Fakta Mengenai Lemak Trans dan Bahayanya untuk Kesehatan
Moms, tahukah apa yang dimaksud dengan lemak trans dan bagaimana pengaruhnya pada tubuh?
Trans fat atau lemak trans adalah zat yang terbentuk saat cairan minyak berubah menjadi lemak padat.
Lemak trans yang terdapat dalam makanan bisa bersifat alami maupun buatan.
Mengonsumsi banyak lemak trans dapat meningkatkan kadar LDL atau kolesterol buruk di tubuh dan menurunkan kadar HDL atau kolesterol baik.
Berikut ini fakta mengenai lemak trans, serta bahayanya pada kesehatan apabila dikonsumsi secara terus-menerus.
Baca Juga: 4 Jenis Makanan yang Harus Dikonsumsi saat Menjalani Program Hamil
Fakta Mengenai Lemak Trans
Lemak trans dibuat ketika pembuat makanan mengubah minyak cair menjadi lemak padat, seperti mentega atau margarin.
Lemak trans buatan umumnya terdapat pada makanan yang digoreng dan makanan kemasan.
Produsen makanan menggunakan lemak trans untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan memperpanjang usia makanan kemasan.
Moms dapat melakukan beberapa cara ini untuk mengurangi lemak trans.
Ganti makanan tinggi lemak trans dan jenuh dengan makanan yang memiliki lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal.
Mulai dengan beberapa kebiasaan berikut ini:
- Gunakan safflower atau minyak zaitun sebagai pengganti mentega, mentega, dan lemak padat lainnya.
- Beralih dari margarin padat ke margarin lunak.
- Hindari makanan yang digoreng, dikemas, dan diproses.
- Ganti daging dengan ayam atau ikan tanpa kulit beberapa hari dalam seminggu.
- Ganti konsumsi produk olahan susu dengan susu rendah lemak atau tanpa lemak, yoghurt, dan keju.
Makanan yang Mengandung Lemak Trans
Jenis makanan yang mengandung lemak trans memang umumnya sangat gurih dan mengunggah selera.
Namun, waspada terhadap bahaya yang dapat mengintai kesehatan Moms dan keluarga, ya.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, ketahui beberapa jenis makanan ini yang mengandung lemak trans.
Bentuk lemak trans yang diproduksi, yang dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial.
Ini dapat ditemukan dalam berbagai produk makanan, di antaranya:
- Berbagai jenis kue-kuean dan produk olahan roti lainnya
- Mentega putih
- Popcorn yang dibuat dalam microwave
- Pizza
- Adonan yang didinginkan, seperti biskuit dan roti gulung
- Makanan yang digoreng, termasuk kentang goreng, donat, dan ayam goreng
- Krimer kopi nondairy
- Keripik kentang
- Makanan cepat saji atau junk food
Baca Juga: Waspada 8 Efek Buruk Junk Food pada Kesehatan
Bahaya Konsumsi Lemak Trans dalam Waktu Panjang
Pada kenyataannya, dilansir dari MedlinePlus, tubuh tidak membutuhkan atau tidak mendapatkan manfaat dari lemak trans.
Sebaliknya, mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak trans justru meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Untuk itu, lebih baik jaga pola makan sehat mulai dari sekarang, ya, Moms.
Berikut ini beberapa bahaya konsumsi lemak trans, terlebih lagi apabila dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu:
1. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah gangguan kesehatan yang menyerang jantung (kardio) dan/atau vaskular (pembuluh darah).
Konsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak trans bisa meningkatkan risiko mengalami penyakit kardiovaskular.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Penyakit ini juga bisa menyerang segala usia.
Lantas, bagaimana lemak trans dapat berpengaruh pada penyakit kardiovaskular?
Hal ini ternyata berpengaruh ketika mengalami kolesterol tinggi.
Walaupun tubuh memiliki beberapa kolestrol untuk bekerja, jumlah kolestrol yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah penyakit kardiovaskular.
Kolestrol adalah zat lemak yang ditemukan di dalam darah.
Lemak trans meningkatkan kolesterol LDL (jahat) dalam tubuh Moms, dan kemudian menurunkan kolesterol HDL (baik).
Kadar kolesterol tinggi bersama dengan kadar kolesterol baik yang rendah dapat menyebabkan kolesterol menumpuk pada pembuluh darah.
