Kenali Kondisi Avitaminosis, Simak Dampaknya pada Tubuh dan Cara Mengatasinya
Avitaminosis merupakan istilah yang merujuk pada kondisi kekurangan asupan vitamin.
Setiap orang membutuhkan vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh. Berbagai nutrisi dibutuhkan tubuh untuk membentuk jaringan dan kekuatan imun, seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan banyak lagi.
Tentu, setiap asupan nutrisi ada dosis atau kadar yang pas agar tubuh dapat mencerna dengan baik. Namun bagaimana jika tubuh mengalami avitaminosis dan kekurangan mineral?
Beragam penyakit dan efek samping dapat terjadi jika seseorang kekurangan vitamin dan mineral pada tubuhnya.
Apa sajakah dampak yang membahayakan bagi tubuh? Berikut hal-hal yang perlu Moms ketahui dari kekurangan vitamin dan mineral, jangan dianggap sepele ya!
Penyakit Akibat Avitaminosis dan Tidak Cukup Mineral
Foto: Orami Photo Stock
Terlalu banyak mengonsumsi asupan tidak sesuai aturan memang tidak baik untuk tubuh, begitu juga apabila kekurangan vitamin (avitaminosis) dan mineral. Salah satunya yakni kekurangan magnesium.
"Seseorang dengan kekurangan magnesium berisiko mengalami osteoporosis. Magnesium juga memengaruhi mood serta memicu depresi," ucap dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Tubuh dapat memberikan sinyal apabila kita kekurangan vitamin dan mineral. Meski tak terlihat secara signifikan, Moms akan tahu dari beberapa gejala yang bisa dirasakan berikut ini.
1. Rambut dan Kuku Rapuh
Foto: Orami Photo Stock
Berbagai faktor dapat menyebabkan rambut dan kuku rapuh. Salah satunya katika tubuh mengalami avitaminosis, khususnya biotin. Biotin, juga dikenal sebagai vitamin B7, yang membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Kekurangan biotin sangat jarang, tetapi ketika itu terjadi, beberapa gejala yang paling terlihat adalah rambut menjadi rapuh, menipis atau bercabang, sama kondisinya dengan kuku. Gejala lain dari defisiensi biotin adalah kelelahan kronis, nyeri otot, kram dan kesemutan di tangan dan kaki.
Wanita hamil, perokok berat atau peminum, dan orang-orang dengan gangguan pencernaan seperti sindrom usus bocor dan penyakit Crohn paling berisiko terkena defisiensi biotin. Juga, penggunaan antibiotik jangka panjang dan beberapa obat anti-kejang.
Makan putih telur mentah ternyata juga dapat menyebabkan defisiensi biotin. Hal ini karena putih telur mentah mengandung avidin, protein yang berikatan dengan biotin dan dapat mengurangi penyerapannya.
Jika kita mengalami gejala-gejala ini, kita bisa mempertimbangkan untuk mencoba suplemen yang menyediakan sekitar 30 mikrogram biotin per hari.
Namun, manfaat dari suplemen dengan biotin hanya diamati dalam beberapa laporan kasus dan studi kecil, sehingga diet kaya biotin mungkin menjadi pilihan terbaik.
Baca Juga: Cek! 5 Kondisi Kuku yang Menunjukkan Ada Penyakit di Tubuh
2. Sariawan
Foto: Orami Photo Stock
Lesi di dalam dan sekitar mulut sebagian, kemungkinan terkait dengan kurangnya asupan vitamin atau mineral tertentu. Misalnya sariawan, sering kali merupakan akibat avitaminosis dan tidak cukupnya mineral dalam tubuh.
Satu penelitian menemukan bahwa seseorang yang menderita sariawan tampaknya dua kali lebih mungkin memiliki kadar zat besi rendah. Dalam penelitian lainnya, sekitar 28 persen pasien dengan sariawan memiliki kekurangan thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2) dan piridoksin (vitamin B6).
Kemudian ada juga penyakit Cheilitis sudut, suatu kondisi yang menyebabkan sudut-sudut mulut retak, terbelah atau berdarah, dapat disebabkan oleh air liur yang berlebihan atau dehidrasi. Hal ini bisa jadi pertanda asupan vitamin B dan besi yang tidak mencukupi, terutama riboflavin.
