Kepala Anak Terbentur? Segera Lakukan 3 Tindakan Ini!
Dari sekian banyak cedera pada balita, kepala anak terbentur merupakan salah satu yang paling dikhawatirkan orang tua.
Anak yang sedang belajar berjalan; aktif bergerak; senang berlarian, lompat-lompat, dan naik-turun tangga memang memiliki risiko terjatuh dan kepalanya terbentur.
Menurut penelitian yang diterbitkan Archives of Disease in Childhood, jatuh adalah penyebab utama cedera tidak fatal pada anak dan biasanya tidak membahayakan anak.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jatuh adalah penyebab utama cedera otak traumatis yang dialami anak-anak hingga usia 4 tahun.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Kepala Bayi Terbentur
Hal yang Harus Dilakukan saat Kepala Anak Terbentur
Meski begitu, Moms jangan jadi membatasi pergerakan Si Kecil. Biarkan ia mengeksplorasi sekitarnya. Bila kepala anak terbentur, segera lakukan langkah-langkah berikut.
1. Pastikan Anak Tidak Mengalami Cedera Serius
Foto: Istockphoto
Tanyakan kepada anak bagian mana dari tubuhnya, selain kepala, yang terasa sakit. Tanyakan juga apakah Si Kecil merasa mual dan ingin muntah; apakah kupingnya berdengung; apakah pandangan matanya buram atau berbayang; apakah bicaranya dan keseimbangan tubuhnya berubah.
2. Kompres Bagian Kepala yang Terbentur
Foto: Shutterstock
Moms dapat menggunakan es batu atau sayuran beku yang dibalut kain sebagai alat kompres. Taruh kompres di bagian kepala anak yang terbentur untuk mengurangi pembengkakan.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Benjol di Kepala Balita Akibat Terbentur
3. Amati Anak Selama 24 Jam ke Depan
Foto: Healthline
Jika setelah kepala anak terbentur ia terlihat baik-baik saja dan tampak bertindak normal, kemungkinan besar benturan itu tidak menyebabkan cedera serius. Namun, tetap awasi anak dan amati bila ada perubahan sikap dalam 24 jam ke depan.
Para ahli mendorong orang tua agar segera membawa Si Kecil ke rumah sakit bila terlihat gejala berikut setelah kepala anak terbentur:
- Kehilangan kesadaran
- Gegar otak
- Kejang
- Terjadi perdarahan
- Muntah-muntah
- Sulit bangun dari tidur
- Gerakan mata tidak normal
- Menangis kesakitan, padahal tidak terlihat ada luka di kepalanya. Tangisan anak ini bisa menandakan ia kesakitan karena ada luka atau cedera pada bagian dalam tubuhnya.
Waspada Geger Otak
Foto: Norton Childrens
Kadang, gegar otak hanya terlihat seperti benjolan kecil dan tidak menunjukkan gejala serius. Namun, Carol DeMatteo, dosen bidang terapi okupasi klinis di School of Rehabilitation Science di McMaster University di Hamilton, Ontario, mengingatkan orang tua agar tidak meremehkan gegar otak akibat kepala anak terbentur.
Menurut DeMatteo, gegar otak sesungguhnya sama dengan cedera otak traumatis (traumatic brain injury). Kejadian itu memang tidak selalu mengakibatkan kerusakan permanen pada kepala.
Namun, orang tua perlu waspada dan mengawasi gerak-gerik anaknya setelah mengalami cedera kepala.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Saat Kepala Anak Terbentur
Para dokter kini mengkhawatirkan kondisi yang disebut sindorm akibat jatuh untuk kedua kalinya (second-impact syndrome). Penelitian menunjukkan jika kepala anak terbentur untuk kedua kalinya, padahal luka dari cedera kepala pertama belum sembuh, maka cedera yang kedua bisa menimbulkan akibat yang lebih lama, bahkan fatal.
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.