Gula Darah Tinggi: Gejala, Penyebab, Risiko Komplikasi, hingga Pengobatan
Apakah Moms tahu tentang kondisi gula darah tinggi? Seiring perayaan Hari Diabetes Sedunia, kenali lebih dalam kondisi ini, yuk!
Tubuh manusia secara alami memiliki gula, atau glukosa, di dalam darah.
Dalam jumlah yang tepat, gula darah diolah menjadi energi yang akan disalurkan pada sel dan organ tubuh.
Namun, saat kadar gula darah tinggi, kondisi ini malah bisa merusak fungsi sel dan organ tersebut.
Dalam dunia medis, kondisi gula darah tinggi disebut sebagai hiperglikemia.
“Diabetes itu tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dikelola untuk mencegah komplikasi," terang Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, K-EMD, FINASIM, Doktor Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dalam Webinar 'Diabetasol Lakukan Edukasi Awam Hingga Medis dan Ajak Masyarakat Kontrol Gula Darah Agar Lancar Beraktivitas', pada Kamis, 10 November 2022.
Sering juga disebut sebagai silent killer, kenali tanda dan ciri orang kebanyakan gula beragam cara pengobatannya.
Baca Juga: Mengenal Ratus Vagina, Perawatan Tradisional untuk Organ Intim Wanita
Kadar Gula Darah Normal
Tubuh sebetulnya bisa menghasilkan gula darah, yakni dari hati dan otot.
Namun, sebagian besar gula darah berasal dari makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat.
The American Diabetes Association merekomendasikan tingkat gula darah sebelum makan, sebaiknya berada dalam kisaran 80-130 miligram per desiliter (ml/dL).
Sekitar 1-2 jam setelah makan, gula darah harus kurang dari 180 ml/dL.
Untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal, tubuh membutuhkan insulin.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas untuk mengarahkan sel tubuh mengambil glukosa dan menyimpannya.
Jika insulin tidak cukup atau tidak berfungsi dengan baik, gula darah akan menumpuk.
Kadar gula darah tinggi inilah yang kemudian bisa menyebabkan gangguan kesehatan, salah satunya diabetes.
Baca Juga: Mengidap Hipoglikemia? Konsumsi 5 Makanan untuk Atasi Gula Darah Rendah Ini
Ciri-ciri Gula Darah Tinggi
"Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan, tiga daerah tertinggi angka prevalensi diabetes melitus adalah di DKI Jakarta (3,4%), Kalimantan Timur (3,1%), dan D.I. Yogyakarta (3,1%)," jelas Director of Special Needs and Healthy Lifestyle Nutrition KALBE Nutritionals, Tunghadi Indra.
Waspada, kenali ciri orang kebanyakan gula di bawah ini:
1. Sering Buang Air Kecil dan Haus
Gula darah tinggi akan dibuang melalui urine lewat ginjal.
Akibatnya, ginjal akan menarik lebih banyak air sehingga menyebabkan sering buang air kecil.
Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan rasa haus, meski Moms sudah minum cukup cairan.
Menurut dr. Fatimah, penderita diabetes perlu mendapatkan cairan tubuh yang ideal alias tidak berlebihan.
Apabila berlebihan, dapat memicu komplikasi pada paru-paru dan jantung.
2. Penurunan Berat Badan
Gula darah tinggi dapat menyebabkan penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
Ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan glukosa yang dibutuhkan, sehingga tubuh membakar otot dan lemak untuk energi.
Tanda gula darah tinggi juga dapat terlihat jika berat badan turun secara ekstrem.
"Kebanyakan penderita diabetes juga merasa tidak pernah kenyang. Hal ini karena cara kerja otak terganggu dan membuat penderita mudah lapar," tambah dr. Fatimah Eliana.
Menurutnya, pengaruh obat-obatan juga bisa membuat nafsu makan menurun.
Baca Juga: Ini Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil yang Normal, Moms Wajib Tahu!
3. Mati Rasa dan Kesemutan
Ciri-ciri gula darah tinggi selanjutnya adalah gejala mati rasa, sensasi terbakar atau kesemutan di tangan, tungkai, dan kaki.