Jika Moms mengalami gejala-gejala ini, cobalah menambahkan makan yang kaya akan zat besi termasuk unggas, daging, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun gelap.
Baca Juga: Yuk Kenali 7 Penyebab Sariawan
3. Gusi Berdarah
Foto: Orami Photo Stock
Kadang-kadang teknik menyikat gigi yang kasar adalah akar dari gusi yang berdarah. Tetapi pola makan dengan kekurangan vitamin dan mineral juga bisa menjadi penyebabnya.
Vitamin C berperan penting dalam penyembuhan luka, kekebalan, dan sebagai antioksidan serta membantu mencegah kerusakan sel.
Tubuh manusia tidak membuat vitamin C sendiri, yang berarti satu-satunya cara untuk mempertahankan tingkat kecukupan vitamin C adalah melalui pola makan.
Kekurangan vitamin C sebenarnya jarang terjadi pada individu yang mengkonsumsi cukup buah dan sayuran segar.
Namun, jika kita mengonsumsi vitamin C dalam kadar yang sangat rendah untuk waktu yang lama, maka dapat menimbulkan gejala defisiensi, termasuk pendarahan gusi dan bahkan kehilangan gigi.
Konsekuensi serius lain dari kekurangan vitamin C yang cukup parah adalah penyakit kudis, yang menekan sistem kekebalan tubuh, melemahkan otot dan tulang dan membuat orang merasa lelah dan lesu.
Tanda-tanda umum lain dari kekurangan vitamin C termasuk mudah memar, penyembuhan luka yang lambat, kulit bersisik kering dan sering mimisan.
Baca Juga: Gusi Berdarah saat Hamil, tapi Tidak Sakit. Kenapa, Ya? Ada Kemungkinan Radang Gusi
4. Night Vision Memburuk
Foto: Orami Photo Stock
Pola makan yang buruk terkadang dapat menyebabkan masalah penglihatan.
Misalnya, asupan vitamin A yang rendah sering dikaitkan dengan kondisi yang dikenal sebagai rabun senja, yang mengurangi kemampuan orang untuk melihat dalam cahaya rendah atau gelap.
Karena vitamin A diperlukan untuk memproduksi rhodopsin, pigmen yang ditemukan di retina mata yang membantu kita melihat di malam hari. Ketika tidak diobati, rabun senja dapat berkembang menjadi xerophthalmia, suatu kondisi yang dapat merusak kornea dan akhirnya menyebabkan kebutaan.
Gejala awal xerophthalmia lainnya adalah munculnya bintik atau bercak bitot yang berbusa, dan pertumbuhan putih yang terjadi pada konjungtiva atau bagian putih mata. Pertumbuhan bercak tersebut dapat dihilangkan sampai batas tertentu tetapi hanya sepenuhnya hilang begitu kekurangan vitamin dan mineral diobati.
Namun jangan sembarangan mengonsumsi suplemen vitamin A, kecuali didiagnosis dengan defisiensi vitamin A. Hal ini karena vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, sehingga bila dikonsumsi berlebihan dapat menumpuk di dalam simpanan lemak tubuh dan menjadi racun.
Gejala keracunan vitamin A bisa serius dan berkisar dari mual dan sakit kepala hingga iritasi kulit, nyeri sendi dan tulang dan, dalam kasus yang parah, bahkan koma atau kematian.
Baca Juga: Berapa Banyak Vitamin C yang Dibutuhkan Tubuh Dalam Sehari?
5. Kulit Kepala Bersisik dan Berketombe
Foto: Orami Photo Stock
Dermatitis seboroik (SB) dan ketombe adalah bagian dari kelompok gangguan kulit yang sama-sama memengaruhi area penghasil minyak di tubuh. Keduanya melibatkan kulit yang gatal dan mengelupas. Ketombe sebagian besar hanya terjadi pada kulit kepala, sedangkan dermatitis seboroik juga dapat muncul pada wajah, dada bagian atas, ketiak, dan selangkangan.
Kemungkinan gangguan kulit ini paling tinggi dalam tiga bulan pertama kehidupan, selama masa pubertas dan pertengahan masa dewasa. Studi menunjukkan bahwa kedua kondisi tersebut juga sangat umum. Hingga 42-50% orang dewasa dapat menderita ketombe atau dermatitis seboroik.
