18 Juli 2023

Kanker Lambung: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Bisa menyebabkan kematian

Kanker lambung ditandai dengan pertumbuhan sel kanker di dalam lapisan lambung.

Umumnya, kanker ini sulit didiagnosis karena beberapa orang tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.

Dilansir dari jurnal National Center for Biotechnology Information, kanker lambung merupakan penyebab paling umum kedua dari kematian terkait kanker di dunia.

Dan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2018 terdapat 783.000 kasus kematiaan akibat kanker lambung.

Kanker lambung dimulai ketika sel di perut melakukan perubahan DNA-nya. DNA sel berfungsi memberitahu sel apa yang harus dilakukan.

Perubahan ini memberitahu sel untuk tumbuh dengan cepat dan terus hidup ketika sel yang sehat akan mati.

Kemudian sel-sel yang terakumulasi akan membentuk tumor yang dapat menyerang dan menghancurkan jaringan sehat.

Seiring waktu, sel tersebut dapat pecah dan menyebar ke area lain di tubuh.

Meskipun angka kasus kanker lambung jarang jika dibandingkan dengan jenis kanker lainnya.

Namun, kanker ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang bahaya karena sulit mendiagnosisnya.

Walaupun kanker lambung sulit didiagnosis dan diobati, penting untuk Moms mendapatkan pengetahuan yang tentang kanker ini.

Mari simak penyebab, pengobatan, dan pencegahan tentang kanker ini.

Baca Juga: Metastasis, Penyebaran Sel Kanker ke Area Baru di Tubuh

Gejala Kanker Lambung

Sakit Perut
Foto: Sakit Perut (Freepik.com/katemangostar)

Pada gejala awal, kanker ini tidak memberikan tanda-tanda.

Tetapi, kanker ini akan memberikan tanda ketika sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kondisi ini membuat lebih sulit untuk diobati.

Umumnya, gejala kanker lambung ditandai adanya ketidaknyamanan atau nyeri di perut, mual, dan muntah.

Tanda dan gejala kanker lambung dapat meliputi:

  • Kesulitan menelan
  • Sakit perut
  • Merasa kembung setelah makan
  • Merasa kenyang setelah makan dalam porsi kecil
  • Tidak merasa lapar saat Anda berharap akan lapar
  • Maag
  • Gangguan pencernaan
  • Mual
  • Muntah
  • Menurunkan berat badan tanpa berusaha
  • Merasa sangat lelah
  • Kotoran yang terlihat hitam

Namun, ketika kanker menyebar di dalam perut, hal itu dapat menyebabkan cairan memenuhi perut dan akan membengkak.

Baca Juga: Sakit Perut saat Hamil? Tenang, Ini Obat Sakit Perut untuk Ibu Hamil

Penyebab Kanker Lambung

Ilustrasi Sakit Telinga (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Sakit Telinga (Orami Photo Stock)

Hal selanjutnya yang perlu Moms dan Dads ketahui mengenai kanker lambung adalah penyebab hadirnya masalah ini.

"Ada beberapa jenis dari penyakit kanker lambung. Jenis paling sering, yaitu sekitar 85 persen kasus, adalah jenis adenokarsinoma lambung. Jenis lainnya meliputi penyakit gastrointestinal stromal tumor (GIST), limfoma, dan tumor neuroendokrin," jelas dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Menurut dr. Kaka Renaldi, penyebab dari kanker lambung masih dalam penelitian.

Namun secara umum, banyak faktor yang diduga berperan.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatan risiko sel kanker ini. Faktor risiko tersebut karena adanya penyakit dan kondisi tertentu, seperti:

  • Makanan

Terutama yang tinggi kandungan nitrat, seperti pada makanan yang dikeringkan, diasap, atau diasinkan.

Hal ini diduga karena kandungan nitrat dapat diubah oleh bakteri menjadi zat yang bersifat karsinogenik (meningkatkan risiko kanker).

Bakteri juga dapat ditemukan pada makanan yang mulai membusuk.

  • Polip perut

Risiko kanker lambung lebih tinggi pada seseorang yang mengalami polip perut.

Risiko ini akan lebih besar jika Moms memiliki jenis yang disebut polip adenomatosa.

  • Operasi perut sebelumnya

Jika Moms pernah menjalani operasi untuk mengangkat bagian perut karena sakit maag, Moms dapat berisiko tinggi terkena kanker ini yang masih tertinggal di perut.

  • Infeksi Helicobacter pylori

Kondisi ini adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan sakit maag dan melukai lapisan lambung. Bakteri yang umum ditemukan di lambung.

Bisa tidak bergejala, namun bisa juga menyebabkan penyakit tukak lambung hingga kanker pada lambung.

