Pengertian, Gejala dan Penanganan Gangguan Kepribadian Skizoid
Apakah Moms pernah mendengar tentang gangguan kepribadian skizoid?
Ya, ini merupakan gangguan kepribadian yang ditandai oleh sifat dingin, suka menyendiri, dan menghindari interaksi sosial atau hubungan dengan orang lain.
Umumnya hal ini terjadi pada masa awal proses kedewasaan.
Para penderita gangguan kepribadian skizoid tidak menyukai hubungan yang dekat, erat, bahkan dengan keluarga dan lebih suka menyendiri.
Lalu, apa pengertian, gejala, hingga pengobatan gangguan kepribadian skizoid? Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Ingin Tahu Tipe Kepribadian Moms? Coba Link Tes MBTI Online Berikut Ini
Pengertian Gangguan Kepribadian Skizoid
Foto: gejala gangguan kepribadian skizoid (Orami Photo Stocks)
Istilah gangguan kepribadian skizoid berasal dari bahasa Yunani. Kata skizoid berasal dari kata Yunani schiz, yang berarti, "membelah".
Dengan demikian, pengertian gangguan kepribadian skizoid menunjukkan bahwa ada aspek kepribadian individu yang "terpisah" atau terlepas dari lingkungan atau kenyataan seseorang.
Istilah "skizoid" pertama kali diperkenalkan ke psikiatri dan komunitas medis oleh psikiater Eugen Bleuler pada tahun 1908.
Saat itu, ia menggambarkan individu skizoid memiliki kemampuan terbatas untuk mengekspresikan emosinya, serta kecenderungan untuk terombang-ambing antara sensitivitas emosional dan emosi yang datar.
Dilansir dari kamus psikologi online yang dikeluarkan Asosiasi Psikologi Amerika, APA Dictionary of Psychology, pengertian gangguan kepribadian skizoid adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan “berhati dingin” dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, tidak adanya perasaan lembut terhadap orang lain, kurangnya minat dan keinginan terhadap hubungan yang intim, dan ketidakpedulian terhadap pujian atau kritik serta perasaan orang lain.
Baca Juga: Jangan Dianggap Enteng, Yuk Kenali 5 Jenis Gangguan Kepribadian
Gejala Gangguan Kepribadian Skizoid
Foto: suka menyendiri (Orami Photo Stock)
Setelah Moms mengetahui pengertian gangguan kepribadian skizoid, tak ada salahnya untuk mengetahui gejala gangguan kepribadian skizoid.
Sama seperti kebanyakan kasus gangguan jiwa, sumber informasi utama yang digunakan psikiater atau psikolog klinis untuk melihat gejala gangguan kepribadian skizoid adalah riwayat hidup.
Informasi yang digali untuk menemukan gejala gangguan kepribadian skizoid dilihat dari kehidupan sosial serta pengalaman hidup orang tersebut.
Setelah psikiater atau psikolog klinis menduga ada gangguan kepribadian pada seseorang, mereka biasanya menggunakan daftar pemeriksaan diagnostik untuk mengidentifikasi gangguan kepribadian yang mungkin dialami individu.
Salah satu daftar pemeriksaan diagnostik gangguan kepribadian yang paling sering di acu adalah DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) yang diterbitkan oleh Asosiasi Psikiatri Amerika.
Adapun kriteria diagnostik untuk gejala gangguan kepribadian skizoid berdasarkan DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) edisi kelima sebagai berikut.
- Tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat dengan orang lain
- Memilih aktivitas yang sifatnya menyendiri
- Tidak ada atau rendahnya minat terhadap pengalaman seksual
- Mendapatkan kesenangan hanya dari beberapa aktivitas saja
- Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercayai
- Terlihat acuh tak acuh terhadap pujian maupun kritik
- Menunjukkan emosi yang dingin, ketidakmelekatan serta afeksi yang datar
Moms perlu mengetahui bahwa gejala gangguan kepribadian skizoid tidak dapat dilihat pada anak-anak dan remaja.
Dengan kata lain gejala kepribadian skizoid ini hanya dapat dilihat pada orang yang sudah memasuki usia dewasa awal atau usia sekitar 20 tahunan.
Selain itu, pengkategorian seseorang ke dalam gejala gangguan kepribadian skizoid tidak dapat dilakukan oleh semua orang.
Hanya psikiater dan psikolog klinis yang dapat melakukan proses diagnosis gangguan kepribadian ini.
Oleh karena itu, Moms harus berhati-hati dengan diagnosis yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli dalam bidang ini.
Baca Juga: Stres saat Hamil, Membuat Anak Punya Gangguan Kepribadian?
Penanganan Gangguan Kepribadian Skizoid
Foto: anak dengan gangguan kepribadian skizoid (Orami Photo Stock)
Moms pasti penasaran mengenai penanganan orang yang sudah didiagnosis gangguan kepribadian skizoid.
Sayangnya,hingga saat sekarang ini belum ada satu penangan khusus yang secara efektif dapat menyembuhkan gangguan kepribadian ini.
Salah satu faktor mengapa penanganan gangguan kepribadian skizoid tidak berkembang karena rendahnya minat ilmuwan dengan penanganan gangguan ini.
Hingga saat ini terdapat dua metode yang sering digunakan bahkan dikombinasikan untuk penanganan gangguan kepribadian ini.
Metode yang pertama adalah farmakoterapi yakni metode penanganan gangguan kepribadian skizoid dengan menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat-obatan farmasi ini bertujuan untuk meringankan stres dan depresi yang dialami seseorang dengan gangguan kepribadian skizoid.
Penanganan gangguan kepribadian skizoid menggunakan metode farmakoterapi dilakukan dengan seorang psikiater dan profesi lain yang terkait dengan bidang farmakologi.
Baca Juga: Histrionik, Gangguan Kepribadian yang Manipulatif dan Ingin Jadi Pusat Perhatian
Selain penanganan gangguan kepribadian skizoid menggunakan obat-obatan atau farmakologi, terdapat metode penanganan gangguan kepribadian skizoid menggunakan psikoterapi yakni serangkaian prosedur penanganan gangguan psikologis tanpa menggunakan obat-obatan.
Tujuan dilakukannya psikoterapi adalah pengubahan pikiran negatif, perilaku, dan respons emosional terkait gangguan kepribadian skizoid yang dialami.
Demikianlah penjelasan mengenai gangguan kepribadian skizoid yang perlu diketahui, semoga bermanfaat ya Moms.
- https://dictionary.apa.org/schizoid-personality-disorder
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559234/
- https://doi.org/10.1007/978-3-319-28099-8_626-2
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.