Kondisi ini disebabkan neuropati diabetik, yakni komplikasi diabetes yang sering terjadi setelah bertahun-tahun.
Risiko terjadinya komplikasi tersebut menjadi lebih tinggi apabila kadar gula darah dibiarkan terus-menerus tinggi.
Ingat, seiring waktu, gula darah tinggi akan merusak organ dan sistem tubuh.
Kerusakan pembuluh darah juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti:
- Serangan jantung atau stroke
- Kerusakan mata dan kehilangan penglihatan
- Penyakit ginjal atau gagal ginjal
- Masalah saraf di kulit, terutama kaki. Hal ini menyebabkan luka atau infeksi yang sulit sembuh
Baca Juga: Berbagai Pengobatan Diabetes Melitus yang Perlu Dipahami
4. Kelelahan Terus-menerus
Kelelahan yang ekstrem juga bisa menjadi gejala gula darah yang tidak terkontrol.
Melansir laman Everyday Health, hal ini terjadi ketika tubuh Moms tidak memproses insulin dengan benar.
Atau, tubuh Moms tidak memiliki jumlah insulin yang cukup sehingga gula darah tidak terproses.
Artinya, kadar gula tidak masuk ke sel untuk digunakan sebagai energi hingga akhirnya menyebabkan kelelahan.
5. Penglihatan Kabur dan Sering Sakit Kepala
Mengutip Joslin Diabetes Center di Boston, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan lensa mata bengkak karena cairan bocor.
Kondisi ini dapat mengubah bentuk lensa, yang membuatnya tidak dapat fokus dengan benar.
Akibatnya, Moms akan mengalami penglihatan kabur ketika kadar gula darah sedang tinggi.
Selain itu, adanya kadar gula darah di atas normal juga bisa ditandai dengan gejala sakit kepala.
6. Mengalami Luka yang Cenderung Sulit Sembuh
Berdasarkan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan luka, goresan, atau memar pada tubuh.
Keluhan-keluhan tersebut sulit untuk sembuh, sekalipun sudah diobati.
Oleh karena itu, banyak penderita diabetes yang mengalami kerusakan saraf.
Begitu juga dengan masalah sirkulasi darah, terutama di tungkai bawah dan kaki.
Bahkan, penderita diabetes yang mengalami luka kecil lebih rentan terhadap infeksi, yang bisa menjadi sangat serius hingga perlu diamputasi.
Baca Juga: Tips Merawat Luka di Kaki untuk Penderita Diabetes
7. Menderita Lepuh, Kekeringan, atau Perubahan Kulit Lainnya
Tanda kadar gula darah yang tinggi atau resistensi insulin juga bisa menyebabkan beberapa gejala pada kulit.
Misalnya, melepuh, kulit kering, gatal, perubahan warna, atau masalah kulit lainnya.
Jika Moms mengalami keluhan ini, segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat ditangani sehingga komplikasi bisa dihindari.
8. Mengalami Infeksi Jamur Lebih Sering Dari Biasanya
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan Moms lebih sering mengalami infeksi jamur di area genital.
Hal ini karena jamur memberi makan glukosa. Jika gula darah Moms tinggi, akan ada lebih banyak glukosa di saluran kemih.
Biasanya, infeksi jamur disebabkan oleh jenis ragi yang dikenal sebagai Candida albicans.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala infeksi jamur pada wanita dapat meliputi:
- Gatal pada vagina
- Kemerahan atau nyeri
- Rasa sakit saat berhubungan seksual
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat buang air kecil
- Keputihan yang kental dan tidak normal
Baca Juga: 15 Makanan Tinggi Gula yang Jarang Disadari
9. Sulit Berkonsentrasi
Gula darah adalah bahan bakar untuk organ tubuh agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun, bukan berarti kadar gula darah yang tinggi membuat Moms memiliki dorongan energi yang lebih besar.
Mengutip The Diabetes Council, kadar gula darah tinggi malah bisa membuat Moms sulit untuk berkonsentrasi ketika sedang bekerja atau beraktivitas.
Sulitnya konsentrasi juga sering diiringi dengan rasa sangat haus atau lapar meski baru sama makan maupun minum.
