Ciri Amandel Normal dan Tidak Normal, Ini Perbedaannya
Penting untuk tahu ciri amandel normal dan tidak normal. Sebab, gejala tertentu bisa jadi tanda adanya penyakit yang menyerang tubuh.
Sebab, amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia.
Amandel yang membengkak, atau meradang, bisa jadi tanda infeksi atau masalah lain yang lebih serius.
Lebih jelasnya, simak dalam pembahasan berikut ini!
Baca Juga: Keputihan saat Hamil Muda, Normal atau Tidak? Ini Penjelasannya
Ciri Amandel Normal
Ada beberapa ciri amandel normal yang perlu Moms pahami, di antaranya:
1. Bentuk Oval atau Bulat
Ciri amandel normal yang pertama adalah memiliki bentuk oval atau bulat.
Amandel ini terletak di kedua sisi belakang tenggorokan, di sekitar pangkal lidah.
2. Warna Merah Muda
Amandel yang sehat biasanya berwarna merah muda atau merah muda pucat.
3. Ukuran yang Tidak Terlalu Besar
Meskipun ukuran amandel bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, amandel yang normal tidak terlalu besar.
Secara umum, rata-rata ukuran amandel sekitar 42,81 sentimeter kubik (cm3).
Ukuran rata-rata amandel pada wanita adalah sekitar 17,65 cm3, sedangkan pada pria rata-rata ukurannya adalah sekitar 52,4 cm3.
4. Tidak Ada Pembengkakan atau Peradangan
Ciri amandel normal selanjutnya yaitu tidak mengalami pembengkakan atau peradangan yang nyata.
Amandel yang sehat akan terlihat halus dan tidak membengkak.
Baca Juga: Cara Mengobati Sinusitis Pada Anak dengan 6 Langkah Ini
5. Tidak Ada Lendir atau Nanah
Amandel yang sehat tidak mengeluarkan lendir atau nanah. Mereka tidak terlihat mengkilap atau berlendir.
6. Tidak Ada Nyeri atau Sensitivitas Berlebihan
Amandel yang normal tidak menyebabkan rasa sakit atau sensitivitas yang berlebihan pada tenggorokan.
Tidak ada rasa nyeri atau kesulitan saat menelan.
7. Tidak Ada Gejala Infeksi
Tidak ada gejala infeksi seperti demam, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan juga termasuk ciri amandel normal dan sehat.
Baca Juga: 3 Posisi Tidur Saat Flu yang Tepat agar Pernapasan Lega
Ciri Amandel Tidak Normal
Jika tadi adalah ciri-ciri amandel normal, lantas bagaimana ciri amandel yang tidak normal?
Pada kondisi tertentu, amandel dapat membengkak dan meradang. Dalam medis, kondisi ini disebut tonsilitis atau radang amandel.
Gejala utama tonsilitis mirip dengan pilek atau flu yang parah.
Namun, perbedaan utamanya adalah amandel menjadi merah, bengkak, dan nyeri.
Gejala lain yang dapat dialami adalah:
- Sakit tenggorokan
- Sakit di sisi leher
- Kesulitan menelan
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit telinga
- Kelelahan
Jadi, dapat diketahui bahwa bedanya amandel normal dan tidak normal cukup jelas ya, Moms.
Pada kasus yang parah, gejala lain yang dapat dialami adalah:
- Bau mulut
- Kelenjar bengkak dan nyeri (yang terasa seperti benjolan di sisi leher)
- Bercak berisi nanah pada amandel yang terlihat putih
Infeksi amandel seperti tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi serius.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Sakit Gigi Berlubang Tanpa Obat yang Efektif
Oleh karena itu, penting untuk segera menghubungi dokter jika mengalami gejala berupa:
- Kesulitan berbicara dan menelan
- Kesulitan bernapas
- Ketidakmampuan untuk membuka mulut
- Sakit tenggorokan yang parah dan memburuk
Meskipun jarang, komplikasi dapat terjadi jika radang amandel tidak ditangani tepat waktu atau mengalami kasus yang sangat parah.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Demam rematik
- Demam berdarah
- Glomerulonefritis akut (radang pada ginjal)
Menurut studi pada 2017 di jurnal American Family Physician, radang amandel juga bisa menyebabkan komplikasi berupa abses peritonsil.
Ini terjadi ketika infeksi dari amandel menyebar ke jaringan kepala dan leher. Paling sering terjadi pada orang dewasa dan jarang terjadi pada anak-anak.
