Ini Gejala Anemia pada Anak dan Cara Menanganinya, Wajib Tahu!
Gejala anemia pada anak sering kali diabaikan karena dianggap sebagai kecapekan biasa. Anemia sendiri adalah kondisi kekurangan sel darah merah yang bisa terjadi pada siapa saja.
Baik itu laki-laki, perempuan, orang dewasa, remaja, hingga anak-anak.
Untungnya, kondisi ini umumnya bisa dikendalikan dan dicegah. Itulah mengapa Moms sebaiknya mengenali apa saja gejala anemia pada anak.
Dengan begitu, ketika tanda-tandanya muncul, Moms tahu bagaimana cara menanganinya dan mencegah kondisi anak bertambah parah.
Baca Juga: Berapa Suhu Normal Anak dan Kapan Anak Dikatakan Demam?
Gejala Anemia pada Anak
Moms mungkin pernah dengar bahwa gejala anemia yang paling umum adalah anak jadi pucat. Padahal, gejala anemia tak cuma terlihat dari warna kulit anak saja.
Di samping itu, tanda yang muncul bisa berbeda-beda pula pada setiap anak.
Selain wajah pucat, berbagai gejala anemia pada anak yang umum menurut American Academy of Pediatrics dan Kids Health adalah:
- Kulit atau mata berubah warna kekuningan
- Bibir pucat
- Garis kelopak mata jadi sayu
- Warna kuku anak terlihat lebih pucat dari biasanya
- Anak rewel atau tidak mau diajak berbicara
- Badan anak lemas
- Anak mudah lelah
- Tidur siang lebih sering atau lebih lama dari biasanya
- Warna urine (air kencing) anak gelap seperti teh
Di samping tanda-tanda yang umum di atas, American Academy of Pediatrics juga menjabarkan bahwa anak dengan kasus anemia yang sudah cukup parah akan menunjukkan gejala lain seperti:
- Napas pendek atau terengah-engah
- Jantung anak berdebar cepat
- Sakit kepala
- Pusing atau kliyengan
- Tangan atau kaki membengkak
- Pingsan (hilang kesadaran)
- Lidah sakit atau membengkak
Dilansir dari situs resmi Rumah Sakit Cedars-Sinai di Amerika Serikat, anak yang sudah mengalami menstruasi pertamanya juga mungkin mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi.
Baca Juga: 5 Cara Alami Mengatasi Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur
Menangani Gejala Anemia Pada Anak
Bila Moms mendapati berbagai gejala anemia pada anak yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter.
Pasalnya, menurut American Academy of Pediatrics, anemia yang belum terlalu parah pun sudah bisa berdampak pada tingkat energi, kemampuan anak berkonsentrasi, dan kemampuan belajarnya.
Anemia yang tidak ditangani, khususnya pada bayi atau balita, dapat meningkatkan risiko perkembangan yang terhambat atau adanya masalah-masalah perilaku.
Selain itu, anemia juga bisa menjadi pertanda penyakit lain yang lebih serius pada anak.
Dokter akan menjalani sejumlah pemeriksaan dan darah anak mungkin perlu diambil untuk diperiksa di laboratorium.
Dilansir dari Kids Health, bila Si Kecil memang mengalami anemia, dokter mungkin akan meresepkan obat atau suplemen, memberikan transfusi darah, mengobati penyakit utama yang menyebabkan anemia, atau menganjurkan perubahan pola makan.
Di rumah, pastikan Moms memberikan anak asupan nutrisi yang seimbang dari daging segar (hindari daging olahan/ kemasan), sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian.
Baca Juga: 5 Buah Terbaik untuk MPASI Pertama Bayi
Ikuti saran dokter dengan baik dan terus pantau perkembangan Si Kecil. Bila ia mulai menunjukkan gejala-gejala anemia, perhatikan polanya. Mungkin ada kondisi atau hal tertentu yang menjadi pemicu anemia pada anak.
Dengan disiplin mengikuti anjuran dan pengobatan dari dokter, anemia pada anak dapat dikendalikan.
(IA/ERN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.