Mampu Mengencerkan Dahak, Ini Manfaat dari Obat Fluimucil

Fluimucil adalah obat yang mengandung zat aktif acetylcysteine.

Zat aktif tersebut digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan dan mengencerkan dahak.

Fluimucil tersedia dalam berbagai bentuk, seperti sirup, kapsul, dan tablet.

Untuk lebih jelasnya, simak serba-serbi tentang penggunaan obat di bawah ini!

Baca Juga: Mengenal Obat Thyrozol untuk Atasi Hipertiroid, Cek Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya di Sini

Fungsi Obat Fluimucil

Foto: Orami Photo Stock

Fluimucil adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit pada saluran pencernaan, termasuk mengencerkan dahak.

Kandungan aktif acetylcysteine mampu mengencerkan dahak pada penderita beberapa penyakit berikut ini:

• Bronkitis akut atau kronis, yaitu peradangan pada pipa penyalur udara dari tenggorokan menuju paru-paru.
• Emfisema paru, yaitu kerusakan pada alveolus (dinding udara) di paru-paru.
• Bronkiektasis, yaitu rusaknya kantung udara paru-paru, sehingga sulit untuk membersihkan dahak.
• Cystic fibrosis, yaitu penyakit genetika yang menyebabkan dahak jadi mengental, sehingga sulit dikeluarkan dari dalam tubuh.
• Pneumonia, yaitu kondisi ketika paru-paru terisi cairan akibat peradangan pada salah satu atau kedua kantung udara.
• Tuberkulosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Selain mengatasi sejumlah kondisi tersebut, zat aktif acetylcysteine juga dapat mengatasi keracunan akibat konsumsi obat dengan kandungan paracetamol.

Fluimucil adalah agen mukolitik yang dikenal sebagai N-acetylcysteine atau N-acetyl-L-cysteine (NAC).

Obat bekerja dengan cara memecah serat asam mukopolisakarida yang dapat membuat dahak menjadi lebih encer.

Obat juga dapat mengurangi adhesi lendir pada dinding tenggorokan, sehingga dahak lebih mudah dikeluarkan saat batuk.

Dosis Tepat Penggunaan Obat

Sama halnya dengan obat lainnya, dosis tepat penggunaan harus sesuai dengan resep dokter dan label pada kemasan.

Berikut ini dosis tepat penggunaan obat:

Obat dalam bentuk kapsul

• Dewasa: sebanyak 1 kapsul, 2-3 kali sehari.
• Anak-anak usia 6-14 tahun: sebanyak 1 kapsul, 2 kali sehari.

Obat dalam bentuk tablet

• Dewasa: sebanyak 1 tablet sehari, pada malam hari.
• Anak-anak usia 6-14 tahun: sebanyak 1 tablet sehari, pada malam hari.

Obat dalam bentuk sirup

• Dewasa: sebanyak 10 mililiter, 2-3 kali sehari.
• Anak-anak usia 6-14 tahun: sebanyak 5 mililiter, 2-4 kali sehari

Obat nebulizer

• Dewasa: sebanyak 1 ampul, 1-2 kali sehari.
• Anak-anak usia 6-14 tahun: sebanyak 1 ampul, 1-2 kali sehari.

Baca Juga: Mengenal Micardis (Obat Darah Tinggi): Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Penggunaan Obat untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), fluimucil termasuk ke dalam kategori B.

Kategori ini berarti, obat masih jarang dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, tetapi tidak menunjukkan adalah efek bagi janin.

Penelitian yang dilakukan pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin.

Oleh karena itu, diskusikan dengan dokter terlebih dulu sebelum mengonsumsi obat.

Pertimbangkan potensi dan efek samping yang bisa saja dialami.

Obat boleh digunakan jika dirasa manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya.

Jadi, selalu beritahu dokter tentang kondisi yang dialami, seperti sedang menyusui, hamil, atau berencana untuk hamil.

Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Menggunakan Obat

Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum, saat, dan setelah menggunakan obat.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang penggunaan obat:

• Obat bisa dikonsumsi setelah makan bagi penderita maag atau GERD.
• Obat bisa dikonsumsi berbarengan dengan jenis obat lain, tetapi harus diberi jarak minimal 2 jam.
• Obat tidak dianjurkan untuk penderita diabetes, kecuali bagi mereka dengan kadar gula darah normal.
• Obat tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui, kecuali atas saran dan rekomendasi dari dokter.
• Obat tidak dianjurkan untuk anak-anak, kecuali atas saran dan rekomendasi dari dokter.
• Obat tidak bisa digunakan kembali jika terjadi reaksi alergi atau efek samping yang ekstrim.

Cara Tepat Menyimpan Obat

Agar efektif digunakan dan tidak mengubah kandungan dalam obat, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:

• Obat harus disimpan pada suhu ruangan.
• Obat harus disimpan dalam wadah kering.
• Obat harus dihindari dari tempat penyimpanan yang lembap.
• Obat harus dijauhi dari paparan sinar matahari langsung.
• Obat harus dijauhi dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Selain beberapa hal tersebut, penting juga untuk memerhatikan tanggal kedaluwarsa obat.

Jika kondisi tubuh tidak membaik atau mengalami efek samping setelah mengonsumsi obat, segera hentikan pemakaian dan periksakan diri ke dokter.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Alat Penyedot Dahak Bayi, Moms Wajib Tahu!

Efek Samping yang Bisa Saja Dialami

Foto: Orami Photo Stock

Sama halnya dengan jenis obat lainnya, fluimucil bisa saja menimbulkan efek samping pada pengguna.

Meski hal tersebut jarang terjadi, Moms perlu mencurigai jika efek samping muncul.

Segera hentikan penggunaan jika terjadi beberapa hal berikut ini:

• Urtikaria atau biduran, yang ditandai dengan bintik-bintik kemerahan pada kulit.
• Bronkospasme, yang ditandai dengan mengi saat menarik nafas, batuk terus-menerus, dan merasa kelelahan.
• Pilek, mual, dan muntah-muntah.

Baca Juga: Ini Penyebab Biduran Sering Kambuh, Jangan Diabaikan!

Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping penggunaan fluimucil dapat memicu munculnya sariawan, pusing, dan telinga berdengung.

Tidak semua pengguna mengalami efek samping yang disebutkan.

Beberapa dari mereka bisa saja mengalami efek samping berbeda setelah pemakaian.