Penyebab Amandel Bengkak
Salah satu perbedaan amandel normal dan tidak normal adalah ukurannya. Jika amandel membengkak, berarti ada sesuatu yang salah.
Beberapa infeksi virus dan bakteri dapat menyebabkan amandel membengkak, seperti:
1. Tonsilitis Akut
Virus dan bakteri dapat menginfeksi amandel, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan eksudat (lapisan abu-abu yang menutupi amandel).
Gejala lain dapat berupa sakit kepala, demam, kelelahan, bau mulut, dan kehilangan nafsu makan.
Seseorang mungkin mengalami pembengkakan hanya pada satu sisi tenggorokan jika hanya satu amandel yang terinfeksi.
Moms dapat minum antibiotik untuk mengobati infeksi tonsilitis bakteri yang parah.
Namun, jika mengalami tonsilitis lebih dari lima kali dalam setahun, dokter mungkin akan menganjurkan operasi pengangkatan amandel.
Obat bebas seperti acetaminophen atau ibuprofen, dapat membantu meringankan gejala.
Seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan demam.
2. Radang Tenggorokan
Streptococcus pyogenes dapat menginfeksi tenggorokan dan menyebabkan amandel normal menjadi tidak normal.
Amandel bisa membengkak dan meradang, disertai gejala lain seperti sakit kepala dan sakit perut.
Dokter mengobati kasus radang tenggorokan yang parah dengan antibiotik.
Namun, virus juga dapat menyebabkan radang tenggorokan dengan gejala penyerta yang sedikit berbeda, termasuk batuk, pilek, dan sariawan.
3. Infeksi Adenovirus
Beberapa jenis adenovirus dapat menyebabkan infeksi pernapasan, termasuk pilek, pneumonia, dan bronkitis.
Adenovirus juga dapat menyebabkan infeksi amandel berulang pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Karena kebanyakan infeksi adenovirus bersifat ringan, orang biasanya tidak memerlukan pengobatan, dan virus dapat hilang dengan sendirinya.
Baca Juga: 10+ Buah untuk Radang Tenggorokan yang Bantu Penyembuhan
4. Infeksi Virus Epstein-Barr
Menurut studi pada 2015 di jurnal Current Topics in Microbiology and Immunology, amandel normal bisa jadi tidak normal karena mononukleosis.
Ini terjadi karena infeksi virus Epstein-Barr, yang menyebabkan amandel bengkak, demam, kelelahan, dan ruam kulit.
Meski bisa sembuh dalam 2–4 minggu, dalam beberapa kasus, gejala seperti kelelahan dapat bertahan selama beberapa minggu atau bulan.
Tidak ada vaksin untuk melawan virus Epstein-Barr.
Namun, karena virus dapat menyebar melalui pertukaran cairan tubuh, Moms dapat menghindarinya dengan menjaga jarak dari orang yang terkena virus.
Hindari juga berbagi sikat gigi dan minuman dengan mereka.
Begitu seseorang terkena virus, virus itu akan tetap berada di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif.
Namun, dapat aktif kembali pada waktu-waktu tertentu dalam hidup.
5. Influenza
Flu dapat menyebabkan amandel normal jadi bengkak dan gejala lainnya.
Seperti batuk, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, dan demam. Gejalanya bisa datang tiba-tiba.
6. Campak
Virus campak dapat menyebabkan amandel normal jadi bengkak, demam tinggi, dan batuk.
Bercak putih kecil bisa muncul di bagian dalam mulut, biasanya sekitar 2–3 hari setelah gejala dimulai.
Gejala lain termasuk ruam pada wajah dan leher bagian atas.
Anak-anak yang belum mendapat vaksin campak paling berisiko tertular dan mengalami komplikasi.
Baca Juga: Apakah Menelan Dahak Membatalkan Puasa? Ini Menurut 4 Mazhab
Itulah pembahasan mengenai ciri-ciri amandel normal dan tidak normal, serta berbagai penyebab amandel bengkak. Semoga bermanfaat!
- https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2017/0415/p501.html
- https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-22822-8_9
- https://my.clevelandclinic.org/health/body/23459-tonsils
- https://www.healthline.com/health/swollen-tonsils
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/swollen-tonsils
- https://www.verywellhealth.com/health-complications-swollen-tonsils-1192163
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.