Epistaksis atau Mimisan: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasinya
Epistaksis adalah kondisi kesehatan yang ditandai dengan keluarnya darah dari hidung.
Di Indonesia, kondisi ini disebut dengan mimisan.
Dilansir dari National Library of Medicine, epistaksis adalah kondisi ini sering dijadikan tanda masalah dalam kesehatan.
Pada dasarnya, epistaksis bukan merupakan hal yang berbahaya.
Mimisan dapat berhenti dengan sendirinya tanpa harus melakukan penanganan.
Mimisan adalah kondisi pendarahan yang terjadi di sekitar hidung.
Berikut ini penjelasan lebih selengkapnya, wajib disimak bersama agar paham cara mengetasinya, ya!
Baca Juga: Mimisan pada Anak, Berbahayakah?
Penyebab Terjadinya Epistaksis
Penyebab dari mimisan biasanya karena pendarahan yang keluar dari hidung.
Jika mimisan keluar dari depan hidung dikenal dengan epistaksis anterior.
Mimisan bisa keluar dari bagian belakang hidung atau yang dikenal dengan istilah epistaksis posterior.
Kondisi epitaksis bisa juga keluar dari satu atau kedua lubang hidung.
Untuk kondisi epistaksis anterior, beberapa hal yang menyebabkan mimisan, yaitu:
- Kebiasaan mengorek hidung dengan kuku atau benda tajam.
- Membuang ingus dengan tekanan keras atau bersin secara keras.
- Menghirup udara yang kering atau terlalu dingin, seperti udara di dataran tinggi.
- Mengalami cedera serius di bagian hidung.
- Alergi terhadap sesuatu tertentu.
- Hidung yang bengkok akibat kondisi lahir atau cedera.
- Efek samping dari obat dekongestan, terutama konsumsi obat secara berlebihan.
Baca Juga: 13 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat pada Bayi, Yuk Coba!
Selanjutnya, untuk epistaksis posterior, kondisi yang bisa menjadi penyebabnya yaitu:
- Kondisi hidung yang patah akibat cedera.
- Kelainan yang terjadi pada pembuluh darah di dalam hidung, seperti kelainan genetik.
- Komplikasi atau efek samping dari operasi hidung.
- Mendapatkan pukulan atau benturan yang keras pada wajah atau kepala.
- Terjadinya gangguan pembekuan darah, atau kanker darah.
- Efek samping konsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau antikoagulan.
- Mengidap tumor atau kanker di rongga hidung, seperti kanker nasofaring.
Baca Juga: Mimisan pada Balita, Ketahui Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatannya
Ciri-Ciri Seseorang Alami Epistaksis
Biasanya, mimisan yang terjadi menandakan pendarahan yang terjadi.
Darah bisa keluar melalui hidung secara langsung.
Namun, darah bisa mengalir ke bagian belakang tenggorokan dan bisa menyebabkan batuk atau muntah darah.
Maka dari itu, kondisi epistaksis harus segera ditangani.
Terutama jika mimisan yang dialami adalah mimisan dengan kondisi parah.
Jika kondisinya parah, bisa jadi menunjukkan gejala, seperti:
- Adanya sebuah pendarahan yang berat.
- Detak jantung yang tidak teratur.
- Darah yang keluar bisa tertelan yang menyebabkan muntah darah.
- Dapat menimbulkan sesak napas.
- Menyebabkan wajah menjadi pucat.
Untuk mencegah kondisi semakin parah, penting untuk segera mengatasi epistaksis.
Secara lengkap, dalam penjelasan di bawah ini kita akan bahas bersama cara mengatasinya.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Mimisan pada Anak
Cara Mengatasi Epistaksis atau Mimisan
Bagi sebagian orang, keluarnya darah di bagian hidung dapat memberikan kepanikan.
Terutama bagi seseorang yang takut akan darah.
Sesulit apa pun kondisinya, ketika mimisan terjadi sebisa mungkin harus bisa tenang.
Setelah dapat menenangkan diri, dilansir dari Osmosis terdapat beberapa penanganan yang bisa dilakukan, yaitu:
- Duduk tegak dan coba buat tubuh dibuat condong ke depan. Pertahankan posisi ini, karena dapat mengurangi tekanan yang terjadi di pembuluh darah sekitar hidung. Pendarahan akan berkurang. Posisi condong ke depan juga mencegah darah tertelan dan masuk ke tenggorokan dan lambung.
- Setelah posisi condong dilakukan dengan baik, Moms bisa menghembuskan napas dari hidung, sebagaimana akan membuang ingus. Lakukan pelan-pelan saja, jangan terlalu menggunakan tenaga. Tujuannya untuk membersikan saluran hidung dari pembekuan darah.
- Cara mengatasi terakhir, jepit hidung selama 5-10 menit dengan menggunakan ibu jari atau telunjuk. Tujuannya untuk menghentikan pendarahan. Sementara tindakan ini dilakukan, atur pernapasan menggunakan mulut terlebih dahulu.
- Setelah pendarahan berhenti, tegakkan kepala atau jangan menunduk sama sekali. Usahakan jangan menunduk dalam beberapa jam agar epistaksis tidak lagi terjadi.
Agar mimisan tidak lagi terjadi, Moms bisa menggunakan olesan petroleum jelly.
Oleskan di dalam hidung atau bisa menyemprotkan lauran garam steril.
Keduanya dapat membilas rongga hidung.
Jika epistaksis sering kambuh dan semakin parah, langkah yang tepat untuk segera melakukan konsultasi kepada dokter.
Terutama untuk kondisi mimisan yang terjadi akibat kecelakaan dan mimisan yang terjadi pada anak di bawah dua tahun.
Moms wajib segera ke dokter, jika mimisan yang terjadi lebih dari 30 menit dan darah yang keluar dalam jumlah banyak.
Terutama jika mimisan yang terjadi telah menganggu pernapasan.
Umumnya, dokter akan melakukan tindakan untuk mencegah epistaksis.
Tindakan-tindakan tersebut meliputi:
- Jika mimisan terjadi akibat benda asing, dokter melakukan tindakan untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
- Dokter akan memberikan kassa atau spons di bagian hidung. Tujuannya memberikan tekanan pada sumber pendarahan. Tujuannya agar pendarahan berhenti.
- Jika mimisan yang terjadi sangat parah, maka dokter akan melakukan pembedahan septum. Prosedur bedah yang bertujuan untuk meluruskan dinding antara dua saluran hidung yang bengkok.
Baca Juga: Cara Mengatasi Mimisan dengan 5 Bahan Alami
Jika epistaksis memang cukup terjadi, Moms harus mulai menghindari aktivitas yang berat.
Usahakan Moms untuk menggunakan pelembap udara, seperti humidifier di rumah.
Juga biasanya untuk tidak menghirup atau meniup hidung terlalu kuat.
Hal tersebut bertujuan agar kondisi mimisan tidak lagi terjadi.
Nah itulah penjelasan lengkap terkait kondisi epistaksis atau mimisan.
Dari penyebab dan cara mengatasi di atas, semoga bisa mendapatkan melakukan kegiatan secara bijak agar terhindar dari kondisi mimisan.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK435997/#
- https://www.osmosis.org/answers/epistaxis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.