Dermatitis Atopik pada Bayi, dari Penyebab hingga Obatnya
Penyakit Dermatitis Atopik pada bayi perlu diketahui sejak dini.
Artis Mona Ratuliu pernah bercerita tentang kondisi putri kecilnya, Numa, yang berusia 3 bulan sedang mengalami dermatitis atopik.
Cerita tersebut ia bagikan di akun Instagram pribadinya.
Mona Ratuliu mengungkapkan bahwa sudah 2 hingga 3 hari kulit wajah Numa mengalami ruam merah hingga berair.
Bukan karena dicium atau ASI, Mona menjelaskan bahwa kondisi anak keempatnya ini terjadi karena alergi.
Sebelumnya, putri ketiga Mona yakni Ulah Sinala juga mengalami kondisi serupa saat masih bayi. Lalu, apa itu dermatitis atopik?
Baca Juga: Penjelasan Tentang Penyakit Kulit Hives dan Gambarnya
Memahami Kondisi Dermatitis Atopik pada Bayi
Dermatisis atopik dikenal juga sebagai eksim basah.
Dermatitis atopik atau eksim, merupakan kondisi kulit yang ditandai dengan adanya peradangan kronis, gatal, kasar, dan pecah-pecah.
Mengutip Mayo Clinic, dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang sering dikenal dengan istilah eksim.
Pada beberapa kondisi, lepuh kecil berisi cairan bening dapat terbentuk pada area kulit bermasalah, yang jika pecah dapat membentuk kerak dan berair.
Sementara itu, menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases dermatitis atopik atau eksim merupakan penyakit kronis yang menyebabkan kulit meradang dan teriritasi, sehingga sangat gatal.
Jika terus dibiarkan, kondisi tersebut akan membentuk luka terbuka, sehingga rentan terjadi infeksi lebih lanjut pada area luka tersebut.
Istilah atopik merujuk pada beberapa kondisi yang melibatkan sistem kekebalan tubuh, termasuk dermatitis atopik, asma, dan demam.
Selain itu, kondisi gangguan kulit ini tidak dapat menular, dan merupakan bentuk eksim paling umum terjadi saat masa kanak-kanak.
Baca Juga: Asma Alergi: Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Pengobatan
Gejala Dermatitis Atopik
Gejala yang dialami bagi penderita dermatitis atopik dapat berbeda-beda berdasarkan jenis eksim, tingkat keparahan kondisi eksim, serta faktor usia.
Berikut beberapa gejala umum yang sering terjadi pada penderita eksim, meliputi:
- Kulit kering.
- Kemerahan pada area kulit yang terkena eksim
- Rasa gatal
- Luka terbuka
- Berkerak
- Terdapat cairan di sekitar kulit yang terkena eksim
- Luka yang telah terinfeksi
Menyentuh, atau menggaruk area kulit yang mengalami eksim dapat menyebabkan luka parah hingga infeksi luka, untuk itu sebaiknya hindari melakukan hal tersebut.
Jika gejala semakin parah, segera melakukan pemeriksaan.
Baca Juga: 19 Rekomendasi Obat Biang Keringat pada Bayi yang Aman
Penyebab Dermatitis Atopik pada Bayi
Kondisi dermatitis atopik pada bayi dapat terjadi oleh kombinasi beberapa penyebab.
Menurut University of Rochester Medical Center, dermatitis atopik pada bayi disebabkan oleh gen alergi dan eksim yang diturunkan dari keluarga, dan sistem kekebalan yang tidak berkembang sepenuhnya.
Kondisi ini berpengaruh pada kemampuan diri untuk melindungi kulit, dan faktor eksternal lainnya seperti cuaca musim dingin, kering, suhu panas, dan kurang pelembab kulit.
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Allergy, Asthma & Immunology Research tahun 2015 penyebab eksim bisa juga dipicu dari faktor lingkungan yang dapat membuat penyakit menjadi berkembang.
Untuk itu diperlukan pengobatan yang mampu mengurangi rasa gatal dan dapat menghidrasi kulit.
Umumnya, penderita eksim memiliki kulit yang sangat kering, sehingga tidak mampu mempertahankan kelembabannya.
Hal tersebut dapat membuatnya lebih rentan terserang oleh beberapa pemicu dari lingkungan, sehingga menyebabkan rasa gatal, hingga perih.
Selain itu, risiko dermatitis atopik pada bayi juga sangat tinggi pada penderita dengan riwayat keluarga yang memiliki kondisi eksim.
Adapun beberapa penyebab lainnya dapat disimak berikut ini.
