Nutritional Yeast, Penambah Cita Rasa dan Pengganti Keju untuk MPASI Si Kecil
Saat mempersiapkan MPASI untuk Si Kecil, Moms akan memperhatikan kulitas rasa, tampilan, dan teksturnya. Tak jarang juga Moms menambahkan bahan penambah rasa seperti nutritional yeast karena anak di bawah 1 tahun belum boleh mengkonsumsi gula dan garam.
Nutritional yeast juga sering digunakan sebagai pengganti keju pada makanan karena rasanya yang hampir mirip. Biasanya, nutritional yeast berbentuk bubuk, serpihan halus, atau butiran. Ini bisa digunakan semua umur. Tapi bagaimana dengan bayi, apakah aman dikonsumsi Si Kecil?
Baca Juga: Ini 4 Manfaat Beras Merah sebagai MPASI
Apa Itu Nutritional Yeast?
Foto: Plantbasednews.org
Nutritional yeast adalah jenis jamur yang sama dengan ragi roti tetapi sudah mati, artinya sifat fermentasi dan raginya tidak aktif. Untuk membuat ragi nutrisi, jamur akan ditambahkan ke campuran kaya glukosa, biasanya molase dan air, di mana ia memfermentasi dan mengembangkan protein.
Setelah ragi matang, ragi dipanen, dipasteurisasi, disterilkan, dan ditingkatkan dengan nutrisi tambahan sebelum dikeringkan dan diproses menjadi serpihan, butiran, atau bubuk. Ini semakin populer di awal abad ke-20 karena dipasarkan sebagi suplemen makanan kesehatan di Amerika Serikat.
Meski bisa digunakan oleh seluruh umur, namun tidak ada rekomendasi khusus kapan nutritional yeast dapat disajikan untuk bayi. Namun secara umum, penelitian menunjukkan bahwa nutritional yeast dapat diperkenalkan segera setelah bayi siap untuk memulai makanan padat atau sekitar 6 bulan.
Sebenarnya, nutritional yeast dapat menjadi tambahan yang sehat untuk makanan bayi, terutama dalam keluarga yang lebih menyukai masakan vegan dan vegetarian. Setiap merek bervariasi dalam nilai gizi karena proses fortifikasi.
Tetapi secara umum, nutrition yeast menawarkan banyak vitamin B. Termasuk B6, folat, dan B12, ditambah lagi dapat menawarkan sedikit serat, protein, zat besi, dan zinc. Nutrisi ini sangat penting untuk perkembangan otak, sistem saraf, sel darah, dan sistem kekebalan bayi.
Penting untuk dicatat bahwa merek yang berbeda akan memiliki konsentrasi dan jenis nutrisi yang berbeda di dalamya. Jadi Moms harus membaca label dengan cermat saat memilih dan sesuaikan ukuran penyajiannya.
Misalnya, satu sendok teh nutritional yeast merk tertentu memiliki 0,67 mikrogram vitamin B12, yang sedikit di atas asupan harian yang direkomendasikan untuk bayi, dan sedikit di bawah asupan harian yang direkomendasikan untuk balita dan anak-anak prasekolah.
Moms bisa menaburkan nutritional yeast pada makanan bayi sesekali agar dapat meningkatkan nutrisi sambil memperkenalkan rasa baru. Nutritional yeast juga harus disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering. Menyimpannya di lemari es akan memperpanjang umur simpannya.
Nutritional yeast juga tidak dianggap sebagai alergen yang umum. Namun, ada kemungkinan untuk mengembangkan alergi terhadap saccharomyces cerevisiae, sumber nutrisi ragi. Pada orang yang sensitif, menelan ragi dapat memperburuk eksim dan menghirup bubuk ragi dapat memicu gejala asma.
Baca Juga: 5 Manfaat Butternut Squash Untuk Mpasi Bayi
Efek Samping Nutritional Yeast
Foto: Liveeatlearn.com
Nutritional yeast adalah ragi yang dinonaktifkan, yang berarti sel ragi terbunuh selama pemrosesan dan tidak aktif dalam produk akhir. Dianggap sebagai pengganti keju, biasanya nutritional yeast berbentuk bubuk. Ada beberapa efek samping dari nutritional yeast terkait dengan penggunaannya, seperti:
1. Memberi Efek pada Pencernaan saat Diperkenalkan Terlalu Cepat
Meskipun nutritional yeast rendah kalori, namun mengandung serat. Dalam 2 sendok makan atau 21 gram nutritional yeast, mengandung sekitar 5 gram serat makanan dan sekitar 20 persen dari asupan serat yang direkomendasikan.
Meski serat dapat meningkatkan fungus usus, tetapi penting untuk meningkatkan konsumsi serat secara bertahap, dikutip studi World Journal of Gastroenterology. Memperkenalkan banyak serat terlalu cepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut.
Misalnya seperti kram atau bahkan diare terutama jika tidak terbiasa makan makanan berserat tinggi. Karena nutritional yeast mangndung banyak serat dalam satu porsi, yang terbaik adalah memulai dengan lambat dan menyesuaikan porsi saat tubuh beradaptasi dengan konsumsi serat yang lebih tinggi.
