Penyakit Minamata: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah
Penyakit minamata adalah kondisi saat seseorang keracunan merkuri dalam kadar yang sangat tinggi.
Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh mengonsumsi jenis ikan tertentu.
Meski termasuk ke dalam salah satu jenis makanan sehat, terkadang ikan bisa membahayakan nyawa seseorang.
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merkuri adalah salah satu zat yang dapat memicu gangguan kesehatan.
Jenis logam berat ini secara alami terdapat di dalam tanah, air, dan udara. Merkuri juga terkandung dalam limbah pabrik, yang kemudian mencemari air.
Nah, kandungan merkuri di dalam air inilah yang mengendap dalam tubuh ikan, dan hewan air lainnya, yang kemudian di makan oleh manusia.
Untuk lebih jelasnya mengenai penyakit Minamata, berikut ini serba-serbi yang perlu Moms ketahui!
Baca Juga: Pernah Mengalami Mata Sakit saat Berkedip? Ini Penyebabnya!
Asal Usul Penyakit Minamata
Dilansir dari Ministry of The Environment Government of Japan, penyakit minamata adalah penyakit keracunan yang merusak sistem saraf, terutama sistem saraf pusat.
Penyakit ini berbeda dengan keracunan merkuri anorganik yang merusak ginjal dan organ tubuh lain.
Dilansir dari Very Well Health, penyakit ini ditemukan pada pertengahan 1950-an, tepatnya tahun 1956, di kota Minamata, Jepang.
Penyakit minamata sendiri terjadi akibat pelepasan limbah industri methylmercury dari pabrik kimia bernama Chisso Corporation.
Pembuangan limbah tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, yaitu dari tahun 1932 hingga 1968.
Limbah biologis tersebut terakumulasi Teluk Minamata dan Laut Shiranui, kemudian mengendap pada kerang dan ikan di perairan tersebut.
Perairan tersebut menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat domestik, yang mengakibatkan keracunan merkuri.
Selain manusia, pembuangan limbah selama lebih dari 30 tahun juga meracuni kucing, anjing, dan babi.
Parahnya, pemerintah setempat dan pabrik kimia tersebut tidak berbuat banyak untuk mencegah polusi yang sudah menyebar dan meracuni banyak makhluk hidup.
Baca Juga: Fakta Penyakit STSS, Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Gejala Seseorang Terpapar Merkuri
Sama seperti penyakit lainnya, gejala penyakit minamata pada masing-masing penderita akan berbeda.
Bahkan, beberapa dari pengidap mengalami kematian seketika, akibat sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Zat beracun tersebut bisa masuk ke dalam tubuh dalam banyak cara, seperti paparan langsung pada kulit, udara yang dihirup, dan makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Paparan dalam intensitas tinggi dapat memicu penurunan sistem kekebalan tubuh secara drastis.
Jika sudah begitu, sejumlah organ penting dalam tubuh, seperti paru-paru, jantung, dan ginjal akan mengalami penurunan fungsi.
Paparan merkuri pada janin dapat mengakibatkan cacat lahir atau kematian pada dini.
Sedangkan pada bayi dan anak-anak, paparan merkuri dapat merusak dan mengganggu fungsi otaknya.
Hal tersebut membuat mereka mengalami penurunan kemampuan berpikir dan belajar di kemudian hari.
Semakin tinggi intensitas paparan merkuri pada tubuh, semakin tinggi pula risiko gangguan kesehatan terjadi.
Dilansir dari Better Health, berikut ini sejumlah gejala saat seseorang terpapar merkuri:
- Mengalami kelemahan otot.
- Mengalami gejala gangguan saraf, seperti kesemutan, mati rasa, mendengar, dan berbicara.
- Mengalami gejala gangguan koordinasi tubuh, seperti sulit atau tidak bisa berjalan dan tubuh gemetar atau tremor.
- Mengalami gejala gangguan penglihatan, bahkan kebutaan.
- Mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
- Mengalami gejala gangguan mental.
- Mengalami kerusakan paru-paru.
Penyakit minamata adalah kasus keracunan merkuri yang terbesar dan terkenal dalam sejarah.
Sebagian besar penderita yang terpapar mengalami sejumlah gejala yang telah disebutkan.
Rendah atau tingginya kadar merkuri dalam tubuh ikan akan tergantung pada usia ikan dan jenis makanannya.
Jika ikan tersebut mengonsumsi makhluk hidup yang ada di perairan tersebut, otomatis akan terpapar merkuri.
Ikan yang Memiliki Kandungan Merkuri
Melansir dari WebMD, ada beberapa jenis ikan yang dinilai memiliki kandungan merkuri yang tinggi. Ikan tersebut, termasuk:
- Ikan tenggiri
- Ikan tuna
- Ikan hiu
- Ikan todak
- Ikan marlin
- Ikan nila
Baca Juga: Bergizi, 10 Ragam Ikan Air Tawar yang Banyak Dikonsumsi di Indonesia
Penyebab Penyakit Minamata
Seperti pada penjelasan sebelumnya, penyakit minamata adalah kelainan fungsi saraf yang dipicu oleh keracunan akut akibat merkuri.
