Cek! Bahan Kimia dalam Plastik yang Harus Moms Hindari
Moms, penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari memang tidak bisa dipungkiri lagi. Seolah setiap waktu, kebutuhan rumah tangga selalu memerlukan plastik. Namun, tahukah Moms bahwa penggunaan plastik ternyata berbahaya untuk kesehatan lho.
Melansir dari Parenting NYTimes, rupanya ada bahan kimia dalam plastik yang tidak bisa dilihat secara kasat mata.
"Ada bahan kimia yang digunakan dalam plastik yang tidak terikat erat pada bahan, namun mereka dengan mudah larut saat plastik dipanaskan atau hal panas dimasukkan ke dalamnya," kata Dr. Sheela Sathyanarayana, MD, MPH, seorang dokter anak dan peneliti di University of Washington dan Seattle Children's Research Institute.
Baca Juga: Tak Sengaja Menelan Plastik, Apa Yang Harus Dilakukan?
Bahan Kimia dalam Plastik yang Berbahaya untuk Tubuh
Foto: pixabay
Jenis bahan kimia dalam plastik yang paling memprihatinkan adalah phthalate dan bisphenol, kata Dr. Leonardo Trasande, MD, seorang dokter anak dan peneliti di NYU Langone Medical Center.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Phthalates, yang biasanya ditambahkan ke plastik untuk membuatnya lentur dan lembut. Jadi, ini merupakan salah satu jenis plastik yang harus dihindari agar tubuh tetap sehat dan tidak terpapar racun.
Mereka ditemukan di mainan anak-anak, bungkus makanan plastik, lantai vinil dan produk perawatan pribadi seperti deodoran, cat kuku, gel rambut, sampo, sabun dan lotion. Bisphenol, termasuk bisphenol-A (BPA) yang paling umum dikenal sebagai bahan kimia dalam plastik, lebih sering ditemukan dalam plastik polikarbonat keras seperti botol air dan jus, wadah makanan, lensa kacamata dan lapisan dalam kaleng makanan dan soda.
Baca Juga: Tips Memilih Wadah Makanan Berbahan Plastik
Bahan Kimia dalam Plastik yang Membahayakan Ibu dan Janin
Foto: pixabay
Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa ftalat dan bisphenol dapat berperan sebagai pengganggu endokrin, yang berarti bahwa mereka meniru hormon dalam tubuh atau mengganggu tindakan mereka.
Bahkan konsentrasi darah yang rendah dapat memiliki efek, menurut Dr. Trasande, dan mereka dapat berdampak pada banyak organ sekaligus, terutama selama periode perkembangan sensitif seperti perkembangan janin, bayi dan anak usia dini.
Zat kimia tersebut dapat berpindah dari Ibu ke janin selama kehamilan dan bayinya melalui ASI.
Studi awal telah dilakukan pada tikus yang mencoba mendalami efek ftalat dan bisphenol yang diujikan pada sebuah tikus.
Sebagai contoh, banyak penelitian yang mengujicobakan kepada tikus menemukan bahwa paparan tingkat ftalat yang lebih tinggi selama kehamilan dapat menurunkan produksi testosteron, hormon yang memainkan peran penting dalam perkembangan genital.
Baca Juga: Ini 5 Cara Mengajari Anak Mengurangi Penggunaan Plastik
Moms, Tetap Harus Menghindari Bahaya Bahan Kimia dalam Plastik
Foto: pixabay
Namun Moms ternyata, penelitian mengenai plastik ini dirasa masih abu-abu. Hal ini dipaparkan langsung oleh ahli dari Amerika Serikat.
Harley, Ph.D., seorang ahli epidemiologi reproduksi dan associate director dari Pusat Penelitian Lingkungan. dan Kesehatan Anak di University of California Berkeley mengatakan bahwa ia tidak bisa meyakinkan 100% akan bahaya plastik, namun ia memperingatkan untuk menghindari bahayanya.
"Kami tidak dapat mengatakan 100 persen bahwa plastik akan membahayakan bayi Anda," katanya, tetapi penelitian ini cukup meyakinkan bahwa ada baiknya mencoba menghindari bahan kimia dalam plastik ini jika Moms bisa.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.