10. Gangguan Pencernaan
Gula darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan aktivitas saraf simpatik.
Hal ini meningkatkan risiko terkena gangguan pencernaan, seperti diare, kembung, atau rasa tidak nyaman di perut.
Seseorang bisa mengalami kadar gula darah tinggi di pagi hari, terutama jika mereka menderita diabetes.
Cara mengetahui gula darah tinggi, yaitu dengan menggunakan alat penguji untuk kadar gula darah dan keton yang bisa dibeli untuk digunakan di rumah.
Namun, siapa pun yang mengira dirinya mengidap diabetes harus berobat ke dokter terlebih dahulu untuk memastikan diagnosis.
Ingat, diabetes adalah silent killer. Terkadang, penyakit ini terjadi tanpa bisa terdeteksi sejak dini.
Baca Juga: Kepala Terasa Seperti Diikat Karet? Bisa Jadi Alami Tension Headache!
Penyebab Gula Darah Tinggi
Selama proses pencernaan, tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan seperti roti, nasi, dan pasta menjadi berbagai molekul gula.
Salah satu molekul gula ini adalah glukosa, sumber energi utama bagi tubuh.
Glukosa diserap langsung ke aliran darah setelah Moms makan, tetapi glukosa tidak dapat masuk ke sebagian besar jaringan tanpa bantuan insulin.
Ketika kadar glukosa dalam darah naik, ini memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin.
Sebab insulin yang bisa membuka kunci sel sehingga glukosa dapat masuk dan menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan sel untuk berfungsi dengan baik.
Setiap glukosa ekstra disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen.
Baca Juga: Tulang Hidung Bengkok: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Proses ini menurunkan jumlah glukosa dalam aliran darah dan mencegahnya mencapai tingkat yang sangat tinggi.
Saat kadar gula darah kembali normal, maka sekresi insulin dari pankreas juga berhenti.
Diabetes secara drastis menurunkan efek insulin pada tubuh.
Ini mungkin karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin (diabetes tipe 1), atau mungkin karena tubuh resisten terhadap efek insulin.
Tanda dari diabetes tipe 2 juga terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk mempertahankan kadar glukosa normal.
Akibatnya, glukosa cenderung menumpuk di aliran darah (hiperglikemia) dan dapat mencapai tingkat yang sangat tinggi jika tidak ditangani dengan benar.
Umumnya insulin atau obat lain digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Vitamin Penambah Nafsu Makan Bayi yang Susah Makan
Faktor Risiko Penyebab Gula Darah Tinggi
Mengalami stres emosional, seperti konflik keluarga atau tantangan di tempat kerja juga faktor risikonya.
Hal ini pun dibuktikan dalam jurnal yang telah diterbitkan dalam U.S National Library of Medicine yang menemukan bahwa stres dapat melepaskan hormon yang menjaga glukosa pada tingkat tinggi dalam darah.
Namun, menurut American Diabetes Association ada juga beberapa faktor risiko yang jadi penyebab gula darah tinggi, termasuk di antaranya adalah:
- Tidak cukup menggunakan insulin atau obat diabetes minum
- Tidak menyuntikkan insulin dengan benar atau menggunakan insulin kedaluwarsa
- Tidak mengikuti pola makan diabetes yang disarankan
- Tidak aktif bergerak
- Mengalami penyakit atau infeksi
- Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti steroid
- Cedera atau menjalani operasi
Penyakit atau stres dapat memicu hiperglikemia, karena hormon yang diproduksi untuk melawan penyakit atau stres juga dapat menyebabkan gula darah meningkat.
Bahkan orang yang tidak menderita diabetes, dapat mengalami hiperglikemia sementara.
Baca Juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes
Waspadai Komplikasi Gula Darah Tinggi
Ada beberapa jenis komplikasi yang akan terjadi jika Moms tidak mendapatkan perawatan yang tepat saat alami gula darah tinggi.
Seperti yang dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini adalah komplikasinya:
1. Komplikasi Jangka Panjang
Menjaga gula darah dalam kisaran yang sehat dapat membantu mencegah banyak komplikasi terkait diabetes.
