Hipotermia Saat Hamil, Ini Penyebab, Jenis, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Bepergian ke daerah yang bersuhu dingin akan membuat suhu tubuh menurun.
Kondisi paling fatal adalah saat suhu tubuh menurun di bawah 26 derajat Celcius, kemungkinan akan terserang hipotermia.
Kondisi seperti ini juga bisa terjadi pada ibu hamil. Berikut ini beberapa informasi mengenai hipotermia yang perlu diketahui.
Apa Itu Hipotermia?
Foto: thesun.co.uk
Centers of Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan di Amerika, lebih dari 1.000 orang meninggal setiap tahun karena terserang hipotermia.
Dilansir dari WebMD, hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya, biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin yang berkepanjangan.
Risiko paparan dingin meningkat ketika bulan-bulan musim dingin tiba.
Suhu normal rata-rata 98,6 derajat.
Dengan hipotermia, suhu inti turun di bawah 95 derajat. Pada hipotermia berat, suhu tubuh inti bisa turun hingga 82 derajat atau lebih rendah.
Bagaimana Paparan Dingin Menyebabkan Hipotermia
Foto: weathernationtv.com
Selama paparan suhu dingin, sebagian besar kehilangan panas, hingga 90% keluar melalui kulit, sisanya melewati paru-paru.
Kehilangan suhu panas melalui kulit terjadi terutama melalui radiasi dan mempercepat ketika kulit terkena angin atau kelembaban.
Jika terpapar dingin, kehilangan suhu panas dapat terjadi 25 kali lebih cepat daripada terpapar pada suhu udara yang sama.
Hipotalamus, pusat kontrol suhu otak bekerja untuk menaikkan suhu tubuh dengan memicu proses yang memanaskan dan mendinginkan tubuh.
Selama terpapar suhu dingin, menggigil merupakan respon pelindung untuk menghasilkan panas melalui aktivitas otot.
Dalam respon lainnya atau vasokonstriksi, pembuluh darah sementara menyempit.
Biasanya, aktivitas jantung dan hati menghasilkan sebagian besar panas tubuh.
Tetapi, ketika suhu tubuh inti mendingin, organ-organ ini menghasilkan lebih sedikit panas.
Suhu tubuh yang rendah akan memperlambat aktivitas otak, pernapasan, dan detak jantung.
Hal ini tentu berbahaya, apalagi jika hipotermia saat hamil terjadi. Seluruh aktivitas tubuh yang mengalirkan udara kepada bayi akan terhambat.
Jenis-Jenis Hipotermia pada Ibu Hamil
Foto: Orami Photo Stocks
Mengenali gejalanya adalah langkah pertama dalam mendiagnosis hipotermia.
Termometer khusus, tersedia di sebagian besar ruang gawat darurat rumah sakit, dapat mendeteksi suhu inti tubuh yang sangat rendah dan mengkonfirmasi diagnosis.
Suhu untuk hipotermia ringan, sedang, dan berat umumnya berkisar dari:
- Hipotermia ringan: 90-95 derajat Fahrenheit
- Hipotermia sedang: 82-90 derajat Fahrenheit
- Hipotermia berat: Lebih rendah dari 82 derajat Fahrenheit
Karena respons terhadap hipotermia bervariasi di antara individu, suhu mungkin berbeda.
Faktor Risiko Hipotermia pada Kehamilan
Foto: Orami Photo Stocks
Faktor risiko hipotermia meliputi:
1. Kelelahan
Toleransi Moms terhadap dingin berkurang ketika Anda lelah.
2. Usia yang Lebih Tua
Kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan merasakan dingin dapat berkurang seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Tak Hanya Karena Suhu Lingkungan Rendah, Ini 6 Penyebab Lain Anda Merasa Kedinginan
3. Masalah Mental
Orang-orang dengan penyakit mental, demensia, atau kondisi lainnya mungkin tidak berpakaian sesuai cuaca atau memahami risiko cuaca dingin.
Penderita demensia mungkin berkeliaran dari rumah atau tersesat dengan mudah, membuat mereka lebih mungkin terdampar di luar dalam cuaca dingin atau basah.
4. Kondisi Medis Tertentu.
Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya termasuk tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), gizi buruk atau anoreksia nervosa, diabetes, stroke, artritis parah, penyakit Parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang.
Obat-obatan Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat pereda nyeri narkotika dan obat penenang.
Baca Juga: Ini 4 Tanda Bayi Kedinginan yang Harus Moms Perhatikan
Gejala Hipotermia pada Ibu Hamil
Foto: gifthappy.com
Gejala hipotermia dapat ditandai dengan menggigil yang mungkin berhenti saat hipotermia berlangsung.
Menggigil merupakan pertanda baik bahwa sistem pengaturan panas seseorang masih aktif.
Napas akan lambat dan pendek, seseorang akan merasa kebingungan dan kehilangan memori, mengantuk dan kelelahan, bicara tidak jelas atau bergumam, gerak tubuh tidak terkontrol, denyut nadi yang lambat dan lemah, serta pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadar dengan denyut nadi yang jelas.
Baca Juga: Bolehkah Minum Obat dengan Air Dingin? Ketahui Dulu Faktanya!
Mengatasi Hipotermia Saat Hamil
Foto: momlovesbest.com
Hipotermia adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian medis darurat.
Bagi ibu hamil yang tidak segera menerima tindakan medis sebaiknya melakukan tindakan seperti melepas pakaian basah, lindungi tubuh dari angin, menggunakan pakaian yang hangat dan kering, berada pada tempat yang hangat, gunakan selimut atau alat-alat penghangat tubuh lainnya, atau bisa juga dengan panas tubuh orang terdekat.
Pada kondisi tersebut, ibu hamil juga boleh mengonsumsi cairan hangat, tetapi pastikan untuk menghindari alkohol dan kafein yang mempercepat kehilangan panas.
Baca Juga: Jangan Bingung Dulu, Ini yang Harus Dilakukan Jika Ibu Hamil Demam
Itulah penjelasan tentang hipotermia saat hamil. Semoga Moms selalu sehat selama kehamilan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.