Overfeeding pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Memberi makan Si Kecil berlebihan tak selalu menyehatkan, malahan ini bisa disebut sebagai overfeeding pada bayi.
Sebagian orang tua mungkin berpikir bahwa bayi akan selalu merasa lapar dalam masa pertumbuhan.
Makan berlebihan atau overfeeding dirasa sebagai sebuah hal yang benar.
Faktanya, ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan dan gangguan tumbuh kembangnya, lho.
Baca Juga: 10 Tips Mudah Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir, Bantu Cegah Iritasi Kulit!
Tanda Overfeeding pada Bayi
Mungkin sebagian orang tua tidak sadar bahwa telah memberikan makan Si Kecil terlampau berlebihan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, berikut tanda-tanda overfeeding pada bayi yang bisa dikenali, antara lain:
1. Muntah Terus-Terusan
Muntah setelah menyusu memang wajar bagi bayi, bukan?
Namun, jika Si Kecil muntah secara berlebihan dalam jangka waktu yang sering, maka itu menandakan overfeeding pada bayi.
Penyebab bayi muntah ini pun bisa karena banyaknya asupan makanan yang masuk ke pencernaan.
Pastikan Si Kecil mendapat cairan ekstra agar tak terjadi dehidrasi akibat muntah.
2. BAB Lebih Sering dan Banyak
Saat Si Kecil buang air, cobalah perhatikan dengan baik.
Apakah jumlah kotorannya lebih banyak? Bila iya, maka itu merupakan salah satu pertanda bahwa bayi sudah terlalu banyak makan.
Melansir Heathlink BC, bayi baru lahir memang akan sering buang air besar ketika telah mengenal MPASI.
Sayangnya, asupan yang tak terkontrol ini bukanlah petanda bagus. Overfeeding pada bayi bisa membuat ia buang air besar lebih sering dan banyak jumlahnya.
Tekstur kotorannya pun akan cenderung encer, Moms.
3. Perut Kembung dan Bergas
Minum susu dari botol dapat menyebabkan bayi menelan banyak udara. Itu bisa membuat perut bayi kembung dan menyebabkan rasa tidak nyaman.
Jika diberi makan terlalu banyak, bayi juga dapat menelan udara yang dapat menghasilkan gas berlebih.
Apabila ini terjadi, tak jarang dari mereka pun akan lebih sering meludah dari normal biasanya.
Jangan sepelekan sakit perut pada bayi akibat overfeeding, ini bisa mengganggu sistem pencernaannya.
Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Cokelat Saat Demam?
4. Kolik atau Rewel
Penelitian The Lancet menjelaskan bahwa kolik merupakan tanda lain overfeeding pada bayi.
Kolik adalah ketika bayi menangis terus-terusan selama 3 jam lebih dalam sehari.
Perut yang kembung sekaligus sakit tak terhingga ini membuat Si Kecil merasa tidak nyaman.
Kolik pada bayi ini membuat banyak orang tua sulit membuat dirinya tenang kembali.
Jika bayi tak kunjung mereda gejalanya, maka jangan ragu segera membawa ke dokter terdekat ya, Moms.
5. Berat Badan Tidak Bertambah
Si Kecil sudah makan banyak tapi berat tidak bertambah? Hati-hati ini bisa tanda overfeeding pada bayi yang jarang disadari.
Menurut Centers of Disease Control and Prevention, banyak orang tua memberikan tambahan sereal ke dalam jadwal minum susu botol di malam hari.
Bahkan 40% orang tua mulai memberikan makanan padat ke bayinya sebelum usia 4 bulan.
Bukan satu hal yang dibenarkan, ini malahan bisa membuat bayi tak mencerna makanan dengan baik.
Berat badan tidak bertambah dan gangguan tidur pun sering dialami akibat dampak overfeeding.
Baca Juga: Moms Wajib Tahu, Ini Efek Minum Susu Formula Tidak Sesuai Umur Bayi
Faktor Penyebab Overfeeding pada Bayi
Jangan salah, penyebab overfeeding pada bayi bisa terjadi dari kebiasaan sehari-hari. Berikut faktor penyebab yang termasuk di dalamnya:
1. Minum Susu Formula
Bayi yang diberi susu formula memiliki risiko lebih tinggi untuk makan berlebihan. Hal karena susu formula biasanya diberikan melalui botol.
