatan Amerika Serikat menyatakan 4 kriteria yang menandakan sindrom kaki gelisah, yaitu:

  • Pasien merasakan dorongan kuat untuk selalu menggerakkan tungkai kaki atau lengan (meskipun tanpa sensasi tertentu pada lengan dan kaki).
  • Sensasi yang dirasakan biasanya dapat hilang dengan melakukan suatu aktivitas.
  • Sensasi yang dirasakan biasanya memburuk saat sedang istirahat.
  • Gejala yang dirasakan memburuk pada waktu malam.

Baca Juga: Serba-serbi Sindrom Savant, Sindrom dengan Kecerdasaan Menonjol pada Anak Autisme

Penyebab Sindrom Kaki Gelisah

Ilustrasi Gagal Ginjal
Foto: Ilustrasi Gagal Ginjal (Orami Photo Stocks)

Sindrom ini dapat dialami oleh orang dewasa, anak-anak, hingga lansia.

Penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga terkait dengan faktor genetik.

Sementara itu, ada faktor lain yang bisa membuat sindrom kaki gelisah muncul atau menjadi semakin berat, yaitu

1. Penyakit Kronis

Kondisi medis yang kronis dan serius kadang muncul sebagai komplikasi dari sindrom kaki gelisah.

Kondisi-kondisi tersebut meliputi kekurangan zat besi, penyakit Parkinson, gagal ginjal, diabetes, atau neuropati perifer.

2. Kehamilan

Beberapa wanita memiliki sindrom kaki gelisah selama kehamilan, terutama menjelang trimester terakhir.

Gejala biasanya hilang dalam satu bulan setelah melahirkan.

3. Obat-obatan

Beberapa obat mungkin dapat memperburuk gejala, termasuk obat antimual, antipsikotik, beberapa antidepresan, dan obat flu atau alergi yang mengandung antihistamin.

Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter untuk memperoleh diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Waspadai Gejala dan Penyebab Stroke yang Mulai Menyerang Kelompok Usia Muda!

4. Gaya Hidup tidak Sehat

Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat juga bisa memicu sindrom kaki gelisah, lho Moms.

Sebuah penelitian Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan, gangguan ini rentan menyerang orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih, aktif merokok, dan sering begadang.

5. Dopamin

Sebuah penelitian Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine menunjukkan, sindrom kaki gelisah terkait dengan masalah bagian otak yang disebut ganglia basal.

Bagian otak ini menggunakan bahan kimia (neurotransmitter) yang disebut dopamin untuk membantu mengontrol aktivitas dan pergerakan otot.

Dopamin bertindak sebagai pembawa pesan antara otak dan sistem saraf untuk membantu otak mengatur dan mengoordinasi gerakan.

Jika sel-sel saraf rusak, jumlah dopamin di otak berkurang sehingga menyebabkan kejang otot dan gerakan tak terkendali.

Kadar dopamin yang turun tentu dapat memicu gejala sindrom kaki gelisah sering kali lebih buruk di malam hari.

Baca Juga: Sakit Pinggang Saat Hamil Umum Terjadi, Ketahui Penyebab dan Penanganannya


Diagnosis Sindrom Kaki Gelisah

Tes Darah
Foto: Tes Darah (Orami Photo Stock)

Untuk mendiagnosis sindrom kaki gelisah ini dapat dilihat pada gejala, riwayat medis dan riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, dan hasil tes.

Umumnya dokter memerlukan beberapa kriteria untuk memastikan diagnosis, seperti:

  • Dorongan yang luar biasa untuk menggerakkan kaki, biasanya dengan sensasi tidak nyaman, seperti gatal atau kesemutan
  • Gejala muncul atau memburuk saat beristirahat atau tidak aktif
  • Gejala berkurang dengan menggerakkan kaki atau meregangkannya
  • Gejala lebih buruk pada sore atau malam hari

Gejala ringan sindrom kaki gelisah biasanya dapat ditangani dengan melakukan perubahan gaya hidup. Misalnya:

  • Membentuk pola tidur yang teratur
  • Menghindari stimulan, seperti kafein, alkohol atau tembakau, di malam hari

Namun, jika gejala lebih parah, Moms mungkin memerlukan obat untuk mengendalikannya.