Diperlukan pemeriksaan khusus untuk mendiagnosisnya, misalnya pemeriksaan darah, tinja, dan napas.

  • Anemia megoloblastik (pernisiosa)

Ini adalah masalah parah dalam memproduksi sel darah merah karena ketidakmampuan perut untuk menyerap vitamin B12.

Seseorang dengan anemia megoloblastik berisiko lebih tinggi terkena kanker lambung.

  • Penyakit Menetrier's

Penyakit langka ini mungkin terkait dengan kanker lambung.

Pada penyakit Menetrier's (juga dikenal sebagai gastropati hipertrofik), Moms memiliki lipatan besar di perut.

Lapisan lambung tidak normal, dan lambung menghasilkan terlalu sedikit asam.

  • Kanker kolorektal non-poliposis herediter

Kanker pada saluran pencernaan bagian bawah ini terkait dengan mutasi gen yang diturunkan.

  • Poliposis adenomatosa familial

Penyakit bawaan ini ditandai dengan munculnya polip secara dini di seluruh usus besar.

  • Mutasi gen BRCA1 atau BRCA2

Mutasi gen keturunan tertentu telah dikaitkan dengan perkembangan jenis kanker tertentu, termasuk kanker ini.

  • Riwayat keluarga

Pada beberapa kasus, penyakit kanker lambung dapat disebabkan adanya mutasi gen yang diturunkan dari keluarga.

Umumnya dicurigai apabila terdapat beberapa anggota keluarga yang mengalami kanker tertentu.

  • Golongan darah A

Orang dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi terkena kanker perut. Peneliti belum tahu mengapa ini benar.

Kanker lambung juga lebih umum terjadi di antara:

  • Orang dewasa yang lebih tua, biasanya seseorang yang berusia 50 tahun ke atas
  • Laki-laki
  • Obesitas
  • Perokok
  • Keturunan
  • Orang yang keturunan Asia (terutama Korea atau Jepang), Amerika Selatan, atau Belarusia

Meskipun riwayat kesehatan dapat mempengaruhi risiko terkena kanker perut, faktor gaya hidup tertentu juga dapat berperan.

Moms, ternyata kebiasaan yang sering kita lakukan meningkatkan berisiko ternyata kanker lambung:

  • Makan banyak makanan asin atau olahan
  • Makan terlalu banyak daging
  • Mengonsumsi alkohol berlebihan
  • Jarang berolahraga
  • Memasak makanan tidak benar

Moms mungkin ingin mempertimbangkan untuk menjalani tes skrining jika yakin berisiko terkena kanker lambung.

Tes skrining ini umumnya dilakukan saat orang berisiko terkena penyakit tertentu tetapi belum menunjukkan gejala.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Gastritis, Radang Lambung yang Bikin Perut Tidak Nyaman

Diagnosis Kanker Lambung

Ilustrasi CT Scan (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi CT Scan (Orami Photo Stock)

"Pengobatan kanker lambung tergantung dari stadium kankernya," ujar dr. Kaka Renaldi.

Untuk menentukan stadium kanker, dokter akan melakukan banyak pemeriksaan, untuk penentuan stadium dapat meliputi:

  • Pemeriksaan CT Scan dada, perut, dan panggul

Menilai adanya tumor di organ tubuh, juga dapat menilai adanya penyebaran ke organ lain, yang disebut dengan metastasis.

  • FDG-PET Scan

Menunjang hasil CT Scan.

  • Pemeriksaan endoskopi dan biopsi

Endoskopi adalah pemeriksaan menggunakan alat berbentuk pipa yang di ujungnya terdapat sumber cahaya dan kamera, disebut juga dengan endoskop.

Alat ini akan dimasukkan melalui mulut hingga ke lambung melalui kerongkongan.

Jika terdapat kelainan di lambung, akan dilakukan pengambilan jaringan lambung tersebut melalui tindakan biopsi.

Jaringan tersebut kemudian diperiksa oleh dokter ahli patologi anatomi untuk menentukan diagnosis dan stadium kanker.

  • Laparoskopi

Mirip dengan endoskopi, tetapi perlu dibuat sayatan kecil di perut untuk memasukkan alat laparoskopi yang juga memiliki kamera. Jika ada kelainan, maka akan dilakukan biopsi.

  • Pemeriksaan profil tumor

Memeriksa materi genetik tumor melalui sampel jaringan biopsi atau darah.

Hal ini dilakukan untuk mendeteksi jenis mutasi gen dalam tumor tersebut.

Beberapa obat kanker lambung hanya mempan untuk jenis mutasi tertentu.

