Gairah Seks Menurun Saat Menyusui?
Kebanyakan pasangan muda merasa kehidupan seksualnya berubah setelah mereka memiliki anak. Bulan-bulan pertama pascamelahirkan dipenuhi dengan kegiatan mengurus bayi dan menyusui, sehingga istri lebih banyak mencurahkan perhatian kepada si kecil dibandingkan suami. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya untuk si kecil, sehingga sulit rasanya mencari waktu untuk memenuhi kebutuhan biologis.
Beberapa bulan pertama setelah melahirkan, hormon pada diri wanita akan diprogram ulang untuk menyusui dan mengasuh bayi. Ibu menyusui sering tidak cukup istirahat, padahal menyusui memberi kesempatan ibu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.
Isapan bayi saat menyusu akan membuat kelenjar pituitari di otak ibu mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon ini membuat ibu merasa rileks, dan kadang mengantuk sehingga biasanya ibu merasa lebih tertarik beristirahat daripada memadu kasih dengan suami.
Ditambah lagi biasanya ibu dan orang-orang di sekitar ibu sering tidak menyadari hal ini. Tiap kali selesai menyusui, ibu bukannya beristirahat melainkan melakukan berbagai kegiatan yang menguras energi. Dengan demikian ibu menjadi sangat kelelahan dan tidak berminat melakukan hubungan intim.
Sebagian ibu menyusui lain justru tidak merasakan hambatan melakukan kegiatan seksual. Sebuah survei menyebutkan, sekitar 40,5% ibu menyusui pernah orgasme saat bayi menyedot susu dan 16,7 persen lainnya merasa terangsang.
Jika Anda terangsang, janganlah malu-malu meminta pertolongan pada suami tercinta. Jika memang tidak memungkinkan, bersabar dan tunggulah hingga malam hari. Perlu diingat, kegiatan seksual tidak selalu dilakukan dengan penetrasi, lho. Kecupan kecil atau belaian juga dapat memuaskan gairah wanita yang tengah hamil atau menyusui.
Kegiatan seksual ibu pada masa menyusui pada dasarnya tergantung dari kondisi fisik. Jika ditelusuri lebih lanjut, ada dua macam penyebab yang mungkin menurunkan gairah seksual ibu pascamelahirkan, yakni penyebab langsung maupun tidak langsung.
Penyebab langsung contohnya adalah luka pada persalinan normal atau operasi, sedangkan penyebab tidak langsung seperti depresi, baby blues, atau kelelahan ketika merawat bayi.
Dengan mengomunikasikan kondisi fisik Anda dengan pasangan atau konsultan kesehatan, Anda dapat menikmati peranan sebagai ibu menyusui dengan baik tanpa menggangggu kehidupan percintaan dengan suami.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda jadi malas bercinta saat menyusui, tak mengalami perubahan, atau justru merasa terangsang?
(HEI)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.