Insomnia Tingkatkan Risiko Gagal Jantung, Benarkah?
Insomnia ditandai dengan kesulitan tidur pada malam hari yang diikuti dengan rasa mengantuk, mudah lelah, kurang energi, dan sulit konsentrasi saat melakukan aktivitas di siang hari.
Insomnia bisa terjadi pada siapa saja, akan pada penderita gagal jantung hampir 75 persennya mengalami insomnia.
Hal tersebut juga disebutkan American Heart Association's journal Circulation. Dalam jurnal tersebut, diketahui bahwa orang yang menderita insomnia memiliki peningkatan risiko penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan stroke.
Namun, benarkah insomnia tingkatkan risiko gagal jantung? Simak ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: Bagaimana Cara Ampuh Mengatasi Insomnia?
Hubungan Gagal Jantung dan Insomnia
Foto: insanmedika.co.id
Orang dengan gagal jantung rentan terhadap faktor-faktor penyebab insomnia. Bahkan, karena adanya stigma menderita penyakit kronis cenderung mengalami depresi yang menjadi faktor penyebab insomnia.
Selain itu, penderita gagal jantung juga mengalami masalah tambahan yang berdampak pada gangguan tidur.
Dalam studi yang dipublikasikan European Journal of Preventive Cardiology juga disebutkan bahwa insomnia tingkatkan risiko gagal jantung, serangan jantung, dan stroke.
Kesulitan memulai tidur, sulit mempertahankan tidur tanpa terjaga di malam hari, masing-masing meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dan stroke sebesar 27 persen, 11 persen, dan 18 persen.
"Studi sebelumnya menunjukkan bahwa insomnia dapat mengubah metabolisme dan fungsi endokrin, meningkatkan tekanan darah, serta meningkatkan kadar sitokin proinflamasi dan inflamasi. Dimana semua kondisi tersebut merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke,” jelas Qiao He, mahasiswa master degree di China Medical University, Shenyang, China.
Baca Juga: Batuk Jadi Tanda Gagal Jantung? Benarkah? Simak Penjelasannya di Sini
Gangguan Tidur dan Gejala Sakit Jantung
Foto: howmuchshop.com
Gejala umum penyakit jantung dapat mengganggu tidur. Di antaranya, orthopnea yang menyebabkan sesak napas saat tidur dalam posisi terlentang.
Ada pula dispnea nokturnal paroksisma yang dapat menyebabkan tiba-tiba terbangun ketika sedang tidur. Selain itu, obat diuretik diresepkan untuk pasien gagal jantung memiliki efek samping sering buang air kecil di malam hari.
Maka, gagal jantung dapat mengganggu tidur.
Baca Juga: Susah Tidur? Kenali Penyebab Insomnia dan Cara Mengatasinya!
Sleep Apnea dan Penyakit Jantung
Foto: akdental.com
Sleep Apnea sering terjadi pada pasien penyakit jantung. Bahkan, sleep apnea ditemukan pada hingga 50 persen pasien dengan gagal jantung.
Sleep apnea cenderung memperburuk gagal jantung. Sebaliknya, gagal jantung juga memperburuk sleep apnea.
Jadi, jika mengalami gagal jantung kemungkinan akan mengalami insomnia ataupun sleep apnea. Dan beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa insomnia tingkatkan risiko gagal jantung.
Untuk mengatasinya, maka terapi gagal jantung perlu dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur tersebut.
(SWN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.