5 Penyebab Kebotakan Dini dan Cara Mengatasinya, Coba Lakukan Pijatan di Kulit Kepala
Kebotakan menjadi salah satu gangguan yang umum dialami oleh kaum pria. Masalah tersebut tentunya dapat menurunkan rasa percaya diri.
Sebagian besar pria yang mengalami gangguan ini terkadang menutupi kepalanya dengan topi saat bepergian.
Selain menggunakan topi, seseorang biasanya menggunakan produk tertentu untuk memicu pertumbuhan rambut.
Baca Juga: Tak Usah Langsung Khawatir, Simak 13 Penyebab Rambut Rontok pada Anak
Kebotakan Menjadi Salah Satu Penyakit Kulit Kepala
Dilansir dari NYU Langone Health, kebotakan atau alopecia termasuk ke dalam penyakit kulit kepala.
Kondisi tersebut ditandai dengan jumlah rambut rontok lebih banyak ketimbang rambut yang tumbuh.
Rambut rontok merupakan kondisi yang umum terjadi. Normalnya, rambut manusia rontok sebanyak 50-100 helai per hari.
Namun, jika jumlah rambut rontok di atas 100 helai per hari dan tidak diatasi segera. Kebotakan bukan hal yang tidak mungkin terjadi.
Berdasarkan gejalanya, terdapat 3 jenis kebotakan, yaitu:
- Alopecia areata, yang terjadi di titik tertentu.
- Alopecia totalis, yang terjadi sepenuhnya dan merata di seluruh kulit kepala.
- Alopecia universalis, yang terjadi sepenuhnya dan merata di seluruh tubuh.
Dari ketiga jenis tersebut, alopecia areata menjadi jenis yang paling umum dialami.
Meski umumnya terjadi sementara, bukan hal yang tidak mungkin jika kebotakan menetap dalam waktu yang lama.
Baca juga: Dads Ingin Transplantasi Rambut? Perhatikan Dahulu Hal-Hal Berikut Ini
Faktor Pemicu Kebotakan
Dilansir dari Mayo Clinic, rambut rontok menjadi penyebab utama kebotakan. Di samping itu, berikut ini beberapa faktor pemicu lainnya:
1. Memiliki Riwayat Keluarga dengan Kondisi yang Sama
Faktor pemicu yang pertama adalah memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
Dengan kata lain, jika salah satu anggota keluarga mengalaminya, Moms berisiko tinggi mengalami kondisi yang sama.
2. Perubahan Hormon DHT
Pemicu selanjutnya adalah perubahan hormon DHT (dihydrotestosterone). Hormon ini dibuat dengan mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron.
Sekitar 10 persen testosteron pada tubuh pria akan diubah menjadi hormon DHT, yang membuat folikel rambut mengecil.
Jika sudah begitu, tidak akan ada rambut yang akan tumbuh melalui folikel tersebut.
Sementara pada wanita, sebagian besar kasus kebotakan dipicu oleh proses menopause.
Saat menopause, pertumbuhan rambut menjadi lebih lambat dan tidak akan sekuat rambut sebelumnya.
Kebotakan juga dapat terjadi pada remaja penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Gangguan tersebut membuat menstruasi menjadi tidak teratur, kenaikan berat, dan rambut rontok berlebihan.
3. Stres yang Menumpuk dan Tidak Diatasi
Dilansir dari National Health Institute, kebotakan dipicu oleh stres jangka panjang yang tidak diatasi dengan baik.
Saat mengalami stres, tubuh otomatis merasakan emosi negatif, sehingga rambut semakin mudah rontok.
Perlu diketahui bahwa saat stres rambut akan masuk ke dalam fase istirahat. Beberapa bulan kemudian, rontok pun terjadi.
4. Kebiasaan Buruk Mencabut Rambut
Saat mengalami stres, seseorang cenderung memiliki kebiasaan buruk seperti mencabut rambut.
Jika Moms terus-menerus melakukannya tanpa sadar, rambut menjadi cepat rusak. Hal tersebut tentu dapat berujung pada kebotakan.
5. Penggunaan Obat Tertentu
Penggunaan obat untuk mengatasi kanker, depresi, hingga hipertensi menjadi faktor pemicu kebotakan.
Bukan itu saja, penggunaan pil KB dan suplemen vitamin A memiliki efek yang sama dengan obat-obatan tersebut.
Selain beberapa kondisi yang telah disebutkan, terdapat beberapa faktor lainnya, seperti lansia, kurang gizi, dan mengidap diabetes atau lupus.
Baca juga: Bayi Botak? Tak Perlu Khawatir, Itu Normal Moms!
Cara Mengatasi Kebotakan yang Efektif
Salah satu langkah paling efektif dalam mengatasi kebotakan adalah melakukan transplantasi rambut.
