Ketahui Kebutuhan Kalori Per Hari dan Cara Menghitungnya
Pada intinya, setiap orang mempunyai kebutuhan kalori per hari yang berbeda-beda.
Jika Moms sedang menurunkan berat badan, pasti sudah akrab dengan perhitungan kalori per harinya yang harus dicapai untuk mencapai berat badan ideal.
Perbedaan ini bisa berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas masing-masing, serta banyak faktor pendukung lainnya.
Namun, sering kali seseorang bingung untuk menentukan kebutuhan kalori per harinya untuk diet.
Jangan khawatir, berikut akan dijelaskan kebutuhan kalori per hari untuk diet dan juga berdasarkan berat badan.
Baca Juga: 10 Fakta Bunga Edelweiss dan Mengenal Ragam Jenis Spesiesnya
Pentingnya Kalori dalam Tubuh
Sebelum mengetahui cara menghitung kebutuhan kalori per hari, Moms juga perlu paham pentingnya kalori di dalam tubuh.
Manusia membutuhkan kalori untuk tetap hidup.
Tanpa energi, sel-sel dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik, termasuk organ-organ seperti jantung dan otak yang tidak dapat beroperasi dengan normal.
Tingkat metabolisme basal atau basal metabolic rate (BMR) merujuk pada jumlah energi minimum yang diperlukan oleh tubuh agar organ-organ dan sistem-sistem di dalamnya dapat berfungsi dengan baik.
Kebutuhan ini dipenuhi melalui asupan makanan dan minuman.
Setiap individu memiliki aktivitas sehari-hari, walaupun dalam jumlah yang sedikit, tetap membutuhkan kalori.
Oleh karena itu, selain memberikan energi untuk organ dan fungsi tubuh, kalori juga dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Asupan kalori yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Jika asupan kalori terlalu tinggi, tubuh akan menyimpan kelebihan energi dalam bentuk lemak.
Tingkat lemak tubuh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung.
Sebaliknya, jika asupan kalori terlalu rendah, organ-organ tubuh akan kekurangan energi untuk menjalankan fungsinya.
Akibatnya, keseimbangan fungsi tubuh terganggu dan dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Cara Menghitung Kebutuhan Kalori Per Hari
Ada banyak manfaat yang bisa Moms dapatkan ketika mengetahui kebutuhan kalori per harinya.
Selain mampu membantu agar diet berhasil, Moms juga lebih memperhatikan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi ketika mengetahui kebutuhan kalorinya.
Hal ini juga berkaitan dengan aktivitas sehari-hari yang dapat Moms lakukan, agar tidak berlebihan atau tidak kekurangan.
Jika tubuh kekurangan kalori, bisa-bisa tubuh menjadi lemas dan tidak mampu menjalani aktivitas dengan lancar.
Sedangkan, ketika tubuh menyimpan terlalu banyak mendapatkan asupan kalori, maka bisa menumpuk lemak lebih banyak sehingga berpotensi meningkatkan berat badan.
Jadi, langkah pertama untuk mendapatkan berat badan ideal, yaitu menghitung kalori yang dibutuhkan setiap hari.
Bingung bagaimana caranya?
Sebenarnya, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghitung kebutuhan kalori Moms, yaitu:
1. Berdasarkan BMR
Basal metabolic rate (BMR) menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghitung kebutuhan kalori harian.
BMR adalah jumlah energi yang dikeluarkan tubuh selama satu hari dalam kondisi tubuh istirahat atau tidak beraktivitas berat.
Begini cara menghitung BMR untuk pria dan wanita, yaitu:
- BMR Pria = 88.362 + (13.397 x berat badan [kg]) + (4.799 x tinggi badan [cm]) – (5.677 x umur)
- BMR Wanita = 447.593 + (9.247 x berat badan [kg]) + (3.098 x tinggi badan [cm]) – (4.33 x umur)
Setelah menghitung BMR, maka Moms juga bisa mendapatkan Level Aktivitas Fisik yang digunakan untuk memperoleh kebutuhan kalori harian atau total energy expenditure (TEE).