- Memiliki kulit kering
- Melakukan aktivitas yang menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif
- Gangguan sistem kekebalan
- Tinggal di daerah perkotaan, atau di daerah dengan suhu dingin
- Kerusakan pada pelindung kulit atau skin barrier
- Gangguan endokrin, seperti penyakit tiroid.
Baca Juga: Neurodermatitis, Penyakit Kulit Penyebab Tubuh Gatal-Gatal
Cara Mengobati Dermatisi Atopik pada Bayi
Menurut studi di jurnal Allergy, Asthma & Clinical Immunology pada tahun 2018, dalam menentukan perawatan kulit yang tepat, pasien perlu menjalani tes alergi terhadap makanan untuk dapat dipertimbangkan pengobatannya berdasarkan riwayat pasien.
Kondisi eksim dapat diatasi dengan berbagai cara, meliputi:
1. Menggunakan Pelembab Emollient
Pelembab emollient adalah pelembab medis yang umumnya digunakan untuk mengobati kondisi kulit eksim.
Jenis pelembab ini dapat ditemui dalam berbagai bentuk, yaitu krim, salep, lotion, gel, dan semprotan.
Menggunakan pelembab emollient sangat tepat dalam merawat kulit yang mengalami eksim.
Sebab pelembab ini dapat bekerja dengan menenangkan, melembabkan, melindungi kulit, serta membantu mengurangi jumlah eksim.
2. Kortikosteroid Topikal
Kortikosteroid topikal, atau steroid topikal merupakan pengobatan topikal yang membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal pada kulit.
Steroid adalah zat alami yang dibuat tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh.
Ada sejumlah jenis steroid topikal yang berbeda serta konsentrasi yang berbeda, yaitu dalam bentuk salep, krim, lotion, semprot.
Obeat topikal ini dapat dioleskan hanya pada area kulit yang terkena eksim dengan frekuensi yang telah ditentukan oleh dokter.
Baca Juga: 13 Rekomendasi Produk Salep Kurap, Dijamin Ampuh, Lho!
3. Fototerapi
Sinar ultraviolet atau sinar UV dapat membantu mengobati eksim pada kondisi sedang hingga berat.
Sinar UV membantu menjaga sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi gejala eksim pada kulit.
Namun, meskipun melakukan pengobatan fototerapi, pasien juga tetap harus menjalani serangkaian pengobatan lainnya, sebab fototerapi hanya bersifat sementara.
Selain itu, pengobatan fototerapi yang terlalu banyak memiliki efek samping, yaitu kulit mengalami penuaan, hingga kanker kulit.
4. Mandi Air Hangat
Saat mandi, menggunaakan air hangat dapat menenangkan kulit.
Pastikan untuk menggunakan sabun yang lembut dan tidak membuat kulit kering. Hindari menggunakan penggosok badan guna mencegah terjadinya iritasi pada kulit.
Selain itu, keringkan kulit setelah mandi dengan pelan tanpa menggosoknya. Hal tersebut dapat meminimalisir memperparah kondisi eksim.
Setelah menjalani berbagai perawatan dan dinyatakan sembuh, Moms perlu berhati-hati dan tetap melakukan perawatan kulit di rumah untuk mencegah kondisi iritasi kulit terjadi kembali.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Pembalut yang Aman untuk Kulit Sensitif
Apakah Dermatitis Atopik Bisa Sembuh Sendiri?
Hingga kini masih belum ada obat yang bisa menyembuhkan eksim atau dermatitis atopik.
Sehingga eksim dan ruam tidak akan hilang begitu saja tanpa ada perawatan dan penanganan khusus.
Sebab, bagi sebagian orang, eksim adalah kondisi kronis yang membutuhkan cara agar tidak memicunya kembali dan mencegahnya untuk kambuh.
Meski begitu, menurut American Academy of Dermatology Association menyebut bahwa usia berpengaruh terhadap kesembuhan dermatitis atopik.
Tercatat, sekitar 60% orang yang menderita dermatitis atopik saat mereka bayi ketika dewasa dermatitis atopik akan membaik dan bahkan sembuh.
Namun, seberapa lama seseorang mengidap dermatitis atopik tergantung pada penyebab atau pemicu penyakit.
Itulah penjelasan mengenai penyakit dermatitis atopik pada bayi yang diderita oleh Numa, putri keempat Mona Ratuliu.
Jika si kecil mengalami gejala serupa disarankan untuk segera memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat ya, Moms.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/symptoms-causes/syc-20353273#:~:text=Atopic%20dermatitis%20(eczema)%20is%20a,been%20found%20for%20atopic%20dermatitis.
- https://www.niams.nih.gov/health-topics/atopic-dermatitis#:~:text=Atopic%20dermatitis%2C%20often%20called%20eczema,anyone%20can%20get%20the%20disease.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4773205/
- https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P01675
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.