Langkah perawatan tersebut membutuhkan kocek dalam jumlah yang tidak sedikit, dan memiliki risikonya tersendiri.
Sebelum memutuskan untuk melakukan transplantasi rambut, sebaiknya Moms melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:
1. Jika Perokok Aktif, Berhenti Sekarang Juga
Merokok bukan hanya merusak organ paru-paru saja, tetapi juga memicu kerontokan rambut yang berujung pada kebotakan.
Merokok juga mampu melemahkan sistem kekebalan, sehingga tubuh rentan terinfeksi bakteri atau jamur pada kulit kepala.
Jika kulit kepala sudah terkena, infeksi akan menghambat folikel menghasilkan rambut yang sehat.
Jika kamu adalah perokok dengan masalah kerontokan rambut, sebaiknya berhenti merokok sekarang juga.
2. Hindari Produk Perawatan Rambut dengan Kandungan Keras
Beberapa produk perawatan rambut dengan kandungan keras, termasuk haid spray, gel rambut, dan wax.
Penggunaan sejumlah bahan tersebut dalam jangka panjang memicu kerapuhan rambut, yang dapat berujung pada kebotakan.
Moms disarankan untuk mengistirahatkan kulit kepala dan rambut dengan menghentikan penggunaan sejumlah produk tersebut sementara waktu.
3. Gunakan Sampo Anti Rontok
Untuk mencegah penipisan rambut yang berujung pada kebotakan, Moms disarankan untuk menggunakan sampo anti rontok.
Sampo jenis ini dapat memberikan volume rambut, sehingga rambut terlihat lebih tebal.
Sampo anti rontok juga mengandung vitamin dan asam amino yang mampu menunjang kesehatan kulit kepala.
Jika kulit kepala sudah sehat, pertumbuhan rambut dari waktu ke waktu pun akan meningkat.
Namun, Moms juga perlu membaca kandungan dan manfaat dalam sampo tersebut sebelum membelinya.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Sampo Bebas Sulfat untuk Kulit Kepala Sensitif
4. Konsumsi Makan Sehat Bergizi Seimbang
Menjaga pola makan tetap sehat menjadi langkah efektif dalam menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala.
Makanan tersebut termasuk sayuran, buah-buahan, dan protein. Moms juga bisa mengonsumsi daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain itu, makanan dengan kandungan tinggi asam lemak omega-3, seperti salmon, makarel, tuna, dan kuning telur juga dapat menunjang kesehatan rambut.
5. Konsumsi Suplemen Tambahan
Jika mengonsumsi makanan sehat dirasa kurang, Moms bisa mengonsumsi suplemen tambahan.
Beberapa nutrisi yang dapat menunjang kesehatan dan pertumbuhan rambut, seperti asam folat, zat besi, dan zinc.
Asam folat adalah jenis vitamin B yang dapat menunjang proses regenerasi sel baru.
Kandungan tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan di folikel rambut yang bermasalah.
Moms tidak perlu mengonsumsi suplemen tambahan jika sudah mendapatkan cukup vitamin B dari makanan yang dikonsumsi.
6. Lakukan Pijatan di Kulit Kepala
Bukan hanya memberikan efek menenangkan, melakukan pijatan di kulit kepala dapat merangsang folikel atau akar rambut.
Moms dapat melakukannya saat keramas, atau waktu luang dengan menggunakan minyak kelapa, zaitun, dan lain-lain.
7. Menggunakan Minyak Peppermint
Dilansir dari Healthline, minyak peppermint mampu menunjang pertumbuhan rambut.
Selain minyak peppermint, Moms juga bisa menggunakan minyak rosemary untuk membantu meningkatkan sirkulasi darah di kulit kepala.
Minyak kelapa juga memiliki manfaat yang sama dalam merangsang pertumbuhan rambut lebih cepat dan hitam.
8. Kelola Stres dengan Baik
Kadar stres yang muncul berbanding lurus dengan hormon kortisol. Jika kadarnya terlalu tinggi, hormon mampu mencegah pertumbuhan rambut.
Jika tubuh sudah menunjukkan gejala stres, cobalah untuk melakukan hal-hal yang disukai untuk meredakan kadarnya.
Baca juga: Rambut Bayi Rontok, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Rambut rontok juga dapat dipicu oleh penggunaan obat-obatan. Oleh karena itu, bicarakan dengan dokter terkait dengan masalah rambut rontok yang dialami.
Jika rambut semakin rontok, biasanya dokter akan mengganti obat yang Moms konsumsi jika kondisinya memungkinkan.
- https://nyulangone.org/conditions/hair-loss/types
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hair-loss/symptoms-causes/syc-20372926#:~:text=It%20can%20be%20the%20result,most%20common%20cause%20of%20baldness
- https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/how-stress-causes-hair-loss
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.