Dampak Camilan Anak yang Tidak Sehat, Catat!
Tahukah Moms? Perayaan Hari Gizi Anak Nasional diperingati setiap tanggal 25 Januari, lho!
Ini sebagai bentuk upaya kesadaran gizi di tengah masyarakat. Selain makanan pokok, camilan anak juga menjadi asupan yang tak kalah penting.
Membaca kandungan gizi pada kemasan salah satu yang perlu disoroti orang tua saat ini. Sebab, banyak camilan anak yang tidak sehat dan berdampak buruk untuk kesehatan.
Oleh karena itu, para orang tua saat ini digalakkan untuk membaca kandungan pada kemasan camilan anak sebelum membelinya.
Dampak camilan anak yang tidak sehat memang tidak langsung dapat dirasakan, namun ini timbul di masa datang.
International Journal of Health Policy and Management memaparkan, perilaku dan kebiasaan makan yang tidak sehatsebagai faktor risiko dari banyak penyakit tidak menular (PTM), termasuk kanker, obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.
Apa sajakah dampak camilan anak yang tidak sehat ini untuk tubuh? Mari cari tahu di bawah ini Moms!
Baca Juga: 6 Buah yang Bikin Kenyang untuk Camilan Anak di Rumah
Dampak Camilan Anak yang Tidak Sehat
Foto: Orami Photo Stocks
"Seperti pada orang dewasa, hipertensi pada anak-anak sering terjadi diam-diam, yang berarti anak mungkin tidak merasakan gejala dan orang tua tidak dapat mendeteksi tanda-tandanya," tutur May Loo, MD, dokter anak di California Utara dan profesor Stanford University.
Anak-anak yang mengonsumsi garam berlebih, mengonsumsi minuman tinggi gula dan kalori, memicu meningkatkan risiko obesitas.
Berikut ini dampak camilan anak yang tidak sehat untuk kesehatan:
1. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
Jika anak Moms senang camilan cepat saji dan hampir mengonsumsi setiap hari, ini akan memicu infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Kalori berlebih dari makanan cepat saji dapat menyebabkan penambahan berat badan. Hal ini dapat menyebabkan obesitas.
Obesitas meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas.
Dampak camilan anak yang tidak sehat ini dapat memberi tekanan pada jantung dan paru-paru serta gejala dapat muncul bahkan dengan tiba-tiba.
Anak mungkin akan mengalami kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.
Untuk anak-anak, risiko masalah pernapasan sangat jelas.
Studi dari BMJ Journal menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin dapat terkena asma.
2. Eksim Kulit
Camilan anak yang tidak sehat dapat memengaruhi kesehatan kulit Si Kecil.
Sebuah studi menemukan cokelat dan makanan berminyak dan berkabohidrat seperti pizza menjadi penyebab munculnya jerawat.
Makanan kaya karbohidrat menyebabkan lonjakan gula darah, dan lonjakan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat memicu timbulnya jerawat.
Anak-anak dan remaja yang tidak memerhatikan kandungan tidak sehat pada camilan anak juga dapat memicu eksim.
Eksim adalah kondisi kulit yang menyebabkan iritasi pada kulit yang meradang dan gatal.
Baca Juga: Menjaga Daya Tahan Tubuh Si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi di Masa Pandemi
3. Gizi Tidak Seimbang
“Di sela-sela makanan popok, perlu camilan anak untuk melengkapi gizi harian anak. Memilih camilan anak harus sehat dan baik. Jika biasa konsumsi camilan anak yang tidak sehat ini akan menganggu daya tahan tubuh,” dr. Attila Dewanti, Sp.A (K), dokter spesialis anak, saat konferensi pers “Pentingnya Memilih Cemilan Baik untuk Tumbuh Kembang Anak” oleh Paddle Pop pada Jumat, 22 Januari 2021.
Membiarkan anak makan camilan dan tidak diimbangi makanan pokok, ini tidak baik untuk kesehatan.
Anak yang terlalu banyak makan camilan yang tak terjamin kadar gizinya akan mengalami masalah pertumbuhan.
Kasus terburuknya, camilan anak yang beredar di pasaran banyak mengandung bahan pengawet, zat pewarna, penyedap rasa, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu Moms perlu jeli dalam memilih camilan anak dan sebaiknya camilan anak diberikan dua kali di sela-sela jam makan utama.
4. Anak Cepat Mengantuk
“Kandungan gula terlalu tinggi pada camilan anak yang dikonsumsi akan cepat mengantuk. Hal ini dapat terjadi karena tanpa diimbangi aktivitas yang cukup” tambah dr. Attila.
Apalagi di masa pandemi seperti ini anak lebih sering beraktivitas di dalam rumah. Anak lebih sering melakukan kegiatan yang itu-itu saja, sehingga pola makan dan aktivitas tidak seimbang.
Camilan anak yang mengandung perisa atau terlalu gurih juga tidak baik, karena dapat memicu darah tinggi, kolestrol dan diabetes pada anak.
5. Tulang Keropos
Karbohidrat dan gula dalam camilan anak yang tidak sehat dan makanan olahan dapat meningkatkan asam di mulut.
