Mengenal Epididimis dan Peradangan yang Terjadi di Organ Intim Pria
Masalah kesehatan pada alat kelamin tak hanya menyerang wanita, pria pun bisa mengalaminya. Salah satu kondisi yang sering terjadi yakni peradangan pada epididimis.
Peradangan yang terjadi di daerah skrotum ini dapat mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan lainnya.
Yuk, ketahui gejala dan penyebabnya agar lebih mudah untuk diatasi, Dads!
Apa Itu Epididimis?
Anatomi alat kelamin pria tidak hanya meliputi penis, testis dan skrotum, lho. Adapun bagian yang tak kalah penting yakni epididimis.
Melansir National Cancer Institute, epididimis adalah tabung yang terletak di bagian belakang testis dan fungsinya menyimpan dan memproduksi sperma.
Organ pada alat kelamin pria ini terdiri dari sejumlah bagian, yakni kepala, tubuh, dan ekor.
Penjelasan setiap fungsinya yakni seperti:
- Kepala: terletak di kepala testis dan menyimpan sperma untuk proses pematangan.
- Tubuh: saluran untuk menghubungkan kepala ke bagian ekor. Pematangan sperma terjadi pada bagian ini.
- Ekor: fungsinya yakni untuk menghubungkan vas deferens. Bagian ini juga sebagai saluran penghantar sperma.
Ketika tabung atau organ ini menjadi bengkak, tak jarang bisa menyebabkan rasa sakit dan bengkak di daerah alat kelamin pria. Hal inilah yang dikenal dengan epididimitis, Dads.
Baca Juga: Mengenal Hermaprodit atau Intersex, Ketika Bayi Terlahir dengan 2 Jenis Kelamin
Gejala Umum Epididimitis
Salah satu penyakit yang sering diderita kaum pria pada alat kelamin yakni epididimitis.
Epididimitis adalah peradangan yang terjadi pada tabung yang terletak di belakang skrotum.
Kondisi ini dapat menyerang pria dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada pria berusia antara 14 dan 35 tahun.
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyakit menular seksual (PMS).
Mengutip Mayo Clinic, gejala umum yang dirasakan dari epididimitis meliputi:
- Skrotum bengkak, merah, dan terasa hangat
- Nyeri testis pada satu sisi atau hilang timbul
- Sakit ketika buang air kecil
- Ada cairan keluar dari penis
- Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian bawah atau daerah panggul
- Darah dalam air mani
Demam juga gejala yang sering dialami dan berupa tanda bahwa adanya infeksi pada tubuh akibat epididimitis.
Jangan pernah mengabaikan nyeri atau pembengkakan pada skrotum ya, Dads!
Beberapa kasus perlu segera mendapatkan perawatan untuk menghindari kerusakan permanen pada alat vital.
Segera temui dokter saat gejala di atas mulai terasa untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Tingkat Keparahan, dan Cara Mengatasinya
Penyebab Epididimitis pada Pria
Jenis penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis dalam jangka panjang. Infeksi bakteri salah satu penyebab terbesar pria mengalami epididimitis.
Penyakit yang sering menyerang pria dewasa muda ini juga bisa dipicu dari berbagai kondisi, yakni:
1. Penyakit Menular Seksual
Epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau gonore.
Ini lebih sering terjadi pada pria yang berusia di bawah 35 tahun.
Pengujian sampel darah dan pemantauan gejala fisik adalah cara untuk mendiagnosis infeksi menular seksual pada seseorang.
Biasanya, infeksi ini terjadi akibat kontak seksual dari 1 orang ke orang lainnya. Hal ini meliputi seks vagina, oral, dan juga anal.
IMS akibat bakteri dapat disembuhkan dengan antibiotik jika pengobatan dimulai cukup dini.
Namun, infeksi yang disebabkan virus akan lebih sulit untuk diobati.
2. Infeksi Saluran Kemih
Dads, penyebab lain dari epididimitis bisa karena infeksi saluran kemih, lho.
Meski terdengar jarang terjadi pada pria, kondisi ini bisa saja menyerang sewaktu-wakti.