Baca Juga: Radioterapi, Pengobatan Kanker Menggunakan Sinar Berenergi Tinggi


Berbagai Tahap atau Stadium Kanker Lambung

Ilustrasi Obat (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Obat (Orami Photo Stock)

Banyak pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker lambung.

Namun, dokter akan melakukan pengobatan tergantung waktu Moms menderita penyakit kanker ini atau seberapa banyak penyakit tersebut telah menyebar di tubuh.

Nah, berikut ini pengobatan kanker lambung sesuai dengan stadium yang dialami:

1. Tahap 0

Tahap ini terjadi ketika lapisan dalam perut memiliki sekelompok sel tidak sehat yang dapat berubah menjadi kanker.

Umumnya, dokter akan melakukan pembedahan atau operasi sebelum kanker lambung menyebar ke seluruh tubuh.

Dokter akan mengangkat kanker di lambung, serta kelenjar getah bening di dekatnya.

2. Tahap I

Pada tahap ini, Moms memiliki tumor di lapisan perut dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening.

Seperti pada tahap 0, Moms mungkin akan menjalani operasi dan mengangkat kelenjar getah bening di sekitarnya.

Moms juga akan mendapatkan kemoterapi atau kemoradiasi.

Perawatan ini dapat digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor dan setelah itu untuk membunuh semua kanker yang tersisa.

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk menyerang sel kanker.

Kemoradiasi adalah terapi kemo plus radiasi, yang menghancurkan sel kanker dengan sinar berenergi tinggi.

3. Tahap II

Kanker telah menyebar ke lapisan perut yang lebih dalam dan mungkin ke kelenjar getah bening di dekatnya.

Pembedahan untuk mengangkat kanker di lambung, serta kelenjar getah bening di sekitarnya, dan masih menjalankan kemo seperti sebelumnya.

4. Tahap III

Kanker sekarang mungkin ada di semua lapisan perut, serta organ lain di dekatnya, seperti limpa atau usus besar.

Moms akan menjalani operasi, serta kemo dan melakukan radiasi untuk meredakan gejala.

5. Tahap IV

Pada tahap terakhir ini, kanker telah menyebar jauh dan luas ke organ-organ seperti hati, paru-paru, atau otak.

Ini jauh lebih sulit untuk disembuhkan, tetapi dokter dapat membantu mengelolanya dan memberi pengobatan.

Baca Juga: Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahannya

Tata Laksana Pengobatan

Konsultasi dengan Dokter
Foto: Konsultasi dengan Dokter (Orami Photo Stock)

Setelah penentuan stadium kanker, maka pendekatan tata laksana akan ditentukan oleh tim dokter dari berbagai ahli/multidisiplin.

Kelompok tim dokter ini meliputi dokter spesialis gastroenterohepatologi, dokter spesialis onkologi, dokter spesialis patologi anatomi, dokter spesialis radiologi, dokter spesialis radioterapi, perawat, ahli gizi, tim paliatif, dan juga tenaga kesehatan lainnya.

Pasien juga akan diajak diskusi bersama untuk menentukan tata laksana yang terbaik.

Berikut tata laksana pengobatan kanker pada lambung menurut dr. Kaka Renaldi.

  • Endoskopi

Pada kanker stadium awal, di mana sel kankernya masih terbatas pada lapisan paling dangkal dari dinding lambung, maka terapi endoskopi menjadi pilihan utama.

Dengan menggunakan alat endoskopi, jaringan kanker akan dipotong.

Tata laksana selanjutnya tergantung dari pemeriksaan patologi anatomi jaringan tersebut.

  • Pembedahan

Jika memungkinkan, maka jaringan kanker akan diangkat melalui operasi. Operasi dapat dilakukan secara terbuka atau menggunakan alat laparoskopi.

Operasi ini disebut gastrektomi, yaitu pengangkatan lambung, untuk memastikan tidak adanya jaringan kanker yang tersisa.

Pengangkatan jaringan lambung dapat hanya sebagian saja atau seluruhnya, tergantung luasnya kanker.

Selain itu, akan diangkat juga beberapa kelenjar getah bening di sekitarnya untuk mencari adanya penyebaran tumor.

Umumnya hanya dilakukan pada tumor yang belum menyebar luas dan pada pasien yang masih memiliki status fungsional yang baik.

  • Obat

Ada tiga kelompok obat yang digunakan, yaitu kemoterapi, terapi target (targetted therapy), dan imunoterapi. Jenis obat yang digunakan tergantung dari pemeriksaan profil tumor.

Obat ini diberikan pada berbagai stadium kanker, termasuk pada pasien yang kankernya sudah menyebar.

Selain itu, obat juga dapat diberikan dengan tujuan untuk mengecilkan ukuran tumor sehingga memungkinkan untuk dilakukan operasi.