Beberapa tes yang mungkin digunakan untuk mendiagnosis sindrom kaki gelisah, antara lain:

1. Tes Darah

Dokter umum mungkin merujuk untuk tes darah guna memastikan atau mengesampingkan kemungkinan penyebab yang mendasari sindrom kaki gelisah.

Moms mungkin menjalani tes darah untuk menyingkirkan kondisi seperti anemia, diabetes, dan masalah fungsi ginjal.

Melakukan tes darah juga dapat menentukan pemberian obat yang tepat bagi Moms.

Misalnya, kadar zat besi yang rendah dapat diobati dengan tablet zat besi.

2. Tes Tidur

Jika Moms mengalami sindrom kaki gelisah dan waktu tidur sangat terganggu, Moms mungkin akan dirujuk ke klinik tidur untuk tes polisomnografi.

Tes polisomnografi direkomendasikan untuk mengukur laju pernapasan, gelombang otak, dan detak jantung sepanjang malam.

Hasil tes polisomnografi akan memastikan apakah Moms mengalami gerakan tungkai periodik saat tidur (PLMS).

Baca Juga: Mengenal Sindrom Klinefelter, Adanya Kelebihan Kromosom pada Balita

Faktor Risiko Sindrom Kaki Gelisah

Kaki Gelisah
Foto: Kaki Gelisah (sleepfoundation.org)

Ada hal-hal tertentu yang dapat menempatkan Moms dalam kategori risiko tinggi untuk sindrom ini.

Tetapi, hal itu tidak pasti, apakah salah satu dari faktor-faktor ini benar-benar menyebabkan sindrom kaki gelisah atau tidak.

Hal-hal yang dimaksud, antara lain:

  • Jenis Kelamin

Wanita mengalami dua kali lebih berisiko terkena sindrom ini dibandingkan pria.

  • Usia

Meskipun penyakit ini terjadi pada usia berapa pun, ini lebih umum dan cenderung lebih parah setelah usia paruh baya.

  • Riwayat keluarga

Moms lebih cenderung memiliki penyakit ini jika keluarga juga memilikinya.

  • Kehamilan

Beberapa wanita mengalami penyakit ini selama kehamilan, terutama pada trimester terakhir.

Ini biasanya sembuh dalam beberapa minggu setelah melahirkan.

  • Penyakit kronis

Kondisi seperti neuropati perifer, diabetes, dan gagal ginjal, dapat menyebabkan sindrom ini. Sering kali mengobati kondisi ini meredakan gejala penyakit ini.

  • Obat-obatan

Obat antimual, antipsikotik, antidepresan, dan antihistamin dapat memicu atau memperburuk gejala penyakit ini.

  • Etnis

Siapa pun bisa terkena penyakit ini, tetapi lebih sering terjadi pada orang-orang keturunan Eropa Utara.

Baca Juga: Sindrom Baby Blues: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Cara Mengatasi Sindrom Kaki Gelisah

Kaki Gelisah saat Tidur
Foto: Kaki Gelisah saat Tidur (goodto.com)

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan sindrom kaki gelisah.

Tujuan pengobatan sindrom ini sejauh ini hanya terbatas untuk membantu meredakan gejala dan memperbaiki kualitas tidur penderitanya.

Untuk gejala sindrom kaki gelisah yang ringan, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meringankan gejala:


1. Obat-obatan

Pengobatan mungkin dapat membantu.

Akan tetapi, obat yang meredakan gejala pada satu individu bisa memiliki efek yang berbeda pada individu lainnya.

Oleh karena itu, akan lebih baik jika Moms berobat ke dokter untuk mendapatkan jenis obat yang paling tepat.

