Mata Bayi Belekan Ditetesi ASI Bisa Sembuh, Mitos atau Fakta?
Masih banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa mata bayi belekan ditetesi ASI merupakan hal yang ampuh untuk dilakukan.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan fungsional serta dinamis dengan manfaat gizi dan kesehatan untuk neonates dan bayi.
ASI memiliki khasiat imunologi yang kuat, melindungi Si Kecil dari penyakit pernapasan, infeksi telinga tengah, dan penyakti gastro-intestinal.
Selain itu jurnal Early Human Development, mengungkapkan ASI juga memiliki dampak kesehatan seumur hidup, seperti efek perlindungan terhadap diabetes mellitus, dan hipertensi.
ASI sendiri memberikan nutrisi yang optimal untuk Si Kecil.
Untuk itu, banyak yang mengklaim bahwa mata bayi belekan ditetesi ASI cukup ampuh tanpa harus membawa Si Kecil ke dokter.
Namun, apakah benar mata bila bayi belekan ditetesi ASI bisa sembuh? Mari simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Waspada Post Holiday Blues setelah Libur Panjang, Bikin Tidak Produktif!
Mata Bayi Belekan Ditetesi ASI, Bisakah Sembuh?
Foto: Orami Photo Stock
Si Kecil yang baru lahir rentan terkena konjungtivitis dari mata dalam satu hari hingga dua minggu.
Dilansir dari Center of Disease Control and Prevention, konjungtivitis pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh saluran air mata yang tersumbat.
British Journal Of Ophthalmology melakukan penelitian pada kandungan ASI dari 23 ibu yang baru melahirkan di rumah sakit San Fransisco.
Peneliti melakukan observasi dan menguji efek ASI terhadap mata belekan pada bayi.
Hasilnya, mata bayi yang belekan dan peneliti teteskan ASI hanya menambahkan bakteri baru ke dalam mata.
Menurut Journal of Tropical Pediatrics, sebuah studi dilakukan di India, dengan melibatkan 51 bayi baru lahir dan diberi tetes kolostrum selama 3 hari, sementara 72 bayi baru lahir tidak menerima perawatan mata sama sekali.
Sekitar 35 persen bayi yang tidak diberi dan 6 persen bayi kolostrum mengembangkan infeksi mata yang terlihat selama percobaan.
ASI memiliki efek kecil pada beberapa jenis bakteri, tetapi tidak bekerja sebaik antibiotik.
Selain itu, bakteri yang sudah ada di dalam ASI dapat menyebabkan infeksi mata serius lainnya.
Penelitian dari International Journal Of Environmental Research And Public Health menunjukkan hasil yang mirip.
Peneliti ini melakukan riset pada ibu yang baru melahirkan di Polandia.
Ibu menyusui yang tinggal di sana juga sangat tertarik dengan hal-hal yang bersifat mitos untuk perawatan bayinya.
Para ibu membagikan cerita dan pengalaman mata belekan pada bayi dalam forum-forum daring.
Menurut penelitian tersebut, efektivitas mata bayi belekan ditetesi ASI hanya dari pengalaman pribadi satu sampai dua orang ibu.
Pengalaman tersebut para ibu jadikan sebagai tolak ukur keberhasilan ASI dalam mata belekan pada bayi.
Padahal, bila dilihat dari sisi kesehatan justru bisa membahayakan kondisi mata Si Kecil.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghilangkan Sifat Posesif pada Pasangan dan Diri Sendiri? Cari Tahu, Yuk!
Penyebab Mata Bayi Belekan
Foto: Orami Photo Stock
Setelah mengetahui pengobatan mata bayi belekan ditetesi ASI masih belum diperkuat sama sekali.
Moms pun harus mengetahui Jenis infeksi atau konjungtivitis bayi baru lahir yang paling umum meliputi:
1. Konjungtivitis Inklusi (Klamidia)
Chlamydia trachomatis dapat menyebabkan inklusi konjungtivitis dan infeksi genital (klamidia).
Wanita dengan klamidia yang tidak diobati dapat menularkan bakteri tersebut ke bayinya saat melahirkan.
Gejala konjungtivitis inklusi termasuk kemerahan pada mata, pembengkakan pada kelopak mata, dan keluarnya nanah.
Gejala cenderung muncul 5 hingga 12 hari setelah lahir.
Sekitar setengah dari bayi baru lahir dengan konjungtivitis klamidia juga mengalami infeksi di bagian lain tubuh mereka.
Bakteri dapat menginfeksi paru-paru dan nasofaring (di mana bagian belakang hidung terhubung ke mulut).
2. Konjungtivitis Gonokokus
Neisseria gonorrhoeae menyebabkan konjungtivitis gonokokal, serta infeksi menular seksual yang disebut gonore.
Wanita dengan gonore yang tidak diobati dapat menularkan bakteri tersebut ke bayinya saat melahirkan.
