Gejala dan Fase DBD yang Wajib Diwaspadai
Saat memasuki musim hujan, masalah kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit DBD dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti yang senang berkembang biak pada genangan sisa air hujan. Jika Moms tinggal di kawasan pemukiman, waspada akan penyakit DBD harus menjadi prioritas.
Gejala Penyakit DBD
Menurut informasi dari website IDAI (Indonesian Pediatric Society) yang ditulis oleh Djatnika Setiabudi, UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Cabang Jawa Barat, mengatakan ada beberapa fase demam berdarah.
1. Fase demam, fase ini ditandai dengan demam tinggi yang mendadak, disertai nyeri otot, sendi, dan timbulnya kemerahan pada kulit. Mual, muntah, dan nafsu makan berkurang juga sering terjadi pada fase ini.
2. Fase kritis, terjadi paling sering di hari ke-4 sampai ke-6 setelah demam tinggi. Pada fase DBD ini sering ditandai dengan nyeri perut, pendarahan kulit, muntah darah, dan BAB berdarah. Seringkali pada fase ini badan juga akan terasa dingin, lemas, dan penurunan kesadaran.
Ada yang perlu Moms ketahui saat anak memasuki fase kritis, di mana biasanya suhu tubuh berangsur turun dan normal. Pada saat inilah seringkali Moms menganggap kalau anak mengalami penyembuhan, padahal ini adalah salah satu gejala yang timbul dari fase kritis.
3. Fase pemulihan berlangsung selama 48 – 72 jam yang ditandai dengan pulihnya nafsu makan, anak menjadi ceria kembali, dan pengeluaran air kemih yang lebih banyak.
Baca Juga: Indonesia Waspada DBD, Ini 4 Cara Mencegahnya
Pengobatan Penyakit DBD
Djatnika menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada antivirus untuk penyakit DBD ini. Pengobatan utama adalah dengan cara mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Jika Si Kecil tidak mengalami muntah atau masih dapat minum, saat fase demam boleh dirawat di rumah. Namun dengan pemberian cairan yang lebih banyak dari biasanya.
Pengobatan lain yang bisa Moms lakukan adalah dengan cara memberikan obat antipiretik (penurun demam). Obat dengan kandungan paracetamol sangat direkomendasikan, sedangkan obat yang mengandung aspirin dan ibuprofen dilarang penggunaannya.
Baca Juga: Bisakah Pasien DBD Sembuh Hanya Dengan Dirawat di Rumah?
Pencegahan Penyakit DBD
Moms harus lebih waspada dan dapat mengambil langkah antisipasi dari penyakit DBD ini dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Ada cara yang masih dianggap efektif sampai sekarang yaitu kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus:
1. Menguras
Moms dapat membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air, seperti bak mandi, vas bunga, penampungan air minum, minimal sekali dalam seminggu.
2. Menutup
Moms harus menutup rapat tempat-tempat yang berpotensi membuat air tergenang, seperti toren air, drum air, dll.
3. Mendaur Ulang
Moms dapat memanfaatkan kembali barang bekas yang dirasa dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, seperti botol atau kaleng bekas.
Plus-nya di sini adalah segala bentuk usaha pencegahan yang Moms lakukan seperti mengatur cahaya yang masuk ke dalam rumah, menggunakan kelambu tidur, mengurangi pakaian kotor yang digantung, menggunakan obat anti nyamuk, menaburkan larvasida,
dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
Moms jangan mengandalkan fogging untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah, karena itu tidak akan berhasil jika tidak didukung
Ayo Moms, segera bersihkan lingkungan di rumah ya untuk mencegah datangnya penyakit DBD.
(IRN/ PAS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.