Dalam jangka panjang, kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Dilansir dalam laman Heart Foundation, kolestrol dapat terbentuk secara natural dari hati dan dari makanan yang dikonsumsi.
Untuk itu, batasi pengonsumsian makanan mengandung lemak trans untuk mencegah terjadinya kolesterol tinggi.
Baca Juga: Mengenal 13 Jenis Kacang-Kacangan, Makanan Sehat untuk Kehamilan
2. Tingkatkan Risiko Penyakit Diabetes
Makanan tinggi lemak, seperti makanan yang dipanggang dan makanan yang digoreng memiliki banyak lemak trans.
Kebiasaan makan terlalu banyak lemak trans dapat menyebabkan seseorang bertambah gemuk dan mengalami obesitas.
Obesitas sudah sejak lama dikaitkan dengan risiko alami penyakit kronis yang perlu diwaspadai.
Pada gilirannya, kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Untuk itu, menjaga berat badan yang sehat dan ideal dinilai dapat mengurangi risiko mengalami diabetes.
Diabetes merupakan kondisi yang menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi.
Kondisi ini dapat merusak pembuluh darah dan membuatnya cenderung menyempit.
Selain itu, obesitas juga berkaitan dengan penyakit kronis lainnya, penyakit jantung, kanker, dan diabetes tipe 2.
Seseorang yang mengalami obesitas juga memiliki risiko kesehatan yang serius, termasuk, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, hingga menjadi risiko kematian yang tinggi.
3. Berpengaruh pada Tingkat Kesuburan
Sering kali diabaikan, namun tingkat kesuburan sangat berpengaruh dari apa yang dikonsumsi setiap harinya.
Tingginya konsumsi lemak trans disebutnya dapat menyebabkan infertilitas.
Artinya, semakin banyak Moms mengonsumsi lemak trans, maka semakin besar kemungkinan Moms mengalami infertilitas.
Temuan tersebut disampaikan oleh Dr. Jorge E. Chavarro dari Harvard School of Public Health di Boston.
Chavarro bersama timnya melakukan penelitian untuk mencari tahu bagaimana konsumsi lemak trans sebabkan infertilitas.
Dari studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa untuk setiap 2 persen kenaikan kalori yang didapat seorang perempuan dari lemak trans alih-alih dari karbohidrat, risikonya terhadap infertilitas meningkat hingga 73 persen.
Baca Juga: Ingin Segera Hamil? 7 Makanan Ini Bisa Mempercepat Kehamilan
Chavarro menjelaskan, bila seorang perempuan mengonsumsi 1.800 kalori per hari, 2 persen asupan energi dari lemak trans jumlahnya sekitar 4 gram.
“Mengonsumsi lemak trans sebanyak 4 gram sehari tidak terlalu terasa. Dalam studi yang kami lakukan, kami meneliti pengaruh lemak trans dalam jumlah sedikit yang ternyata mempunyai dampak signifikan terhadap infertilitas," ungkapnya.
Temuan Chavarro dan timnya telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Temuan tersebut memastikan bahwa lemak trans dapat mengganggu aktivitas reseptor sel yang terlibat dalam peradangan, metabolisme glukosa, dan sensitivitas insulin.
Obat yang mengaktifkan reseptor telah terbukti meningkatkan kesuburan pada perempuan dengan polycystic ovary syndrome (PCOS).
Baca Juga: Begini 7 Cara Alami Cepat Hamil Jika Menderita PCOS
Di beberapa negara maju, produsen makanan telah dilarang menggunakan lemak trans sebagai salah satu bahan bakunya.
Itulah beberapa bahaya lemak trans bagi kesehatan tubuh yang perlu diwaspadai.
Sebenarnya, Moms dapat mengetahui suatu produk makanan kemasan mengandung lemak trans atau tidak dengan mengecek daftar nutrisi pada label kemasannya.
Selain tertulis “lemak trans”, terkadang kandungan lemak trans juga dicantumkan dengan nama lain, yaitu “partially hydrogenated oils”.
Pada dasarnya lemak trans memang tidak menyehatkan tubuh, ya, Moms.
Jadi, ada baiknya Moms menghindari mengonsumsi lemak trans dan alihkan pada pola makan yang lebih sehat.
- https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000786.htm
- https://www.heartfoundation.org.nz/wellbeing/managing-risk/managing-high-cholesterol
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/in-depth/trans-fat/art-20046114
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.