ISK pada pria lebih mungkin terjadi jika memiliki riwayat penyakit seperti:
- Kelenjar prostat yang membesar
- Kateter urine
- Riwayat operasi pada selangkangan, kelenjar prostat, atau kandung kemih
Terkadang, penyebab pasti dari kondisi tidak dapat dijelaskan.
Gejala yang paling sering terlihat dari infeksi saluran kemih ini yakni rasa sakit ketika buang air kecil.
Baca Juga: 9 Cara Merawat Telinga, Jangan Gunakan Cotton Buds!
3. Tuberkulosis
Dads, ternyata penyebab dari peradangan pada epididimis juga bisa karena gangguan organ tubuh lainnya. Salah satunya yakni paru-paru.
Infeksi pada paru-paru atau yang dikenal dengan tuberkulosis ini cukup sering menyerang pria.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari 1 orang ke orang lainnya melalui udara.
Pengujian melalui tes Mantoux salah satu cara untuk mendeteksinya.
TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, seperti otak, ginjal, atau tulang belakang.
Seseorang dengan TB dapat meninggal mendadak jika tidak mendapatkan pengobatan.
Bahkan, tuberkulosis juga bisa terjadi pada balita, lho.
Komplikasi Akibat Epididimitis
Adanya infeksi pada epididimis dapat menimbulkan berbagai kesehatan serius jika tidak segera diatasi.
Epididimitis akut ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:
- Epididimitis kronis: peradangan dapat menjadi permanen, bahkan ketika tidak ada infeksi bakteri.
- Infeksi atau abses: muncul nanah di sekitar epididimis dan membutuhkan pembedahan segera.
- Kerusakan permanen: peradangan dapat bersifat permanen merusak atau bahkan menghancurkan fungsi epididimis dan testis.
- Penyebaran infeksi: infeksi dapat menyebar dari skrotum ke organ tubuh lainnya.
Untuk kasus yang jarang, epididimitis dapat menyebabkan infertilitas pada pria.
Gangguan ketidaksuburan ini cukup berisiko ketika Dads dan pasangan ingin melakukan program kehamilan.
Baca Juga: 8 Pantangan Makanan untuk Sakit Tumit, Hindari Yuk Moms!
Cara Mengatasi Peradangan pada Epididimis
Lantas, jenis pengobatan seperti apa untuk mengatasi epididimitis? Berikut beberapa cara umum yang dipakai, seperti:
1. Antibiotik
Pengobatan yang sering digunakan dalam epididimitis adalah konsumsi antibiotik.
Hal ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki infeksi bakteri dalam tubuh.
Umumnya, pemulihan untuk kondisi ini membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk pulih sepenuhnya.
Antibiotik perlu dihabiskan hingga waktu yang ditentukan oleh dokter. Fungsinya yakni agar infeksi bakteri tidak kunjung timbul dan sepenuhnya hilang.
2. Hindari Berhubungan Intim
Dads, cara mengatasi epididimitis satu ini juga tak boleh dilewati. Menghindari akivitas sesual saat peradangan terjadi cukup membantu dalam proses pemulihan.
Hal ini pun untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah akibat berhubungan intim.
Ajaklah pasangan untuk berdiskusi hal ini dan bisa lebih memahaminya.
Adapun ketika tubuh sudah pulih kembali, aktivitas seksual boleh dilakukan seperti sedia kala, Dads!
Baca Juga: Awas, Folitikulis Jadi Salah Satu Bahaya Mencabut Bulu Ketiak
3. Istirahat Cukup
Istirahat cukup adalah salah satu 'obat' dalam mengatasi peradangan pada epididimis.
Tubuh akan lebih cepat melawan peradangan ketika kita banyak beristirahat.
Hal ini pun bisa dibarengi dengan melakukan berbagai perawatan rumahan seperti mengompres bagian yang meradang.
Cobalah untuk mengompres dengan air dingin pada skrotum untuk membuat rasa lebih nyaman.
Itulah fakta penting seputar epididimitis pada pria. Jangan pernah meremehkan gejala ringan yang dialami dan segera konsultasikan dengan dokter ya, Dads!
- https://training.seer.cancer.gov/testicular/anatomy/#:~:text=The%20epididymis%20is%20a%20narrow,It%20stores%20sperm%20for%20maturation.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epididymitis/symptoms-causes/syc-20363853
- https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/general/tb.htm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.