Diet Rendah Lemak, Menurunkan Testosteron
Dalam beberapa penelitian terhadap pria yang didiagnosis mengalami kekurangan testosteron, penurunan badan dapat membantu meningkatkan kadar testosteron tersebut.
Namun, dalam penelitian terbaru terungkap bahwa diet rendah lemak dihubungkan dengan sedikit penurunan (tapi signifikan) akan kadar testosteron.
Kekurangan testosteron sendiri dapat menyebabkan masalah, termasuk penurunan energi, libido pria, perubahan fisiologis, hingga pengurangan kepadatan mineral tulang.
Berikut ini penjabaran hasil penelitian diet rendah lemak dengan penurunan testosteron pria dan bagaimana rekomendasi para ahli untuk menjaga kadar testosteron tetap baik.
Baca Juga: Mengenal Ketogenic, Diet Rendah Karbo dan Tinggi Lemak
Diet Rendah Lemak VS Testosteron Pria
Foto: StockSnap – Pixabay.com
Sebuah penelitian dalamJournal of Urology, menganalisis data pada lebih dari 3.100 pria melalui National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES).
Berdasarkan sejarah diet yang dijalani para subyek penelitian, terbagi menjadi 14.6% pria masuk dalam kriteria pelaku diet rendah lemak sesuai definisi American Heart Association (AHA).
Sebanyak 24.4% pria lainnya menjalani diet Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, tapi rendah protein hewani serta produk susu.
Sisanya ada yang memenuhi kriteria diet rendah karbohidrat sesuai definisi AHA, namun kelompok ini tidak masuk dalam penelitian, karena presentase yang sangat kecil.
Baca Juga: Tips Diet Mudah Tanpa Menyiksa, Anda Harus Coba!
Penurunan Testosteron Pria
Foto: Brandless – Unsplash.com
Hasil dari penelitian terhadap pria pelaku diet rendah lemak ini menemukan adanya penurunan testosteron yang cukup berpengaruh.
“Kami menemukan bahwa pria yang menjalai diet rendah lemak yang sangat ketat memiliki serum testosteron lebih rendah daripada pria pelaku diet yang tidak terlalu ketat,” ungkap Jake Fantus, MD, dari bagian urologi, Departemen Bedah di University of Chicago Medicine, seperti dikutip dari eurekalert.org.
Perkiraan kadar testosteron pada umumnya adalah 435,5 ng/dL (nanogram per desiliter). Sedangkan berdasarkan penelitian pada pria yang menjalani diet ketat ini, rata-rata memiliki 411 ng/dL bagi yang menjalani diet rendah lemak dan 413 ng/dL bagi pria yang menjalani diet Mediterania.
Meski mengalami penurunan yang sedikit, namun dampaknya cukup signifikan bagi pria, termasuk masalah kesuburan.
Baca Juga: 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Melakukan Diet
Menjaga Tingkat Testosteron
Foto: doucefrugalite – Pixabay.com
Penelitian ini pun mengingatkan para pria untuk tidak sepenuhnya menghilangkan lemak dalam menu makan, termasuk pada pria yang sedang menurunkan berat badan dengan maksud meningkatkan kesuburan.
“Testosteron dan hormon seks lainnya terbuat dari komponen lemak makanan, jadi sangat penting untuk mengonsumsi setidaknya 15% dari total kalori dalam lemak,” ungkap Alissa Rumsey, MS, RD, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, seperti dikutip dari mensjournal.com.
Itu berarti 36 gram lemak jika asupan kalori harian Dads 2.200 kalori per hari. Dengan menghindari diet rendah lemak, asupan lemak sehat bisa Dads dapatkan dengan mengonsumsi alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak ikan, daging, telur, dan susu penuh lemak.
Bagi Dads yang ingin memaksimalkan kesuburan, ada baiknya melihat kembali menu diet yang dipilih dan menghindari diet rendah lemak yang terlalu ketat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.