17 Oktober 2024

7 Ragam KB untuk Pria, Bukan Cuma Kondom, Lho Dads

Suntik KB kini tak hanya untuk wanita, tapi bisa untuk pria juga!

Bicara soal alat kontrasepsi pria, kondom adalah salah satu hal yang paling pertama muncul di pikiran. Lalu, apakah Moms pernah mendengar tentang KB untuk pria lainnya?

Meskipun banyak pilihan pengendali kehamilan bagi kedua pasangan tersedia, namun melansir dari The Journal of Sex Research, menunjukkan bahwa perempuan masih menanggung sebagian besar beban penggunaan kontrasepsi.

Padahal, pria pun dapat membantu dan tanggung jawab dalam penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

Tidak hanya kondom, ada pula pilihan KB untuk pria yang sama efeknya seperti pil KB untuk perempuan, lho.

Berikut ini adalah informasi lengkapnya. Disimak yuk, Moms!

Baca Juga: Hari Kontrasepsi Sedunia: Rencanakan Jumlah Anak untuk Keluarga yang Lebih Sejahtera

Jenis-Jenis KB untuk Pria

KB untuk pria tentu terdengar asing bagi kita masyarakat awam. Kita lebih akrab mendengar istilah KB untuk wanita.

Nama jenis kontrasepsi untuk wanita pun, seperti pil KB, IUD, suntik, implan, tubektomi, lebih sering kita dengar.

Bukan hanya soal popularitas, dari segi penelitian pun, alat kontrasepsi pria masih sangat sedikit dibandingkan metode kontrasepsi untuk wanita.

Nah berikut ini beberapa pilihan alat kontrasepsi atau KB untuk pria yang bisa Dads gunakan.

1. Kondom

Kondom
Foto: Kondom (Orami Photo Stocks)

Kondom telah dikenal sebagai KB untuk pria yang paling populer dan mudah didapatkan.

Tidak hanya mencegah kehamilan, kondom juga befungsi mengurangi risiko terjadinya infeksi menular seksual.

Hal tersebut telah dibuktikan dalam sebuah penelitian pada tahun 2022, yang diterbitkan di Gates Open Research.

Dijelaskan bahwa penggunaan kondom dapat memberikan perlindungan tiga kali lipat, terhadap penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya.

Fungsi kondom tersebut ditambah kepraktisannya (bisa langsung dipakai sebelum bercinta) dan tanpa efek samping, membuat alat kontrasepsi berbentuk sarung elastis ini populer.

Kondom sebenarnya terdiri dari dua jenis, yakni kondom wanita dan kondom pria. Namun, kondom pria lebih populer dan mudah didapatkan.

Demi kenyamanan dan kepuasan bercinta, Dads perlu memilih kondom yang pas untuknya.

Sebab terkadang, ada kondom dengan ketebalan tinggi tapi tak nyaman saat dikenakan.

Atau ketika terasa nyaman, tetapi tidak mampu melindungi dengan sempurna.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih kondom, di antaranya sensitivitas, tingkat kenyamanan, dan kemampuan kondom dalam melindungi saat berhubungan intim.

Sebaiknya, pilih kondom yang tipis dan tidak mengurangi kenikmatan saat berhubungan intim dengan pasangan.

Kondom tersebut juga harus pas dan nyaman digunakan serta tidak gampang sobek dan bocor.

Kemudian, yang tidak kalah penting, kondom tersebut harus mampu menjalankan fungsi utamanya yaitu mencegah kehamilan dan menghindarkan dari penyakit menular seksual.

Bahan dasar kondom juga turut berpengaruh. Biasanya, kondom yang terbuat dari bahan lateks lebih disukai.

Namun, jangan gunakan pelumas berbahan dasar minyak karena bisa merusak kondom berbahan lateks dan polyisoprene sehingga efektivitasnya berkurang.

Ada juga kondom berbahan dasar sintetis yang tipis tapi mampu melindungi dengan sempurna.

Baca Juga: 9 Cara Memakai Kondom dengan Benar dan Tips Menggunakannya, Bisa Tambah Pelumas!

Selain itu, cara memakai kondom juga harus diperhatikan.

Ketika mengeluarkan kondom dari pembungkusnya, pastikan kondom tersebut dalam keadaan baik dan tidak berlubang serta tidak kering.

Sebelum berhubungan, pastikan kondom tersebut sudah terpasang dengan sempurna.

