13 Pilihan KB yang Paling Aman untuk Mencegah Kehamilan
Menentukan pilihan KB yang paling aman dan tepat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Bahkan, tidak sedikit pasangan yang berdebat tentang jenis alat kontrasepsi terbaik dan aman.
Mengingat, banyaknya pilihan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan yang dijual di pasaran.
Nah, agar Moms dan Dads bisa menentukan jenis KB yang paling aman dan nyaman, cek penjelasan di bawah ini, yuk!
Baca Juga: 10+ Alat Kontrasepsi dan Jenis KB, dari Kondom, IUD, hingga Vasektomi
Pilihan KB yang Paling Aman
Pada dasarnya, dari banyaknya pilihan alat kontrasepsi, tidak ada yang betul-betul bebas dari risiko efek samping ketika digunakan.
Berikut ini jenis-jenis KB yang bisa Moms dan Dads pilih sesuai dengan kebutuhan.
1. Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi minum yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Melansir dari Planned Parenthood, menggunakan pil KB dengan benar dan sesuai aturan dapat 99% efektif dalam menunda kehamilan.
Pil KB ini bekerja dengan:
- Menghentikan atau mengurangi terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
- Mengentalkan lendir serviks agar sperma tidak masuk ke dalam rahim.
- Menipiskan lapisan rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi lebih kecil kemungkinannya untuk menempel.
Untuk efek samping KB yang paling aman ini sendiri tidak terlalu banyak.
Melansir dari Medicine Net, efek samping yang umumnya dirasakan dari mengonsumsi pil KB, yaitu:
- Tidak terlindungi dari risiko IMS
- Terdapat kemungkinan tidak cocok dengan wanita yang sering mengalami migrain
- Dapat menyebabkan darah mengental atau mudah membeku
Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keunggulan, dan Prosedur Pemasangan hingga Biayanya
2. Tubektomi
Tubektomi merupakan langkah mencegah kehamilan secara permanen.
Ini dilakukan dengan ahli bedah, dengan tujuan menghentikan saluran tuba agar tidak dapat membawa telur dari ovarium ke rahim, sehingga proses pembuahan tidak terjadi.
Tubektomi dapat dilakukan dengan mengikat, memotong, atau menjepit sebagian dari tuba falopi (saluran indung telur).
KB yang paling aman ini memiliki efektivitas hingga 99,5% dalam mencegah kehamilan.
Selain tubektomi, ada juga vasektomi pada pria yang dilakukan dengan cara memutus penyaluran sperma ke air mani.
Tubektomi mungkin menjadi pilihan pencegahan kehamilan dengan efek samping yang cukup sedikit.
Efek sampingnya pun tidak berhubungan dengan tubuh, yaitu hanya memiliki prosedur pembalikan tuba falopi yang mahal dan rumit.
3. Plester Kontrasepsi
Plester kontrasepsi atau patch adalah plester transdermal yang ditempelkan pada kulit yang mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan.
KB yang paling aman ini memberikan efektivitas hingga 92% dalam mencegah kehamilan.
Sama halnya dengan koyo, plester kontrasepsi digunakan dengan ditempelkan ke kulit.
Melansir dari National Health Service, plester kontrasepsi dapat digunakan pada hari pertama menstruasi, hingga hari kelima.
Adapun efek samping yang dapat terjadi yaitu ruam kulit, meskipun mungkin hanya sebagian kecil yang akan mengalami kondisi tersebut.
Baca Juga: Kondom Wanita (Diafragma): Ketahui Cara Pakai, Kelebihan, dan Kekurangannya
4. Suntik KB
Suntik KB mengandung hormon progesteron yang diinjeksi ke dalam aliran darah dengan tujuan untuk mencegah kehamilan.
Jika digunakan dengan benar, kontrasepsi suntik ini dapat lebih dari 99% efektif dalam menunda kehamilan.
Metode kontrasepsi ini sangat bermanfaat untuk Moms yang sering lupa untuk minum pil pada waktu yang sama setiap hari.
Namun, terdapat sejumlah efek samping yang mungkin dirasakan ketika memilih alat kontrasepsi satu ini.
Beberapa efek sampingnya, yaitu:
- Haid tidak teratur
- Penambahan berat badan
- Sakit kepala
- Perubahan suasana hati
- Nyeri payudara
Efek samping tersebut umumnya akan berangsur membaik dalam beberapa waktu.
5. Ejakulasi di Luar Vagina
Metode penundaan kehamilan ini termasuk dalam metode alami dan tidak memerlukan alat apapun.
Metode ini juga sering kali disebut dengan nama senggama terputus.
Pria segera menarik keluar penis pada saat menjelang ejakulasi, dan melakukan ejakulasi di luar vagina.