Penyebab utamanya adalah mengonsumsi ikan atau kerang yang terkontaminasi logam berat arsen dan merkuri dalam jumlah tinggi.
Merkuri merupakan logam berat yang sangat sulit untuk dikeluarkan jika sudah masuk ke dalam tubuh.
Bila tercemar dalam waktu yang lama, kadarnya otomatis semakin tinggi, hingga menimbulkan penyakit warga lokal Minamata.
Selain dari perairan daerah tersebut, merkuri juga dapat ditemukan di alam bebas secara alami.
Keracunan merkuri sendiri baru akan terjadi jika seseorang mengonsumsi merkuri yang sudah terkontaminasi dengan bakteri.
Hal tersebut membuat struktur merkuri menjadi berubah menjadi metil merkuri.
Paparan zat tersebut dalam jumlah besar memicu keracunan, yang menyerang otak dan sistem saraf pusat seseorang.
Baca Juga: 7 Penyebab Kepala Sering Pusing Seperti Berputar dan Cara Mengatasinya
Efek Jangka Panjang Penyakit Minamata
Berikut efek jangka panjang penyakit minamata yang berdampak pada kerusakan neurologi:
- Melansir dari jurnal yang dimuat di National Library of Medicine, penyintas penyakit ini sering mengalami defisit kognitif yang bertahan lama, termasuk kehilangan ingatan, sulit fokus, dan pemecahan masalah. Penelitian menunjukkan adanya penurunan berat otak dan kehilangan sel saraf pada individu yang terpapar metilmerkuri.
- Melansir Medical News Today, banyak orang menderita ataksia (kurangnya koordinasi otot) dan kelemahan otot, yang dapat sangat membatasi mobilitas dan aktivitas sehari-hari.
- Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan sensorik permanen, termasuk kehilangan penglihatan perifer, kesulitan pendengaran, dan mati rasa pada ekstremitas.
Cara Mencegah Terpapar Merkuri dari Ikan yang Dikonsumsi
Meski zaman sudah berkembang menjadi lebih maju. Belum ada penawar khusus yang mampu mengatasi keracunan metil merkuri.
Sejauh ini langkah pengobatan dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul, serta membuang racun merkuri yang mengendap dalam tubuh.
Meski risiko terpapar merkuri tinggi, bukan berarti Moms tidak bisa memberikan ikan pada Si Kecil.
Ikan menjadi salah satu jenis lauk yang memiliki banyak manfaat bagi Si Kecil. Oleh karena itu, sebaiknya Moms bijak dan hati-hati dalam memilih, ya.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Moms lakukan guna mencegah paparan merkuri pada ikan yang dikonsumsi:
1. Batasi Ikan yang Berpotensi Mengandung Merkuri
Langkah pertama ini perlu dilakukan oleh wanita yang sedang merencanakan kehamilan, ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi serta anak-anak.
Melansir dari Healthline, Moms bisa mengonsumsi ikan alternatif lain dari yang telah disebutkan, seperti udang, ikan lele, mujair, salmon, teri, dan kakap
Untuk mencukupi asupan protein dan lemak baik yang dibutuhkan tubuh, sebaiknya konsumsi ikan tersebut sebanyak 200–350 gram seminggu.
Ikan sebanyak 200–350 gram bisa dibagi dalam 2–3 porsi. Ibu hamil juga tidak boleh mengonsumsi ikan mentah, apa pun jenisnya.
2. Perhatikan Label Kemasan Sebelum Membeli
Langkah selanjutnya dilakukan dengan memastikan produk yang dibeli sudah lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Lembaga tersebut sudah mengatur batas aman konsumsi bagi logam berat, termasuk merkuri, dalam setiap produk makanan yang dijual.
Hal tersebut tertuang dalam peraturan BPOM nomor 23 tahun 2017.
Dengan melakukan kedua langkah tersebut, otomatis dapat meminimalisir risiko paparan merkuri dalam tubuh.
Jika Moms atau orang terdekat merasakan keluhan yang dicurigai sebagai gejala keracunan merkuri, segera periksakan diri ke dokter, ya!
Selain kedua langkah tersebut, penting juga untuk memperhatikan sumber makanan laut yang dibeli secara langsung.
Pastikan Moms tidak membeli ikan atau olahannya dari perairan yang dinilai telah terkontaminasi limbah.
Penting juga untuk mengetahui perairan mana yang sedang dalam penyelidikan pemerintah. Hal tersebut juga harus diwaspadai demi keselamatan keluarga dan orang tercinta.
- https://www.env.go.jp/en/chemi/hs/minamata2002/ch3.html
- https://www.verywellhealth.com/minamata-disease-2860856
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mercury-and-health
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/mercury-exposure-and-poisoning
- https://www.webmd.com/diet/mercury-in-fish
- https://www.healthline.com/nutrition/mercury-content-of-fish
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/minamata-disease
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8784829/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.