Memakai kondom sering menjadi pilihan utama bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan serta tidak ingin tertular penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.

Dengan kemampuannya tersebut, Moms dapat berhubungan seksual dengan tenang tanpa rasa khawatir.

2. Suntik Hormon

KB untuk pria tergolong sebagai kontrasepsi modern yang baru digarap dalam beberapa tahun belakangan ini.

Jenis KB pria ini adalah berupa suntikan yang berisi hormon testosteron sintetis dan progestin (hormon wanita sintetis), untuk disuntikkan setiap 8 minggu sekali.

Tujuan dari KB untuk pria ini adalah menurunkan kadar testosteron alami dalam tubuh pria untuk menekan proses pematangan sperma-sperma muda.

Terapi hormon adalah terapi yang dinilai cukup aman dan efektif untuk dilakukan, karena bersifat sementara atau bisa kembali ke keadaan semula dan tidak menyebabkan kemandulan permanen seperti pada vasektomi.

Metode kontrasepsi ini akan menjadi jalan keluar bagi pasangan di mana pihak perempuannya tidak bisa melakukan kontrasepsi sendiri karena alasan kesehatan tertentu.

Sampai sejauh ini, suntik KB untuk pria masih bersifat eksperimental terbatas.

Maka biaya untuk mendapatkannya pun cukup mahal.

Selain itu, layaknya pil KB wanita, suntik KB pria juga harus tepat waktu agar efektivitas kontrasepsi tetap terjaga.

Baca Juga: Tubektomi, Kontrasepsi Permanen untuk Wanita: Prosedur, Keuntungan, hingga Efek Sampingnya

3. Vasektomi

Kontrasepsi KB
Foto: Kontrasepsi KB (Freepik.com/user3802032)

Vasektomi, juga dikenal sebagai sterilisasi pria, adalah prosedur bedah yang dirancang untuk menjadi KB untuk pria secara permanen.

Selama vasektomi, ahli bedah akan membagi dan menutup ujung tabung yang mengangkut sperma (vas deferens).

Karena ini menghentikan sperma memasuki cairan mani, ejakulasi tidak akan bisa membuahi pasangan.

Melansir dari Healthline, vasektomi adalah prosedur rawat jalan.

Karena anestesi umum tidak digunakan, Dads akan terjaga selama vasektomi. Begini prosedurnya:

  • Dokter bedah akan mematikan skrotum dengan anestesi lokal.
  • Dokter bedah akan membuat dua sayatan kecil di kedua sisi skrotum , yang akan memungkinkan mereka mencapai tabung yang membawa sperma keluar dari setiap testis (vas deferens).
  • Dokter bedah akan memotong dan mengeluarkan sebagian kecil dari setiap tabung.
  • Dokter bedah akan menutup ujung tabung, baik dengan menggunakan panas atau dengan mengikatnya.
  • Pemulihan dari vasektomi biasanya memakan waktu sekitar satu minggu. Selama waktu itu, Dads harus menghindari aktivitas seksual dan aktivitas fisik seperti angkat berat.

Manfaat dari tindakan KB untuk pria ini adalah:

  • Vasektomi konvensional lebih dari 99% efektif dalam mencegah kehamilan.
  • Prosedur ini menghilangkan ketergantungan pada bentuk kontrasepsi lain, baik pria maupun wanita.
  • Vasektomi tidak mengubah produksi testosteron. Itu tidak akan mengurangi gairah seks atau kemampuan untuk mendapatkan ereksi atau orgasme.

Adapun risiko yang mungkin bisa Dads hadapi adalah sebagai berikut:

  • Dibutuhkan antara 8 dan 12 minggu sebelum vasektomi mulai memberikan perlindungan dalam mencegah kehamilan.
  • Vasektomi bersifat permanen, sehingga tidak disarankan bagi Dads yang masih menginginkan anak di kemudian hari.
  • Dads mungkin mengalami memar, bengkak, dan nyeri setelah prosedur.
  • Dalam beberapa kasus, nyeri testis dapat terjadi.
  • Seperti prosedur bedah lainnya, vasektomi membawa risiko infeksi.
  • Vasektomi dapat birisiko menimbulkan benjolan keras seukuran kacang polong yang disebabkan oleh kebocoran sperma. Benjolan ini disebut granuloma sperma.
  • Penumpukan sperma di testis dapat menyebabkan perasaan tertekan yang berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

4. Metode Senggama Terputus

Selanjutnya, KB untuk pria yang lebih bisa dianggap sebagai “trik”, yaitu menarik penis keluar sesaat sebelum ejakulasi.