2. Memicu Sakit Kepala atau Migrain
Selain menjadi sumber dari banyak vitamin dan mineral seperti vitamin B-12 dan zinc yang menyehatkan, beberapa produk ragi mengandung senyawa seperti tyramine, yang dapat memicu serangan migrain pada beberapa orang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tiramin dapat menyebabkan serangan migrain pada orang-orang tertentu, seperti yang dilakukan oleh Food and Chemical Toxicology. Migrain adalah kondisi yang ditandai dengan sakit kepala berulang yang terasa nyeri sedang hingga parah.
Para peneliti masih mencoba memahami bagaimana tyramine memicu serangan migrain. Namun, tampaknya turamine bekerja pada sistem saraf pusat. Ini melepaskan berbagai hormon, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan menyebabkan sakit kepala.
3. Menyebabkan Wajah Memerah
Nutritional yeast adalah sumber niasin yang sangat baik. Hanya 1 sendok makan atau 11 gram menyediakan lebih dari 38 mg niasin. Itu lebih dari dua kali lipat nilai harian untuk laki-laki dan perempuan.
Niacin yang juga dikenal sebagai vitamin B-3, terlibat dalam banyak proses vital dalam tubuh seperti metabolisme dan fungsi enzim, menurut Advances in Nutrition. Namun, mengonsumsi niasin dalam jumlah besar dapat menyebabkan wajah memerah.
Ini ditandai dengan kemerahan pada kulit, yang mungkin diikuti oleh sensasi terbakar dan gatal yang terjadi dalam 10-20 menit setelah menelan niasin dalam dosis tinggi. Meski mungkin tidak nyaman, umumnya tidak terkait dengan bahaya dan biasanya mereda dalam satu hingga dua jam.
Selain itu, kemerahan pada wajah umumnya hanya terjadi setelah mengonsumsi niasin dalam dosis sangat tinggi seperti 500 mg atau lebih. Niasin dosis tinggi juga dapat menyebabkan efek samping lain yang lebih berbahaya, seperti gagal hati meski jarang terjadi, menurut Case Report in Pediatrics.
4. Intoleransi Ragi dan Penyakit Radang Usus
Meskipun relatif jarang terjadi, namun beberapa orang mungkin tidak toleran terhadap nutritional yeast. Tampaknya ini mungkin paling umum terjadi pada orang yang memiliki penyakit usus besar, seperti penyakit Crohn.
Ragi dapat memicu respons imun pada individu tertentu yang memiliki penyakit usus besar. Beberapa penelitian menunjukkan itu dapat memperburuk gejala, salah satunya hasil dari penelitina yang dilakukan oleh Alimentary Pharmacology and Therapeutic.
Meski begitu, peran nutritional yeast dalam pengembangan risiko penyakit usus besar masih belum jelas. Sebab tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa itu adalah penyebab langsung penyakit tersebut dan tidak terkait dengan peningkatan risikonya.
Baca Juga: Tips Menyiapkan MPASI Sehat untuk Ibu Bekerja
Tips Penambahan Nutritional Yeast untuk Bayi
Foto: Sneakersandlipstick.com
Seperti halnya memperkenalkan makanan baru apa pun, Moms bisa mulai mengenalkan nutritional yeast dengan menyajikannya dalam jumlah kecil, dan jika tidak ada reaksi yang merugikan secara bertahap tingkatkan kuantitasnya untuk penyajian berikutnya.
Setiap bayi memliki timeline perkembangan sendiri. Beberapa tips ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan pengganti saran profesional. Jangan mengabaikan nasihat medis profesional dari dokter atau menunda mencarinya karena sesuatu yang telah Moms baca atau lihat di sini ya.
Untuk penyajian bagi bayi berumur 6 hingga 12 bulan, taburkan sedikit nutritional yeast di atas sayuran, telur, dan pasta yang dimasak, atau pada makanan licin seperti alpukat untuk menambah cengkeraman saat baby lead weaning sambil meningkatkan nutrisinya.
Untuk membantu bayi mengembangkan minat dan toleransi terhadap rasa yang beragam dalam nutritional yeast ini, Moms bisa memperkenalkannya lebih awal misalnya pada 6 hingga 9 bulan saat Si Kecil lebih menerima makanan baru.
Untuk bayi berusia 12 hingga 24 bulan, taburkan sedikit nutritional yeast pada makanan yang dimasak sesuai keinginan Si Kecil. Nutritional yeast ini akan menambahkan rasa seperti keju pada makanan seperti kacang, telur, pasta, dan saus.
Sama seperti makanan lainnya, tetap pantau reaksi Si Kecil setelah pemberian nutritional yeast untuk mempertimbangkan pemberian selanjutnya secara bertahap, atau menghentikan karena ada reaksi lain yang tidak diharapkan.
- https://solidstarts.com/foods/nutritional-yeast/
- https://www.healthline.com/nutrition/nutritional-yeast-dangers
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3544045/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27856296/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4863271/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3965920/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12390099/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.