Adapun beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengobati sindrom kaki gelisah, yaitu:

  • Obat dopaminergik, yang bekerja pada neurotransmitter dopamin di otak. FDA telah menyetujui pramipexole (Mirapex), ropinirole (Requip), dan rotigotine (Neupro) untuk sindrom kaki gelisah dengan gejala sedang hingga berat.
  • Benzodiazepin, sejenis obat penenang, dapat membantu tidur, tetapi dapat menyebabkan kantuk di siang hari.
  • Pereda nyeri.
  • Obat antikonvulsan atau antiseizure, seperti karbamazepin (Tegretol), gabapentin (Neurontin), gabapentin enacarbil (Horizant), dan pregabalin (Lyrica).

2. Aktif Berolahraga

Rajin olahraga membawa banyak manfaat untuk kesehatan yang tidak perlu diragukan.

Namun, jika Moms berisiko atau sering mengalami sindrom kaki gelisah, jangan tiba-tiba meningkatkan intensitas olahraga, ya!

Hindari juga mengganti rutinitas atau jenis olahraga secara mendadak, misalnya dari jalan kaki langsung berubah latihan marathon.

Hal ini dapat memperburuk kondisi Moms atau malah membuatnya rentan kambuh.

Sebaiknya, tetapkan jadwal, durasi, jumlah, jenis dan intensitas olahraga yang hampir sama setiap hari.

Baca Juga: Benarkah Batuk Bisa Jadi Tanda Gagal Jantung? Kenali Gejala Lain dan Pengobatannya

3. Merendam Kaki

Salah satu gejala sindrom kaki gelisah adalah munculnya sensasi kesemutan pada kaki.

Di saat yang bersamaan, tekanan yang diterima kaki juga akan menghimpit pembuluh darah yang menyokong kerja kumpulan saraf tersebut.

Dr. Jessica Vensel Rundo dari Cleveland Clinic Sleep Disorders Center menyarankan berendam air hangat sebelum tidur sebagai cara mengatasi penyakit ini.

Hal ini karena suhu hangat dapat melebarkan pembuluh darah tubuh.

Dengan demikian, jantung dapat memasok aliran darah yang lebih banyak lagi ke tungkai kaki untuk meredakan sensasi mati rasa dan kesemutan.

Selain berendam, Moms juga bisa tempelkan kompres hangat atau dingin untuk melemaskan otot yang tegang akibat sindrom tersebut.

4. Batasi Asupan Kafein dan Alkohol

Asupan kafein dan alkohol dalam dosis tinggi sebelum tidur dapat memicu munculnya gejala sindrom kaki gelisah saat tidur.

Sebab, kedua zat tersebut adalah stimulan yang memacu kerja otak dan saraf-saraf jadi lebih aktif.

Maka, batasi asupan keduanya dalam batas wajar atau sebaiknya hindari sama sekali.

5. Terapkan Pola Makan yang Sehat

Cara mengatasi sindrom ini selanjutnya adalah dengan memastikan mengonsumsi makan sehat.

Beberapa orang yang memiliki sindrom kaki gelisah diketahui mengalami kekurangan zat besi dan magnesium.

Maka, usahakan untuk mencukupi kebutuhan dua mineral tersebut setiap hari dengan menu makanan sehat.

Bila perlu, Moms juga bisa mengonsumsi suplemen, tapi konsultasikan dulu dengan dokter, ya!

Baca Juga: Sindrom Marfan, Kelainan Bawaan yang Memengaruhi Jaringan Ikat

Itu dia penjelasan mengenai sindrom kaki gelisah. Apabila Moms memiliki gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter, ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2671944/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26446243/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3543080/
  • https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Restless-Legs-Syndrome-Fact-Sheet
  • https://www.healthline.com/health/restless-leg-syndrome#risk-factors-for-rls
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/restless-legs-syndrome/symptoms-causes/syc-20377168
  • https://www.webmd.com/brain/restless-legs-syndrome/restless-legs-syndrome-rls

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.