3 Cara Merapikan Gigi Gingsul, Bukan Cuma Pakai Behel!
Kondisi gigi yang tidak rata atau gigi yang menumpuk dinamakan dengan gigi gingsul atau malocclusion of the teeth. Jika memilikinya dan terasa mengganggu, mungkin Moms dan Dads perlu tahu cara merapikan gigi gingsul.
Meskipun pada beberapa gigi gingsul dapat menjadi ciri khas atau memberikan ketertarikan bagi beberapa orang, nyatanya penting untuk menjadikan gigi rata kembali
Selain itu, bagaimana dampak dari gigi gingsul bagi kesehatan? Yuk, simak artikel di bawah ini!
Baca Juga: Ke Dokter Gigi di Masa Pandemi, Ini Aturannya, Moms
Cara Merapikan Gigi Gingsul
Gigi gingsul merupakan suatu kondisi yang sangat umum terjadi dan banyak yang berkonsultasi ke dokter gigi mengenai kondisi gigi gingsul.
Kondisi gigi gingsul ketika adalah kondisi gigi yang menumpuk atau kondisi gigi tidak rata yang menyebabkan gigi atas dan gigi bawah saling bertemu.
Dikutip dari Medline Plus, seharusnya susunan gigi atas dan susunan gigi bawah tidak saling bertemu.
Susunan gigi atas melindungi untuk menghindari gigitan pipi dan bibir yang tidak direncanakan.
Sedangkan susunan gigi bawah melindungi dari gigitan pada lidah yang tidak sengaja.
Lalu apa yang menyebabkan tumbuhnya gigi gingsul? Faktor utama dari terjadinya gigi gingsul adalah faktor genetik atau keturunan.
Jadi jika Moms dan Dads memiliki gigi gingsul, kemungkinan besar Si Kecil juga bisa memilikinya.
Pada dasarnya gigi gingsul tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
Kecuali terdapat kondisi-kondisi tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau ingin mengembalikan estetika gigi dan mulut.
Cara merapikan gigi gingsul bisa dengan beberapa cara, tergantung dari tingkat keparahan atau jenis gigi gingsul.
Berikut ini adalah beberapa cara merapikan gigi gingsul, antara lain:
1. Cabut Gigi
Gigi gingsul kebanyakan dialami oleh anak-anak dan remaja.
Salah satu cara merapikan gigi gingsul adalah dengan mencabut beberapa gigi susu yang tersisa dan menciptakan ruang bagi gigi permanen untuk tumbuh secara normal.
Beberapa anak juga mungkin memerlukan perawatan dini selama masa pertumbuhan untuk memodifikasi bentuk rahang kurang baik.
Biasanya, Si Kecil akan diminta memakai alat yang membantu menggeser rahang ke posisi yang tepat agar susunan gigi juga kembali normal.
2. Kawat Gigi
Cara merapikan gigi gingsul selain dicabut adalah dengan pemasangan kawat gigi. Kawat gigi dirancang untuk memberikan tekanan halus pada gigi dan perlahan memperbaiki gigitan.
Gigi cenderung keluar dari tempatnya bahkan setelah memakai kawat gigi.
Sehingga sebagian orang akan disarankan untuk memakai alat yang disebut retainer untuk menjaga agar gigi tidak keluar dari posisi yang diinginkan setelah menjalani perawatan ortodontik.
Baca Juga: Simak 6 Tips Mengajak Anak ke Dokter Gigi untuk Pertama Kali Agar Menyenangkan!
3. Pembedahan
Jika dibutuhkan, tindakan pembedahan juga dapat dilakukan sebagai cara merapikan gigi gingsul, namun tindakan ini sangat jarang dilakukan.
Pembedahan biasanya adalah cara merapikan gigi gingsul kembali normal pada orang dewasa yang cukup parah, biasanya pada kasus gigi gingsul kelas 3.
Pembedahan ditujukan untuk memperpanjang atau memperpendek rahang yang bermasalah atau dalam posisi yang tidak tepat.
Kabel, pelat, atau sekrup khusus akan dirancang dalam usaha menstabilkan tulang rahang.
Namun, cara merapikan gigi gingsul kembali normal pada kasus gigi gingsul kelas 3 juga bisa dilakukan tanpa pembedahan dengan pertimbangan pasien yang takut, biaya, dan estetika.
Baca Juga: Anak Trauma ke Dokter Gigi, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Jenis-jenis Gigi Gingsul
Setelah memahami cara merapikan gigi gingsul yang telah dijabarkan di atas, Moms perlu tahu jenis-jenis dari kondisi gigi gingsul.
Gigi gingsul atau maloklusi gigi, dapat didiagnosis ketika pemeriksaan mulut rutin. Dikutip dari Koch Orthodontics, kondisi ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Terlalu Padat (Overcrowding)
Kondisi gigi yang terlalu penuh atau tidak sejajar adalah salah satu masalah ortodontik paling umum yang disebabkan oleh kurangnya ruang di rahang.
Ruang yang tidak memadai ini menyebabkan gigi menjadi bengkok dan tumpang tindih.