Ketombe dan dermatitis seboroik kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah avitaminosis. Misalnya, kadar seng, niasin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), dan piridoksin (vitamin B6) dalam darah yang rendah.
Baca Juga: Apa Bedanya Dermatitis Seboroik dan Dermatitis Atopik?
6. Rambut Rontok
Foto: Orami Photo Stock
Rambut rontok adalah gejala gangguan kesehatan yang sangat umum. Faktanya, hingga 50 persen pria dan wanita menderita kerontokan rambut pada saat mereka mencapai usia 50 tahun.
Diet yang kaya nutrisi berikut dapat membantu mencegah atau memperlambat kerontokan rambut. Kekurangan vitamin dan mineral, misalnya zat besi, dapat menyebabkan rambut berhenti tumbuh atau rontok.
Selain itu seng juga penting untuk sintesis protein dan pembelahan sel, dua proses yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Dengan demikian, kerontokan rambut dapat terjadi akibat defisiensi seng.
Banyak suplemen dipasarkan untuk mencegah rambut rontok. Suplemen- suplemen tersebut mengandung kombinasi nutrisi di atas, selain beberapa lainnya. Suplemen ini berguna untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dan mengurangi kerontokan rambut pada orang dengan kekurangan nutrisi.
Perlu juga dicatat bahwa mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral jika tidak ada kekurangan justru dapat memperburuk kerontokan rambut, alih-alih membantunya.
Misalnya, kelebihan selenium dan vitamin A, dua nutrisi yang sering ditambahkan ke suplemen pertumbuhan rambut, keduanya dikaitkan dengan kerontokan rambut.
Baca Juga: 5 Penyebab Utama Rambut Rontok
7. Benjolan Merah atau Putih pada Kulit
Foto: Orami Photo Stock
Beberapa orang menderita keratosis pilaris, suatu kondisi yang menyebabkan benjolan merah yang muncul di pipi, lengan, paha, atau bokong. Keratosis pilaris sering muncul pada masa kanak-kanak dan secara alami menghilang pada masa dewasa.
Penyebab benjolan kecil ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi mereka dapat muncul ketika terlalu banyak keratin diproduksi di folikel rambut. Ini menghasilkan benjolan yang lebih besar pada kulit, yang bisa tampak merah atau putih.
Keratosis pilaris mungkin memiliki komponen genetik, yang berarti bahwa seseorang lebih mungkin memilikinya jika anggota keluarga memilikinya. Selain itu, keratosis pilaris juga terjadi pada orang dengan avitaminosis dan minimnya asupan mineral dalam tubuh mereka.
Jadi, selain perawatan tradisional dengan krim obat, orang dengan kondisi ini dapat mempertimbangkan untuk menambahkan makanan yang kaya vitamin A dan C ke dalam makanan mereka.
Ini termasuk daging, susu, telur, ikan, sayuran berdaun gelap, sayuran dan buah berwarna kuning-jingga.
Baca Juga: Tak Hanya Karena Gondongan, Ini 10 Penyebab Lainnya Benjolan di Leher
8. Kelelahan
Foto: Orami Photo Stock
Ketika kita merasa lelah sepanjang waktu, padahal sudah cukup tidur, maka bisa jadi kita mengalami avitaminosis, yaitu defisiensi vitamin D.
"Setelah orang mendapatkan lebih banyak vitamin D, sungguh luar biasa mendengar mereka mengatakan mereka memiliki lebih banyak energi," kata Stacci Small RD, pakar diet dan pemilik The Wellness Philosophy di Greenwood, Indiana.
"Mendapatkan sinar matahari yang adekuat, terutama UVB untuk mengubah provitamin D yang ada di bawah kulit menjadi bentuk aktif," tambah dr. Tirta.
Mineral penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Apabila terjadi kekurangan atau kelebihan yang memengaruhi keseimbangan elektrolit, maka dapat timbul masalah kesehatan seperti kram otot dan gangguan pencernaan, mulai dari mual hingga diare.
Baca Juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Kelelahan dan Keletihan, Coba di Rumah!
9. Rasa Terbakar Pada Kulit
Foto: Orami Photo Stock
Vitamin B12 memainkan peran penting dalam tubuh dengan memproduksi hemoglobin, bagian dari sel darah untuk membantu sel-sel dalam tubuh menerima oksigen.