Penjelasannya, yaitu:
- Tidak aktif: TEE = BMR x 1.2
- Cukup aktif, berolahraga 1-3 kali/minggu: TEE = BMR x 1.375
- Aktif, berolahraga 3-5 kali/minggu: TEE = BMR x 1.55
- Sangat aktif, berolahraga 6-7 kali/minggu: TEE = BMR x 1.725
2. Berdasarkan Berat Badan
Cara efektif adalah menghitung kebutuhan kalori per hari berdasarkan berat badan.
Cara menghitung kebutuhan kalori per hari ini juga cenderung sederhana dan sudah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Rumus WHO dibagi sesuai dengan kategori usia.
Cara menghitung kebutuhan kalori wanita berusia 18-29 tahun dengan menggunakan rumus: 14,7 x (berat badan dalam kilogram) + 496.
Sedangkan, untuk menghitung kebutuhan kalori per hari pria berusia 18-29 tahun, digunakan rumus 15,3 x (berat badan dalam kilogram) + 679.
Nah, hasil dari rumus ini akan dikalikan dengan faktor aktivitas fisik.
Itulah cara yang bisa digunakan untuk menghitung kebutuhan kalori per harinya.
Moms juga bisa menggunakan kalkulator kalori yang saat ini sudah banyak di aplikasi smartphone atau mengunjungi situs Calculator.net.
Jika sudah mengetahui kebutuhan kalori per harinya, bagaimana menentukan kebutuhan kalori per hari untuk diet? Simak ulasan berikutnya, ya!
Baca Juga: 11 Rekomendasi Buku Self Improvement Terbaik dan Inspiratif
Cara Mengetahui Kebutuhan Kalori Per Hari untuk Diet
Moms, pasti sudah tidak asing dengan istilah defisit kalori.
Cara satu ini memang paling efektif untuk menurunkan berat badan tanpa harus menyiksa diri.
Namun, penting untuk Moms pahami bahwa kita tidak mampu untuk menargetkan penyusutan lemak pada area tubuh tertentu, ya.
Artinya, Moms tidak bisa ingin membuat paha saja yang lebih ramping atau mengurangi lemak khusus pada lengan.
Ketika sedang menjalani diet, maka lemak keseluruhan pada tubuh akan menyusut.
Maka dari itu, penting sekali untuk rutin berolahraga untuk mengencangkan otot, menjaga kualitas tidur yang cukup, dan pola makan yang tepat yaitu dengan defisit kalori.
Baca Juga: Tips Hasil Tespek Akurat dan Rekomendasi Produk Terbaik
Pada dasarnya, diet defisit kalori adalah pola makan dengan mengurangi asupan kalori yang masuk dalam tubuh setiap harinya.
Jurnal Association for Psychological Science menyebutkan bahwa ukuran porsi makan menentukan pasokan energi, dan yang harus ditangani sebagai pencegahan dan penanganan obesitas.
Jika Moms sudah mengetahui kebutuhan kalori per harinya, setelah itu bisa melakukan defisit kalori untuk menurunkan berat badan.
Pada dasarnya, untuk memastikan penurunan berat badan yang sehat, wanita tidak boleh mengonsumsi kurang dari 1.200 kalori per hari dan pria tidak kurang dari 1.500 kalori per harinya.
Dilansir dari Journal of The Academy of Nutrition and Dietetics, bagi kebanyakan orang, defisit kalori 500 kalori per hari sudah cukup menurunkan berat badan dan tidak memengaruhi rasa lapar atau tingkat energi.
Jadi, mengurangi jumlah kalori secara berlebihan sangat tidak dianjurkan karena akan membuat tubuh lemas dan berisiko menurunkan imunitas tubuh.
Lalu, bagaimana caranya agar diet defisit kalori bisa dilakukan dengan tepat?