Dikutip dari WebMD, ada banyak istilah untuk cara ini, mulai dari “pullout”, senggama terputus, hingga coitus interuptus.

Metode ini pada dasarnya adalah tindakan mengeluarkan sperma di luar tubuh wanita.

Intinya sama, yaitu untuk menghindar dari risiko sperma bertemu dengan sel telur yang menjadi penyebab terjadinya pembuahan atau kehamilan.

5. Gel Kontrasepsi Hormonal

Pria Menggunakan Hormonal Gel
Foto: Pria Menggunakan Hormonal Gel (Mynorthwest.com)

Gel ini merupakan kombinasi dari Nestorone (NES) dan testosteron (T).

Melansir dari WebMD, Nestorone adalah hormon yang mirip progesteron dan bekerja pada testis untuk menghentikan produksi sperma.

Ini digunakan dengan cara dioleskan pada area tubuh dan bahu.

Pastikan ketika menggunakannya, pasangan wanita Dads tidak ikut menyentuh gel ini, karena dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Penggunakan gel hormonal ini hanya efektif dalam menekan produksi sperma hanya sekitar 72 jam saja di setiap pemakaiannya.

Baca Juga: Lupa Minum Pil KB? Ini Cara Mengatasinya agar Tidak Hamil

6. Pil KB untuk Pria

Meski jarang terdengar, rupanya saat ini juga sudah pil KB yang khusus dikonsumsi untuk pria, yaitu pil KB merek gandarusa.

Pil KB untuk pria ini merupakan yang pertama di dunia dan ditemukan oleh ilmuwan dari Universitas Airlangga Indonesia, yaitu Prof. Dr. Bambang Prajogo.

Melansir dari Unair News, pil KB ini terbuat dari ekstrak daun gandarusa atau Justicia gendarussa Burm.f., dan tidak memiliki efek samping ketika dikonsumsi.

Ini bekerja dengan mengganggu tiga enzim pada sperma dan melemahkan mereka sehingga sperma tak mampu menembus sel telur saat proses fertilisasi.

7. Pil Nonhormonal

Pil KB untuk Pria
Foto: Pil KB untuk Pria (Sensatorispace.com)

Berbeda dengan pil hormonal yang memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, pil nonhormonal bekerja melalui mekanisme yang tidak melibatkan perubahan hormon.

Pil nonhormonal bekerja dengan cara mengganggu kemampuan sperma untuk membuahi sel telur tanpa mempengaruhi produksi atau jumlah sperma.

Salah satu kandidat utama pil nonhormonal adalah obat yang menghambat enzim adenylyl cyclase (sAC), enzim yang penting untuk gerakan sperma.

Dengan menghambat enzim ini, sperma tidak dapat berenang atau mencapai sel telur untuk pembuahan.

Namun, pil nonhormonal untuk pria belum tersedia secara luas dan masih dalam tahap penelitian serta uji klinis.

Efektivitas dan keamanan jangka panjangnya belum sepenuhnya teruji pada manusia.

Baca Juga: 12+ Cara KB Alami yang Aman dan Minim Efek Samping

Itu dia Moms dan Dads berbagai pilihan KB untuk pria yang bisa Dads pilih untuk mencegah kehamilan.

Semoga dapat membantu, ya!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/birth-control-for-men#permanent-birth-control
  • https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00224499.2017.1311834
  • https://www.webmd.com/sex/birth-control/male-contraceptives
  • https://utswmed.org/medblog/pill-guys-male-birth-control-option-passes-safety-tests/
  • https://www.nhs.uk/conditions/contraception/male-pill/
  • https://www.healthline.com/health/birth-control/male-birth-control-options#male-birth-control
  • https://www.nhsinform.scot/healthy-living/contraception/the-pill/the-pill-for-men
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8933340/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/birth-control-for-men#birth-control-options
  • https://www.webmd.com/sex/birth-control/ss/options-in-the-pipeline-for-male-birth-control
  • https://news.unair.ac.id/2017/03/08/tak-menunggu-lama-pil-kb-pria-dihilirisasi/
  • http://bappeda.jatimprov.go.id/2011/09/06/gandarusa-pil-kb-khusus-pria-siap-diproduksi/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.