Meskipun begitu, metode ini cukup sulit untuk memprediksi secara tepat saat menari penis keluar.
Ini memberikan efektivitas hingga 78% dalam mencegah kehamilan.
Tidak ada efek samping yang berarti dari tindakan pencegahan kehamilan ini.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Kondom Bergerigi Terbaik, Berani Coba?
6. KB Implan
KB implan atau susuk KB juga dapat menjadi pilihan KB yang paling aman.
Alat kontrasepsi yang berbentuk seperti korek kayu ini mengandung hormon progestin untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Melansir dari Womens Health, metode pencegahan kehamilan ini dapat bertahan selama 3 tahun, dan 99% efektif dalam mencegah kehamilan.
KB implan dapat dipasang oleh tenaga kesehatan di bawah kulit, seperti di area lengan bagian atas.
Adapun kemungkinan terjadinya efek samping, seperti:
- Sakit kepala
- Perubahan menstruasi
- Penambahan berat badan
- Nyeri payudara
Baca Juga: Hukum KB Menurut Islam Berdasarkan Alquran dan Hadis, Pahami Yuk Seperti Apa Aturannya!
7. IUD
Alat kecil berbentuk T ini terbuat dari bahan yang mengandung hormon progesteron atau plastik dan tembaga.
Alat kontrasepsi ini akan terpasang di dalam rahim wanita yang dibantu oleh dokter dan perawat yang ahli.
Dikenal sebagai metode kontrasepsi jangka panjang yang dapat bertahan selama 3 hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya.
Beberapa IUD mengandung hormon yang dilepaskan secara bertahap untuk mencegah kehamilan.
IUD juga dapat menjadi kontrasepsi darurat yang efektif apabila dipasang dalam waktu 5 hari (120 jam) setelah berhubungan seks tanpa kondom.
IUD yang mengandung tembaga 99,8% cukup efektif dalam digunakan sebagai jenis KB yang paling aman.
8. Morning After Pill
Pil kontrasepsi darurat dapat digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.
Meski terkadang disebut 'Morning After Pils', jenis KB yang paling aman satu ini sebenarnya masih efektif hingga 5 hari kemudian setelah berhubungan seks.
Semakin cepat dikonsumsi, akan semakin efektif alat kontrasepsi ini bekerja.
Ketika dikonsumsi dalam 3 hari pertama setelah berhubungan seks, ini mencegah sekitar 85% dari kehamilan yang diharapkan.
KB yang paling aman ini mengandung dosis khusus hormon wanita di dalamnya.
Setiap wanita dapat menggunakan pil kontrasepsi darurat, bahkan mereka yang tidak dapat menggunakan pil kontrasepsi lainnya.
Efek samping yang umum dari kontrasepsi darurat termasuk mual, muntah, dan menstruasi yang tidak lancar.
9. Cincin Vagina
KB yang paling aman ini terdiri dari cincin plastik fleksibel yang terus-menerus melepaskan hormon dan ditempatkan di vagina.
Cincin vagina ini akan melepaskan hormon estrogen dan progesteron.
Ini adalah hormon yang sama yang digunakan dalam pil kontrasepsi minum kombinasi, tetapi dengan dosis yang lebih rendah.
Kelebihannya, jenis KB yang paling aman ini adalah dapat dipasang sendiri tanpa bantuan dari dokter.
Kekurangannya adalah ada sebagian perempuan yang tidak cocok dengan KB ini karena mengandung hormon.
Tak hanya itu, kekurangan cincin vagina adalah tidak dapat melindungi secara penuh dari IMS.
Baca Juga: Levonorgestrel, Kontrasepsi Darurat untuk Mencegah Kehamilan
10. Diafragma
Diafragma adalah kubah silikon kecil yang lembut ditempatkan di dalam vagina untuk menghentikan sperma memasuki rahim.
Ini membentuk penghalang fisik antara sperma pria dan sel telur wanita, sekilas seperti kondom.
Diafragma harus tetap di tempatnya selama setidaknya 6 jam setelah berhubungan seks.
Setelah 6 jam, tetapi tidak lebih dari 24 jam setelah berhubungan seks, perlu dikeluarkan dan dibersihkan.
Beberapa kelebihannya, yaitu dapat menggunakan diafragma yang sama lebih dari sekali, dan dapat bertahan hingga 2 tahun.
Sementara itu, kekurangannya adalah membutuhkan latihan khusus untuk menggunakan jenis KB ini.
Diafragma bisa bekerja cukup baik jika digunakan dengan benar. Namun, jenis KB ini tetap tidak sebaik pil, implan, atau IUD, lho!