Tips Sukses Diet Defisit Kalori untuk Turunkan Berat Badan
Konsumsi kalori berlebihan tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar lemak berlebih tersebut membuat kalori ekstra itu akan disimpan tubuh sebagai lemak di bagian paha, perut, dan seluruh tubuh.
Diet defisit kalori dapat menjadi cara yang efektif untuk membantu menurunkan berat badan.
Berikut ini tips sukses diet defisit kalori untuk turunkan berat badan:
1. Mengurangi Asupan Karbohidrat
Memang benar, mengurangi asupan karbohidrat dapat membantu mengurangi berat badan.
Namun, hal ini bukan berarti sama sekali tidak mengonsumsi karbohidrat, ya. Asupan karbohidrat tetap diperlukan tubuh sebagai sumber energi.
Jadi, sebaiknya Moms perlu memerhatikan jenis karbohidrat yang dikonsumsi dan porsinya.
Meskipun tidak ada patokan pasti tentang asupan karbohidrat dalam sehari, Moms bisa memilih jenis karbohidrat yang lebih sehat. Di antaranya adalah:
- Pilih roti gandum dan sereal.
- Makan buah utuh (bukan dibuat jus) untuk asupan serat.
- Konsumsi quinoa sebagai alternatif pasta.
- Makan biji dan kacang-kacangan sebagai sumber serat karbohidrat rendah.
- Pilih susu dan yoghurt tanpa pemanis (plain).
2. Rutin Berolahraga
Diet yang sehat tidak akan lengkap tanpa aktivitas fisik yaitu olahraga.
Olahraga mendukung penurunan berat badan lebih cepat jika Moms melakukan diet defisit kalori.
Dilansir National Health Service, orang dewasa harus melakukan beberapa jenis aktivitas fisik setiap hari daripada tidak sama sekali.
Moms dapat melakukan gerakan olahraga yang sederhana, seperti gerakan kardio lompat tali, squat, plank, sit-up, dan push-up, serta gerakan lainnya.
Lakukan juga jenis olahraga yang menyenangkan untuk Moms, seperti berenang, yoga, jogging, zumba, lari, atau bersepeda.
Olahraga juga tidak perlu lama-lama dan diforsir terlalu berat, ya, Moms. Lakukan olahraga secara rutin dengan durasi selama 150 menit berolahraga per minggu, atau sekitar 30 menit selama lima hari seminggu.
3. Minum Air Putih yang Cukup
Ketika Moms rutin minum air putih, pasti akan mengurangi keinginan untuk mengonsumsi minuman yang manis.
Minum air putih yang cukup setiap harinya juga membantu menurunkan berat badan.
Tidak hanya memiliki 0 kalori, minum air putih juga dapat membantu membakar kalori lho, Moms.
Jurnal yang diterbitkan oleh National Library of Medicine mengkaji 12 orang yang minum 500 mL air dingin dan air mineral biasa.
Hasilnya, mereka mengalami peningkatan pengeluaran energi dan membakar kalori antara 2-3 persen lebih banyak dari biasanya dalam 90 menit setelah minum air.
Jadi, jangan lupa untuk minum air putih yang cukup setiap hari, ya!
Terakhir, hal yang tidak kalah penting adalah cukup istirahat dan hindari begadang.
Tidur yang terlalu larut sering dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas.
Adapun rata-rata orang dewasa membutuhkan waktu tidur selama 7-8 jam per harinya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Susu Rendah Lemak untuk Diet, Tinggi Kalsium!
Itulah langkah yang bisa dilakukan setelah mengetahui kebutuhan kalori per harinya untuk diet.
Ingat, diet yang sehat sebaiknya dilakukan dengan hati yang gembira juga.
Sebab, penurunan berat badan yang sehat juga harus berdampingan dengan kesehatan mental yang terjaga dengan baik.
- https://www.calculator.net/calorie-calculator.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5639963/
- https://jandonline.org/article/S2212-2672(15)01636-6/pdf
- https://www.nhs.uk/live-well/exercise/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24684853/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.