2 Jenis Komplikasi DBD yang Perlu Moms Tahu
Menurut penelitian World Health Organization (WHO), pada bulan Juli dan Agustus tahun ini, WHO untuk Pasifik Barat (WPRO) dan Asia Tenggara (SEARO) mengeluarkan peringatan tentang peningkatan kasus demam berdarah.
Indonesia melaporkan pada WHO bahwa kasus demam berdarah dua kali lipat tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2005.
Menurut New York Times, kebanyakan orang yang menderita demam berdarah akan sembuh tanpa perawatan. Banyak juga yang terkena tanpa mengalami gejala.
Pakar, Dr. Duane J. Gubler, mengatakan para pejabat kesehatan perlu mendidik masyarakat bahwa nyamuk demam berdarah biasanya menyebar di dalam dan sekitar rumah yang kotor dan tidak terawat.
Masyarakat perlu lebih memperhatikan lingkungan tempat mereka tinggal supaya nyamuk penyebab demam berdarah tidak bersarang dan berkembang biak.
“Ketergantungan masyarakat pada semprotan insektisida untuk membunuh nyamuk telah menciptakan rasa aman yang salah dan menyesatkan karena memperkuat kepercayaan bahwa pengendalian nyamuk adalah tanggung jawab pemerintah, bukan individu,” kata Dr. Gubler dalam terbitan The American Journal.
Baca Juga: Jangan sampai Terkecoh, Yuk Kenali 6 Gejala Penyakit DBD pada Anak
Komplikasi DBD Serius
Meski jarang terjadi, tapi ada dua komplikasi DBD serius yang perlu kita ketahui, supaya tidak menyepelekan penyakit ini:
Kedua kondisi ini mungkin terjadi pada orang yang tinggal di daerah yang terkena DBD dan telah berulang kali terpapar virus.
1. Demam Hemoragik Dengue
Demam hemoragik dengue adalah komplikasi DBD yang berpotensi fatal dan dapat menyebabkan pembesaran hati.
Empat jenis virus dengue dapat menyebabkan komplikasi ini. Jika sebelumnya Moms telah terinfeksi satu jenis demam berdarah dan terinfeksi lagi dengan jenis virus yang berbeda, ini dapat menyebabkan demam hemoragik dengue.
Imunitas sebelumnya (kemampuan tubuh untuk melawan infeksi) terhadap jenis virus dengue yang berbeda berperan dalam komplikasi serius ini. Moms juga berisiko lebih tinggi terkena demam hemoragik dengue jika Moms wanita dan berusia di bawah 12 tahun.
Fitur utama pengobatan untuk demam hemoragik dengue adalah menjaga cairan pasien pada tingkat yang tepat untuk mencegah dehidrasi.
Baca Juga: Penyebab dan Gejala DBD (Demam Berdarah Dengue), Wajib Diwaspadai!
2. Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok dengue adalah suatu komplikasi DBD yang terjadi akibat virus dengue dan cenderung mempengaruhi anak-anak di bawah 10 tahun. Sindrom ini menyebabkan sakit perut, peedarahan dan kolaps sirkulasi (syok).
Dilansir dari Health Service Executive, penyakit ini dimulai secara tiba-tiba dengan gejala demam tinggi terus menerus, tekanan darah turun, denyut jantung lemah, mulut kering, pernapasan tidak teratur, jumlah urine berkurang.
Syok terjadi setelah 2 hingga 6 hari dengan kolaps mendadak, keringat dingin, denyut nadi lemah, dan kebiruan di sekitar mulut.
Ada perdarahan dengan mudah memar, bercak darah di kulit (petechiae), riak darah (hematemesis), darah pada feses (melena), gusi berdarah dan mimisan (epistaksis).
Baca Juga: 6 Jenis Makanan untuk Menaikkan Trombosit, Cocok untuk Anak yang DBD
Dapat terjadi pneumonia dan radang jantung (miokarditis). Kematiannya lumayan besar berkisar antara 6-30%. Sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak, bayi di bawah usia satu tahun sangat berisiko meninggal.
Jika Moms memiliki gejala komplikasi DBD di atas, cari bantuan medis segera untuk mencegah penyakit semakin parah.
(DH)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.