Asam ini bisa merusak enamel gigi. Saat enamel gigi menipis dan bakteri terkumpul, ini bisa menyebabkan gigi berlubang.
Obesitas juga dapat menyebabkan komplikasi pada kepadatan tulang dan massa otot. Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih besar untuk terjatuh dan patah tulang.
Penting untuk terus berolahraga untuk membangun otot yang menopang tulang anak, dan menjaga pola makan yang sehat untuk meminimalkan keropos tulang.
Baca Juga: 5 Manfaat Pisang untuk Kesehatan Anak, Moms Wajib Tahu!
Tips Memilih Camilan Anak
Foto: Orami Photo Stocks
Waktu camilan anak merupakan bagian dari jadwal harian asupan gizi.
Camilan anak yang sehat dapat membantu mengekang rasa lapar dan melengakapi kebutuhan nutrisi.
Kandungan camilan yang sehat dapat meningkatkan energi, dan dapat membantu melengkapi nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Inilah tips memilih camilan anak yang sehat dan lezat.
1. Hindari Makanan Cepat Saji
Tak heran jika Si Kecil menyukai makanan cepat saji karena gurih dan kelezatannya itu.
Kandungan pengawet dan perisa yang berlebihan itu yang membuat Si Kecil dapat dengan lahap makan makanan cepat saji.
Namun ini tak boleh dibiarkan ya Moms!
Makanan cepat saji menurut jurnal Nature Neuoscince pada 2010, dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Alihkan menu sehat lainnya agar Si Kecil terbiasa mengonsumsi makanan sehat sejak dini.
2. Kreasikan Makanan Unik
Ketika Si Kecil sulit makan, Moms bisa mencari ide untuk membuat potongan-potongan unik pada camilan anak.
Gunakan pemotong kue untuk membuat bentuk dari irisan keju, roti gandum atau tortilla gandum.
Tusuk potongan buah layaknya kebab atau sate atau tunjukkan pada anak cara makan buah potong dadu dengan sumpit.
Cara lainnya, bisa dengan membuat menara dari kerupuk gandum, cetakan huruf atau angka, serta buah dalam bentuk wajah unik di atas piring.
Dengan cara unik ini, semoga anak dapat dengan lahap untuk mengonsumsi camilan anak yang sehat ya Moms!
3. Teliti Membaca Label Makanan
Sebelum membeli camilan anak yang sehat, membaca kandungan pada label sangat penting, lho!
Sebab, ini terlihat sepele namun jika Moms mencoba mempraktikkanya, ini akan memudahkan anak untuk terbiasa makan camilan anak yang bergizi.
Makanan berlabel rendah lemak atau bebas lemak masih mengandung banyak kalori dan natrium.
Camilan anak yang disebut-sebut bebas kolesterol masih bisa tinggi lemak, natrium, dan gula.
Periksa label nutrisi untuk mengetahui kandungan seluruhnya dan buat pilihan camilan anak yang cerdas.
Baca Juga: Bantu Balita Tidur Nyenyak dengan 4 Camilan Sehat Ini
4. Konsumsi Camilan Sehari Dua Kali
Idealnya camilan anak diberikan dua kali di sela-sela makanan pokok, misalnya pukul 10 pagi dan 4 sore.
“Sebab di waktu-waktu ini anak akan kembali merasa lapar dan membutuhkan asupan memenuhi gizinya,” ucap aktris Sophie Novita, pada konferensi pers yang sama.
Sebaiknya memberikan camilan anak seperti susu atau buah. Karena ini baik untuk kalsium tulang dan tumbuh kembang anak.
Buah kaya akan vitamin untuk proses tumbuh kembang anak.
Pilih kadar gula, kalori dan lemak sesuai AKG atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Rekomendasi WHO sebaiknya anak atau orang dewasa membatasi konsumsi gula yakni 50 gram per hari.
Selain itu, anak bisa jadi lebih cepat lapar setelah mengonsumsi makanan dengan gula berlebih, menurut Healthy Children..
Sedangkan untuk camilan anak usia 7-9 tahun sekitar 330 kalori per harinya.
5. Konsistensi Camilan Sehat
Penting untuk konsistensi dan kebiasaan rutin dalam menyiapkan camilan anak yang sehat.
Anak masih dalam pertumbuhan dan lambungnya juga masih kecil, oleh karena itu porsi makanan juga menyesuaikan.
“Jangan bangga apabila anak mengonsumsi terlalu banyak camilan anak, sebab sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, belum kalau kandungannya tidak sesuai dengan AKG,” tambah Sophie.
Utamakan makanan pokok, baru diselingi dengan camilan anak yang sehat. Orang tua perlu konsistensi dalam mengenali camilan anak sehat agar ia terbiasa seiring pertumbuhannya.
Baca Juga: Resep Baso Ikan Tahu Goreng Gurih untuk Camilan Sore yang Mantap
Setelah mengetahui dampak camilan anak yang tidak sehat dan tips untuk memulainya, lebih mudah bukan Moms?
Yuk mulai sekarang terapkan camilan anak yang sehat untuk memenuhi gizinya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.