Botol memungkinkan aliran susu yang tak terkontrol, sehingga bayi terus mendapatkan tetesan susu yang konstan.
Beda halnya dengan aliran ASI yang lebih lancar ketika diminum bayi.
2. Pakai Botol Susu Ukuran Besar
Diketahui juga, bayi yang diberi susu dari botol yang lebih besar, akan lebih sering mengalami overfeeding.
Mendorong anak untuk menghabiskan seluruh susu, dapat menyebabkan makan berlebihan dan akhirnya obesitas.
Perhatikan dalam memilih ukuran botol bayi sesuai usianya ya, Moms.
Baca Juga: Review 6 Sabun Cuci Botol Bayi, Mana yang Jadi Andalan Moms?
3. MPASI Sebelum Waktunya
Waktu tepat memulai MPASI Si Kecil yakni dengan memberikan makanan padat setelah usia 6 bulan.
Memulai makanan padat lebih dini, dapat membuat bayi makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuhnya.
Selain bisa membuat overfeeding pada bayi, ini pun tak baik untuk sistem pencernaannya.
Bahaya Overfeeding bagi Bayi
Akibat dari kebiasaan overfeeding, ini bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan bagi Si Kecil.
Berikut bahaya overfeeding pada bayi yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Kegemukan dan Obesitas
Karena bayi selalu mendapatkan makanan berlebih, mereka juga mendapatkan kelebihan kalori yang menumpuk di dalam tubuh.
Akibatnya, inilah yang membuat kenaikan berat badan yang tidak normal.
Menurut laporan dari University College London, mengatakan kalau orang tua mungkin tidak menyadari porsi makan berlebih bisa memicu obesitas pada bayi.
Obesitas sejak usia dini tak baik untuk tumbuh kembangnya nanti.
2 Memperburuk Refluks Asam
Risiko bahaya lain adalah bayi bisa mengalami refluks asam atau penyakit gastroesofageal reflux (GERD).
Bayi dengan GERD bisa diredakan gejalanya dengan memberikan susu melalui ASI.
Asupan berlebihan yang diterima tubuh, membuat kadar asam lambung dalam perut meningkat.
Mual dan muntah pun menjadi gejala lain dari penyakit GERD pada bayi ini.
3. Muntah
Bayi yang makan berlebihan bisa muntah, baik setelah menyusu ataupun tidak.
Muntah yang terlalu sering, ini dapat membuat gizi yang diterima tubuh pun berkurang.
Lambung sulit mencerna makanan yang masuk dan menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Ketahui Pengaruh Makanan Pedas Terhadap ASI Selama Masa Menyusui
Bagaimana Cara Mencegah Overfeeding pada Bayi?
Moms dapat mengambil langkah-langkah di bawah ini untuk mencegah pemberian makanan yang berlebih:
1. Membuat Jadwal Menyusui
Buatlah jadwal menyusui, dan bayi akan menyesuaikannya pada akhirnya.
Bayi akan merasa lapar pada waktu yang sama setiap hari dan waktu makan pun jadi lebih teratur.
Melakukan penjadwalan ini untuk menghindari overfeeding pada bayi dalam jangka waktu yang lama.
2. Tunggu Bayi Lapar
Sebelum memberikan makan atau susu, temukan tanda-tanda lapar pada bayi.
Ini seperti saat mengisap jari atau menggerakkan bibir mereka ketika disentuh dengan lembut.
Seorang bayi yang lapar akan segera menyusu setelah menemukan puting sang ibu. Dengan kata lain, beri mereka makan hanya ketika merasa lapar.
3. Jangan Memaksa Bayi Untuk Makan
Jika bayi kenyang, maka jangan memaksa mereka untuk memberi makan lebih banyak.
Tundalah beberapa saat bila memang Moms merasa bahwa mereka masih membutuhkan makanan.
Itulah informasi penting terkait overfeeding pada bayi serta ancaman kesehatan yang perlu diwaspadai.
Mulai sekarang lebih perhatikan porsi makan anak dengan lebih baik dan tidak berlebihan ya, Moms!
- https://www.stlukesonline.org/health-services/health-information/healthwise/2017/11/14/22/51/overfeeding-a-baby
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2899785/
- https://www.ucl.ac.uk/news/2015/dec/parents-need-more-guidance-prevent-toddlers-overeating
- https://www.momspresso.com/parenting/article/5-signs-of-overfeeding-a-baby-and-steps-to-prevent-it
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.