2. Gigitan Terbuka (Open Bite)
Gigitan terbuka terjadi jika gigi depan tidak menutupi gigi bawah. Gigitan terbuka yang berdampak pada gigi depan disebut gigitan terbuka anterior.
3. Gigi Tanggal
Gigi tanggal terjadi jika gigi tidak berkembang dengan baik atau saat gigi permanen mengalami trauma yang tidak disengaja.
Nama klinis dari kondisi gigi ini adalah hipodontia.
Baca Juga: 4 Dampak Buruk Tidak Membersihkan Karang Gigi
4. Diastema
Merupakan kondisi ruang yang tercipta di antara dua gigi yang berdekatan dan biasanya mempengaruhi gigi depan.
5. Impaksi Gigi
Gigi yang mengalami impaksi adalah gigi yang tidak keluar dari gusi secara sempurna, biasanya terjadi pada geraham bungsu.
6. Gigi berjarak
Jarak biasanya terjadi antara dua atau lebih dari dua gigi. Hal ini dapat disebabkan karena mengisap jempol, menjulurkan lidah, gigi kecil atau gigi yang hilang.
7. Overjet
Kondisi ketika lengkungan atas gigi melampaui lengkungan bawah secara horizontal, menghasilkan gigi yang menonjol (tonggos).
8. Overbite
Peningkatan tumpang tindih gigi depan atas pada gigi depan bawah menyebabkan gigitan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan gigi depan atas menggigit gusi bawah.
9. Crossbite
Gigitan silang terjadi ketika gigi atas menggigit di dalam gigi bawah.
Hal ini dapat terjadi di salah satu atau kedua sisi rahang dan berdampak buruk pada gigi depan atau belakang.
10. Underbite
Gigitan silang yang hanya memengaruhi gigi depan disebut underbite.
Kebiasaan yang Dapat Menyebabkan Kondisi Gigi Gingsul
Ada beberapa kebiasaan atau kondisi yang dapat merangsang kondisi gigi gingsul, antara lain:
- Kebiasaan buruk saat kecil, seperti mengisap jempol, menjulurkan lidah, menggunakan empeng atau dot setelah usia 3 tahun, dan penggunaan botol susu dalam waktu lama.
- Terdapat kondisi gigi yang berlebih, gigi tanggal, gigi impaksi, atau gigi berbentuk tidak normal.
- Tambalan gigi, mahkota gigi, peralatan gigi, retainer, atau pemasangan kawat gigi yang tidak pas.
- Ketidaksejajaran tulang rahang akibat cedera parah.
- Faktor penyakit lainnya, seperti tumor mulut dan rahang.
Baca Juga: 6 Tanda Sakit Gigi yang Harus Segera Diperiksakan ke Dokter Gigi, Jangan Diabaikan!
Manfaat Melakukan Perawatan pada Gigi Gingsul
Berbagai cara merapikan gigi gingsul yang dilakukan mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan selama beberapa waktu.
Pada gigi gingsul dengan tingkat keparahan sedang hingga berat, perawatan gigi diperlukan untuk dapat memberikan manfaat, seperti:
- Membuat gigi lebih mudah dibersihkan dan mengurangi risiko kerusakan gigi dan penyakit periodontal, seperti gingivitis atau periodontitis
- Menghilangkan ketegangan pada gigi, rahang, dan otot. Hal ini juga dapat mengurangi risiko patah gigi dan dapat mengurangi gejala gangguan sendi temporomandibular.
Dampak Memiliki Gigi Gingsul
Secara umum, dampak gigi gingsul pada kualitas hidup seseorang masih dianggap negatif.
Penelitian yang dilakukan di Brazil dan dimuat dalam jurnal Public Library of Science menyebutkan dampak gigi gingsul terbilang negatif pada kualitas hidup seorang remaja.
Dampak ini sebagian besar terkait dengan perubahan estetika akibat gigi gingsul dan kondisi sosial ekonomi remaja tersebut.
Analisis lainnya yang tertuang dalam Issues in Contemporary Orthodontics juga menemukan hal senada, yaitu adanya dampak negatif terhadap kualitas hidup anak, remaja, dan orang dewasa.
Pada remaja, dampak yang paling dirasakan adalah dari segi psikologis, interaksi sosial, dan aspek fungsional.
Mereka yang mencari cara merapikan gigi gingsul menjadi normal kembali dan menjalani perawatan, merasa mengalami peningkatan dari segi kualitas hidup.
Meskipun gigi gingsul ini memiliki dampak yang tidak terlalu parah terhadap kesehatan, namun ada baiknya untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Usahakan menghindari aktivitas serta makanan yang dapat menimbulkan bahkan memperparah gigi gingsul agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Jangan lupa untuk memeriksakan gigi Moms dan keluarga secara rutin ke dokter gigi untuk mendeteksi dini masalah-masalah kesehatan mulut, ya.
- https://medlineplus.gov/ency/article/001058.htm
- https://gwinnettorthodontist.com/malocclusion-of-teeth/
- https://www.intechopen.com/books/issues-in-contemporary-orthodontics/impact-of-malocclusions-on-quality-of-life-from-childhood-to-adulthood
- https://doi.org/10.1371/journal.pone.0162715
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.