Obat yang diberikan untuk tujuan ini disebut terapi neoadjuvan.

Sementara itu, obat juga dapat diberikan setelah operasi untuk mengurangi risiko kanker untuk tumbuh kembali.

Selain terapi obat, dapat juga dikombinasikan dengan radioterapi yang disebut kemoradiasi.


  • Radioterapi

Menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel-sel tumor, dapat dikombinasikan dengan terapi lain.

  • Terapi suportif

Tujuannya adalah untuk meringankan gejala yang ditimbulkan kanker dan juga meningkatkan kualitas hidup.

Terapi suportif mencakup terapi paliatif seperti pengurangan rasa nyeri, tata laksana perdarahan, tata laksana efek samping obat, asuhan nutrisi, dukungan emosional, spiritual, finansial, dan konseling keluarga.

Terapi suportif ini diberikan pada semua pasien kanker.

Baca Juga: Serba-serbi Kanker Ovarium, Berbeda dengan Kanker Serviks!

Pencegahan Kanker Lambung

Gaya Hidup Sehat (Orami Photo Stock)
Foto: Gaya Hidup Sehat (Orami Photo Stock)

Pencegahan kanker lambung harus dilakukan sejak dini dan dimulai dari sekarang.

Nah, untuk mengurangi risiko kanker ini, Moms bisa lakukan cara berikut ini.

1. Pertahankan Berat Badan yang Sehat

Jika Moms kelebihan berat badan atau obesitas, bicarakan dengan dokter tentang strategi untuk membantu menurunkan berat badan.

Hal ini bertujuan untuk menurunkan berat badan secara perlahan dan stabil sebanyak 1 atau 2 pon seminggu.

Melakukan aktivitas fisik secara teratur juga dapat membantu menurunkan risiko kanker lambung.

2. Konsumsi Buah dan Sayur

Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam makanan setiap hari.

Pilih berbagai macam buah dan sayuran yang berwarna-warni.

Melansir National Center for Biotechnology Information, kandungan karoten B, vitamin C, dan vitamin E dapat mengurangi risiko kanker lambung. Hal ini karena efek antioksida yang dapat melindungi tubuh dari kanker.

Baca Juga: 23 Makanan Antioksidan Tinggi, Dapat Mencegah Sel Kanker

3. Berhenti Merokok

Mengutip jurnal National Library of Medicine, merokok dapat meningkatkan risiko kanker lambung sebesar 60 persen pada pria dan 20 persen pada wanita dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Berhenti merokok kerap menjadi masalah yang sulit. Jadi mintalah bantuan dokter untuk melakukan terapi pemberhentian merokok.

4. Penggunaan Aspirin

Menggunakan aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (NSAID) lainnya seperti ibuprofen atau naproxen tampaknya menurunkan risiko kanker lambung.

Obat-obatan ini juga dapat menurunkan risiko berkembangnya polip usus besar dan kanker usus besar.

Agar aman sebelum Moms mengonsumsinya tetap konsultasikan ke dokter.

Tanyakan kepada dokter tentang risiko kanker ini.

Bicarakan dengan dokter jika Moms memiliki peningkatan risiko atau mengalami gejala kanker lambung.

Baca Juga: 12 Masalah Kesehatan Akibat Kurang Olahraga, Bisa Picu Pertumbuhan Kanker!

5. Deteksi Dini

Jika kanker terdeteksi pada tahap awal, maka akan lebih mudah diobati.

Beberapa negara dengan jumlah kasus yang tinggi seperti Jepang dan Korea menerapkan program skrining kanker lambung untuk pasien yang memiliki risiko tinggi.

"Akan tetapi program skrining ini belum dilakukan secara luas, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, yang bisa dilakukan adalah untuk berkonsultasi kepada dokter jika mengalami gejala seperti nyeri perut menetap atau penurunan berat badan yang tidak disengaja," saran dr. Kaka Renaldi.

Baca Juga: Ari Lasso Menderita Kanker Limfoma DLBCL, Ini 7+ Selebriti yang Juga Pejuang Kanker

Itu dia Moms penjelasan mengenai kanker lambung.

Ternyata kanker ini tidak kalah mengerikan dengan kanker lainnya, lho.

Semoga dengan penjelasan di atas, Moms lebih waspada dan menjaga gaya hidup sehat agar tidak terkena kanker lambung.

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18293090/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5808709/#b11-cmar-10-239
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5808709/
  • https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/cancer
  • https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/cancer/stomach-cancer/stomach-cancer-causes.html
  • cancer.gov/types/stomach/patient/stomach-treatment-
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stomach-cancer/symptoms-causes/syc-20352438

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.