Avitaminosis, khususnya kekurangan vitamin B12 dapat membuat ketidakseimbangan kulit seperti kulit kering dan rasa terbakar.
Vitamin B12 ini dibutuhkan untuk memulihkan imunitas agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Selain itu, kekurangan B12 dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan, seperti perubahan dalam ingatan, pemikiran, atau perilaku.
Kekurangan B12 juga dapat merusak sistem saraf secara permanen, berjalan ke tulang belakang dan ke otak. Segera temui dokter jika Moms merasakan hal seperti ini. ya.
"Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi karena kurangnya asupan dari makanan dan kebanyakan terjadi karena adanya gangguan absorpsi, misalnya pada para manula atau pada mereka yang punya masalah dengan asam lambung," tambah dr. Tirta.
Baca Juga: Memahami Bahaya dan Cara Menyembuhkan Kulit Terbakar Matahari
10. Anemia
Foto: Orami Photo Stock
Apabila tubuh kekurangan zat besi, maka dapat menyebabkan mengalami anemia. Gangguan anemia dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Anemia akan menyebabkan hantaran oksigen ke jaringan terganggu sehingga fungsi tubuh lain seperti kemampuan untuk konsentrasi akan berkurang.
Sementara pada ibu hamil, anemia berisiko menyebabkan anak lahir dengan berat badan lahir rendah dan risiko lainnya pada saat persalinan.
Anemia juga banyak dikaitkan dengan kematian ibu saat bersalin.
Baca Juga: 12 Sumber Vitamin B untuk Kebutuhan Nutrisi Tubuh
Cara Mengatasi Avitaminosis dan Mencukupi Kebutuhan Mineral
Foto: Orami Photo Stock
Orang dengan avitaminosis dan kekurangan asupan mineral dapat menyebabkan gangguan jantung, denyut nadi, kelemahan pada otot, dan lain-lain. Defisiensi seringkali terjadi akibat gangguan pencernaan, seperti muntah-muntah atau diare.
Ada beberapa cara untuk mengatasi apabila tubuh mengalami avitaminosis dan tidak cukup mineral, berikut caranya yang dapat Moms terapkan.
- Konsumsi buah. Hampir semua buah-buahan mengandung kalium, jadi apabila Moms mengonsumsi buah-buahan, maka asupan kalium pun akan terjaga. Air kelapa adalah sumber kalium yang baik, begitu pula kurma, pisang, jeruk, dan alpukat.
- Mengonsumsi makanan tinggi zat besi yang berasal dari produk hewani berdaging, seperti daging ayam, daging sapi, atau ikan.
- Jangan lupa juga untuk mengonsumsi vitamin C agar absorpsi zat besi dalam tubuh terjadi dengan baik. Sayuran hijau dan kacang-kacangan pun termasuk salah satu sumber zat besi, namun absorpsi (penyerapan)nya tidak sebaik produk hewani.
- Konsumsi vitamin D lebih banyak setiap harinya. Moms bisa mendapatkannya dengan cara minum susu dan olahannya (yogurt, susu), non-susu (almond atau susu kedelai), ikan tertentu (sarden), dan bahkan berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D secara alami.
- Namun, orang yang menderita ketombe atau dermatitis seboroik sebaiknya mengkonsumsi lebih banyak makanan yang kaya niacin, riboflavin, dan piridoksin termasuk biji-bijian utuh, unggas, daging, ikan, telur, susu, daging organ, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, Selain itu, bisa juga makanan laut yang juga kayak akan seng, seperti kerang, tiram, kepiting, lobster, dan udang.
- Meningkatkan asupan biotin dengan mengonsumsi kuning telur, daging, ikan, daging, susu, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, brokoli, kembang kol, kentang manis, ragi, biji-bijian, dan pisang.
Baca Juga: Pentingnya Peran Kalsium dalam Masa Kehamilan
Diet yang seimbang dan bergizi memiliki banyak manfaat. Di sisi lain, diet yang kurang nutrisi dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan.
Gejala-gejala ini adalah cara tubuh mengkomunikasikan bahwa kita mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Mengenali hal ini dapat membantu kita menyesuaikan pola makan Moms.
Nah itu tadi beberapa penyakit akibat kekurangan vitamin dan mineral serta cara mengatasinya. Perlu diwaspadai ya Moms.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.