Komplikasi jangka panjang dari hiperglikemia yang tidak diobati dapat meliputi:
- Penyakit kardiovaskular
- Kerusakan saraf (neuropati)
- Kerusakan ginjal (nefropati diabetik) atau gagal ginjal
- Kerusakan pembuluh darah retina (retinopati diabetik), berpotensi menyebabkan kebutaan
- Pengaburan pada lensa mata yang biasanya bening (katarak)
- Masalah kaki yang disebabkan oleh saraf yang rusak atau aliran darah yang buruk yang dapat menyebabkan infeksi kulit yang serius, ulserasi, dan dalam beberapa kasus yang parah, amputasi
- Masalah tulang dan persendian
- Infeksi gigi dan gusi
Penderita diabetes mungkin perlu minum obat diabetes tambahan untuk menjaga glukosa darah mendekati normal selama sakit atau stres.
"Tak menutup kemungkinan penderita diabetes hanya perlu menerapkan gaya hidup sehat tanpa obat-obatan," tambah dr. Fatimah dalam wawancara.
2. Komplikasi Darurat
Jika gula darah naik cukup tinggi atau dalam jangka waktu lama, ini dapat menyebabkan dua kondisi serius, seperti:
- Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik berkembang ketika Moms tidak memiliki cukup insulin di tubuh.
Ketika ini terjadi, gula (glukosa) tidak dapat masuk ke sel untuk menjadi energi.
Kadar gula darah meningkat, dan tubuh mulai memecah lemak untuk energi. Proses ini menghasilkan asam beracun yang disebut keton.
Keton yang berlebihan menumpuk di dalam darah dan akhirnya "tumpah" ke dalam urine.
Jika tidak diobati, ketoasidosis diabetik dapat menyebabkan koma diabetik dan mengancam nyawa.
Baca Juga: Mengenal Prediabetes yang Berbahaya, Jangan Sampai Kecolongan, Ya!
- Keadaan Hiperglikemik Hiperosmolar
Kondisi ini terjadi ketika orang memproduksi insulin, tetapi hormon tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Kadar glukosa darah bisa menjadi sangat tinggi - lebih dari 1.000 mg/dL (55,6 mmol/L).
Karena insulin ada tetapi tidak berfungsi dengan baik, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa atau lemak untuk energi.
Glukosa kemudian tumpah ke dalam urine, menyebabkan peningkatan buang air kecil.
Jika tidak diobati, keadaan hiperosmolar hiperglikemik diabetes dapat menyebabkan dehidrasi dan koma yang mengancam jiwa.
Baca Juga: 6 Cara Menjaga Kadar Gula Darah Saat Puasa agar Tetap Stabil
Pengobatan Gula Darah Tinggi
Ketika Moms atau keluarga di rumah menderita diabetes, kesehatan dan kesejahteraannya bergantung pada manajemen kadar gula darah yang tepat.
Untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas hidup yang baik, ada hal yang harus dilakukan, yaitu:
- Mengunjungi dokter secara teratur
- Minum obat sesuai resep dokter
- Mengikuti pedoman diet dan olahraga
"Gunakan juga pemanis alami yang tanpa kalori, supaya gula darah tetap terkontrol setiap hari." tutur dr. Ekky M. Rahardjo, MS, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik.
Strategi ini dapat membantu pengidap diabetes untuk mencegah gula darah tinggi, dan ini dapat memperlambat perkembangan diabetes.
Yuk, cegah gula darah tinggi dengan menerapkan gaya hidup sehat dan membatasi konsumsi makanan tinggi gula, ya, Moms!
- https://www.thediabetescouncil.com/what-a-high-blood-sugar-feels-like/
- https://www.cdc.gov/fungal/diseases/candidiasis/genital/index.html
- https://care.diabetesjournals.org/content/40/4/444
- https://www.joslin.org/patient-care/diabetes-education/diabetes-learning-center
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/foot-problems
- https://www.diabetes.org/healthy-living/medication-treatments/blood-glucose-testing-and-control/checking-your-blood-sugar
- https://www.everydayhealth.com/hs/type-2-diabetes-management/blood-sugar-uncontrolled-pictures/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperglycemia/symptoms-causes/syc-20373631
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28244581/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.