11. Kondom
Kondom adalah KB yang paling aman dan cukup melindungi terhadap sebagian besar IMS serta mencegah kehamilan.
Metode kontrasepsi ini dapat digunakan sesuai kebutuhan, bebas hormon dan dapat dengan mudah dibawa-bawa.
Kondom digunakan dengan dipakai pada penis pria dan berperan sebagai penghalang fisik bagi cairan sperma.
Sementara itu, kondom wanita ditempatkan ke dalam vagina tepat sebelum berhubungan seks.
Berdasarkan penggunaan pada umumnya, kondom wanita tidak seefektif kondom lateks pria dan mungkin perlu sedikit latihan untuk membiasakan diri.
Kelebihannya dari alat kontrasepsi ini adalah perlindungan terbaik terhadap IMS dan dapat digunakan dengan fleksibel.
Kekurangannya, yakni sebagian orang tidak cocok dengan kondom karena alergi terhadap bahan lateks.
Baca Juga: Lepas KB 3 Bulan, tapi Belum Haid, Apa Bisa Hamil?
12. Metode Kalender Bulanan
Siklus menstruasi dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlanjut hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
Masa paling subur wanita terjadi saat ovulasi, yaitu sekitar 12-14 hari sebelum haid berikutnya.
Penting untuk diingat bahwa sperma terkadang dapat bertahan di dalam tubuh hingga 7 hari setelah berhubungan seks.
Artinya, Moms bisa hamil segera setelah menstruasi selesai jika berovulasi lebih awal, terutama siklus menstruasi pendek.
KB yang paling aman ini dinilai cukup sehat dan jauh dari efek samping.
13. KB Steril
Sterilisasi adalah proses menghilangkan sepenuhnya kemampuan tubuh untuk bereproduksi melalui operasi atau pembedahan.
Ini adalah metode KB yang paling aman dan sifatnya permanen, cocok untuk Moms yang tidak menginginkan anak lagi.
Sterilisasi tersedia untuk wanita dan pria dan dilakukan di rumah sakit dengan melakukan anestesi umum.
Jika Moms memikirkan tentang sterilisasi, pertimbangkan efek samping, risiko, dan komplikasi prosedur dengan dokter, ya.
Baca Juga: Mengenal Koyo KB, Alat Kontrasepsi yang Ditempel di Kulit
Tips Memilih Alat Kontrasepsi yang Tepat
Berikut adalah beberapa tips dalam memilih kb yang paling aman.
1. Konsultasi dengan Dokter
Sebelum memilih, selalu konsultasikan dengan dokter untuk memahami pilihan yang paling cocok berdasarkan kondisi kesehatan dan kebutuhan pribadi.
2. Pertimbangkan Efektivitas
Pilih alat kontrasepsi yang memiliki tingkat efektivitas tinggi dalam mencegah kehamilan, sesuai dengan gaya hidup dan preferensi.
3. Pahami Efek Samping
Pelajari potensi efek samping dari setiap jenis kontrasepsi, seperti perubahan hormon, peningkatan berat badan, atau perubahan siklus menstruasi.
4. Sesuaikan dengan Rencana Keluarga
Pilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan rencana keluarga Moms dan Dads, apakah ingin menunda kehamilan untuk sementara waktu atau mencari solusi jangka panjang.
5. Fleksibilitas dan Kenyamanan
Pilih alat kontrasepsi yang mudah digunakan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
6. Riwayat Kesehatan
Pertimbangkan kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kardiovaskular yang mungkin mempengaruhi pilihan kontrasepsi.
7. Jenis Perlindungan
Pertimbangkan juga apakah Moms membutuhkan perlindungan terhadap infeksi menular seksual (IMS), yang hanya dapat diberikan oleh kondom.
Baca Juga: 7 Jenis KB yang Tidak Bikin Gemuk Badan, Moms Wajib Tahu!
Setelah membaca informasi di atas, jenis kontrasepsi apa yang akan Moms dan Dads pilih untuk menunda kehamilan?
Pilihlah yang dirasa paling nyaman untuk kedua belah pihak, ya!
Jika masih ragu dalam menentukan jenis KB yang paling aman, Moms dan Dads tidak perlu ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.
- https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/birth-control-pill/how-effective-is-the-birth-control-pill
- https://www.medicinenet.com/which_birth_control_has_least_side_effects/article.htm
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/298039#natural-methods-safety-and-side-effects
- https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/3977-birth-control-the-pill
- https://www.nhs.uk/conditions/contraception/which-method-suits-me/#:~:text=Contraceptives
- https://www.nhs.uk/conditions/contraception/contraceptive-patch/
- https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/birth-control-methods
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.