Gejala biasanya berupa mata merah, nanah kental di mata, dan pembengkakan pada kelopak mata.
Jenis konjungtivitis ini biasanya dimulai sekitar 2 hingga 4 hari setelah lahir.
Ini dapat dikaitkan dengan infeksi serius pada aliran darah (bakteremia) dan lapisan otak dan sumsum tulang belakang (meningitis) pada bayi baru lahir.
Baca Juga: Bolehkah Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud? Ketahui Bahaya dan Risikonya!
3. Konjungtivitis Kimiawi
Saat obat tetes mata diberikan kepada bayi baru lahir untuk membantu mencegah infeksi bakteri, mata bayi baru lahir dapat mengalami iritasi.
Kondisi ini dapat didiagnosis sebagai konjungtivitis kimiawi.
Konjungtivitis kimiawi biasanya berupa mata merah ringan dan beberapa pembengkakan pada kelopak mata.
Gejala cenderung berlangsung hanya selama 24 hingga 36 jam.
4. Konjungtivitis Neonatal Lainnya
Virus dan bakteri selain Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis.
Misalnya, bakteri yang biasanya hidup di vagina wanita dan tidak ditularkan secara seksual dapat menyebabkan konjungtivitis.
Selain itu, virus penyebab herpes genital dan oral dapat menyebabkan konjungtivitis neonatal dan kerusakan mata yang parah.
Sang ibu mungkin menularkan virus tersebut ke bayinya saat melahirkan.
Namun, konjungtivitis herpes lebih jarang terjadi dibandingkan konjungtivitis yang disebabkan oleh gonore dan klamidia.
Gejala biasanya berupa mata merah dan kelopak mata bengkak dengan nanah.
Cara Mengatasi Mata Bayi Belekan
Foto: Orami Photo Stock
Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mendukung mata bayi belekan ditetesi ASI merupakan hal yang efektif dalam pengobatan.
Jika saluran air mata yang tersumbat menyebabkan konjungtivitis Si Kecil, pijatan lembut dan hangat antara mata dan area hidung dapat membantu.
Jika saluran air mata yang tersumbat tidak sembuh pada usia 1 tahun, bayi baru lahir mungkin memerlukan pembedahan.
Perawatan untuk penyebab umum konjungtivitis pada mata bayi adalah sebagai berikut:
1. Konjungtivitis Inklusi (Klamidia)
Dokter biasanya menggunakan antibiotik oral untuk mengobati konjungtivitis inklusi.
2. Konjungtivitis Gonokokus
Dokter biasanya memberikan antibiotik intravena (IV) untuk mengobati konjungtivitis gonokokal.
Jika tidak diobati, bayi baru lahir dapat mengalami ulserasi kornea (luka terbuka di kornea) dan kebutaan.
3. Konjungtivitis Kimiawi
Karena jenis konjungtivitis ini disebabkan oleh iritasi kimiawi, pengobatan biasanya tidak diperlukan. Bayi baru lahir biasanya akan membaik dalam 24 hingga 36 jam.
4. Konjungtivitis Bakteri dan Virus Lainnya
Dokter biasanya memberikan tetes atau salep antibiotik untuk mengatasi konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri selain Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Untuk konjungtivitis bakteri dan virus, kompres hangat pada mata dapat meredakan pembengkakan dan iritasi.
Pastikan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh mata yang terinfeksi.
Baca Juga: Apakah Bahaya Jika Bayi Sering Kaget? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya di sini
Menurut American Academy of Ophthalmology, diperkirakan hampir 20 persen bayi baru lahir memiliki saluran air mata yang tersumbat sehingga menyebabkan mata bayi belekan
Namun, kondisi tersebut biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu empat hingga enam bulan.
Sedangkan, pada orang dewasa, penyumbatan saluran air mata dapat terjadi akibat infeksi mata, pembengkakan, cedera, atau tumor dan hal ini butuh konsultasi lebih lanjut ke dokter untuk penanganan.
Jika mata Si Kecil mengeluarkan cairan kuning atau hijau pekat, atau ada kemerahan dan bengkak di sekitar mata, ini bisa mengindikasikan infeksi mata.
Kondisi ini harus segera dievaluasi oleh dokter mata bukan dengan cara mengatasi mata bayi belekan dengan ASI.
Itu dia Moms ulasan mengenai mata belekan pada bayi yang ditetesi ASI.
Bila Si Kecil mengalami masalah belekan, lebih baik konsultasikan ke dokter ya, Moms.
- https://academic.oup.com/tropej/article-abstract/28/1/35/1661416
- https://bjo.bmj.com/content/97/3/377.2
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31100785/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20846797/
- https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/belekan-pada-bayi-baru-lahir-normalkah
- https://www.aao.org/eye-health/diseases/blocked-tear-duct-symptoms
- https://www.healthline.com/health/baby-watering-eyes#
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.