Ketahui 4 Penyebab Anak Mimpi Buruk Dan Cara Mengatasinya
Anak mimpi buruk memang tidak menimbulkan efek psikologis jangka panjang, tapi sering terbangun akibat mimpi buruk bisa mengganggu kualitas kesehatan dan istirahat anak, serta kemampuannya untuk fokus dan konsentrasi saat belajar.
Secara umum, mimpi buruk sendiri bisa dipicu oleh kondisi fisik, emosional, ataupun mental yang sedang dialami anak.
Dengan mengetahui berbagai kemungkinan penyebabnya, Moms bisa membantu mencegah dan mengurangi frekuensi mimpi buruk pada anak.
Apa saja penyebab anak mimpi buruk dan bagaimana cara mencegahnya? Simak informasi berikut untuk tahu jawabannya ya, Moms?
Baca Juga: 8 Arti Mimpi Jatuh dari Motor, Mimpi Moms yang Mana?
Anak Mimpi Buruk, Apakah Tanda Bahaya?
Sebelum membahas lebih lanjut, Moms perlu mengetahui bahwa menurut definisi National Health Services, mimpi buruk adalah mimpi tidak menyenangkan yang terasa sangat nyata dan memicu reaksi emosional kuat sampai membangunkan seseorang dari tidurnya.
Mimpi buruk adalah pengalaman yang umum dialami oleh banyak orang, termasuk anak-anak.
Biasanya terjadi selama fase REM (rapid eye movement) dalam siklus tidur, yang cenderung terjadi pada tengah malam atau dini hari.
Pada saat ini, otak aktif dalam memproses emosi dan pikiran yang kompleks, yang dapat menghasilkan adegan yang menakutkan dalam mimpi.
Anak-anak seringkali mengalami mimpi buruk yang berkaitan dengan hal-hal yang membuat mereka takut.
Adegan-adegan ini mungkin melibatkan situasi di mana mereka merasa dikejar, diledek, dimarahi, atau bahkan dipukul oleh karakter dalam mimpi mereka.
Hal ini dapat terkait dengan ketakutan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketakutan akan monster, hantu, atau bahkan situasi sosial yang menegangkan.
Mimpi buruk pada anak-anak sebenarnya bisa menjadi hal yang normal dalam perkembangan mereka. Ini adalah cara otak mereka untuk memproses emosi dan mengatasi ketakutan yang mereka alami.
Namun, sebagai orang tua, penting untuk memberikan dukungan dan kenyamanan kepada anak-anak ketika mereka mengalami mimpi buruk.
Mengajarkan mereka strategi untuk menghadapi dan mengatasi ketakutan, seperti bernapas dalam-dalam atau berbicara tentang mimpi buruk mereka, dapat membantu mereka merasa lebih aman dan tenang saat tidur.
Baca Juga: 8 Arti Mimpi Melihat Pesawat Jatuh, Pertanda Buruk?
Penyebab Mimpi Buruk
Menurut sebuah studi yang dilansir National Institutes of Health, puncak kasus anak mimpi buruk terjadi pada usia 3-6 tahun, dan umumnya dipicu oleh faktor perkembangan, genetik, organik, dan psikologis anak.
Nah, berikut adalah berbagai penyebab anak mimpi buruk yang perlu Moms ketahui.
1. Konflik Emosional
Konflik emosional atau stres psikologis yang dialami anak dapat menjadi pemicu mimpi buruk.
Anak-anak dapat merespons secara emosional terhadap situasi yang sulit, seperti menghadapi bullying di sekolah, perceraian orang tua, atau kematian orang terdekat.
Emosi negatif yang terkait dengan pengalaman tersebut dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka, termasuk meningkatkan kemungkinan mereka mengalami mimpi buruk.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak seringkali sulit mengekspresikan dan mengelola stres secara verbal atau melalui mekanisme penanganan yang dewasa.
Oleh karena itu, mimpi buruk dapat menjadi salah satu cara otak anak untuk memproses dan mengatasi konflik emosional yang mereka hadapi.
2. PTSD
Kejadian traumatis seperti kekerasan, pelecehan seksual, penculikan, kecelakaan tragis, menjalani operasi, atau dirawat di rumah sakit dalam waktu lama dapat menyebabkan mimpi buruk pada anak.
Terutama jika mereka mengalami PTSD (post-traumatic stress disorder).
PTSD adalah gangguan mental yang dapat terjadi setelah pengalaman traumatis yang mengancam keselamatan atau integritas seseorang.
Anak-anak yang mengalami PTSD dapat mengalami mimpi buruk yang intens dan berulang tentang pengalaman traumatis mereka.
Baca Juga: Demam Rematik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
3. Kondisi Kesehatan dan Faktor Lingkungan
Beberapa kondisi kesehatan dan faktor lingkungan tertentu dapat menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya mimpi buruk pada anak.
Faktor-faktor tersebut meliputi demam, kejang, penyakit pada sistem saraf pusat, atau konsumsi obat tertentu.
Demam tinggi pada anak, terutama jika disertai dengan peradangan atau infeksi, dapat memengaruhi kualitas tidur dan memicu munculnya mimpi buruk.
Kejang pada demam juga dapat menghasilkan pengalaman yang menakutkan dan berulang dalam mimpi anak.
Penyakit pada sistem saraf pusat, seperti gangguan tidur, epilepsi, atau gangguan kecemasan, juga dapat berhubungan dengan mimpi buruk.
Gangguan-gangguan ini dapat mempengaruhi aktivitas otak selama tidur, sehingga memengaruhi pengalaman mimpi anak.
4. Insomnia
Insomnia atau gangguan tidur pada anak dapat menjadi faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi anak mimpi buruk.
Ketidakmampuan anak untuk tidur dengan nyaman dan mendapatkan jumlah tidur yang cukup dapat mengganggu siklus tidur normal mereka, termasuk fase REM di mana mimpi terjadi.
Ketika anak mengalami insomnia, tidur mereka dapat terganggu dengan sering terbangun di tengah malam atau kesulitan untuk tertidur kembali setelah terbangun.
Gangguan tidur ini dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami mimpi buruk.
Kurangnya tidur yang memadai juga dapat mempengaruhi kualitas tidur dan meningkatkan aktivitas otak saat tidur, yang dapat memengaruhi intensitas atau kekuatan mimpi.
Baca Juga: 8 Manfaat Grapefruit untuk Kesehatan, Bantu Atasi Insomnia!
Mencegah Mimpi Buruk
Mengutip keterangan dari Cleveland Clinic, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi frekuensi anak mimpi buruk.
Hal pertama yang bisa Moms lakukan adalah memastikan Si Kecil cukup tidur dengan menjalankan ritual sebelum tidur yang membuatnya nyaman dan senang.
Pastikan anak tidur di waktu yang sama setiap malam, dan hindari tontonan yang bisa membuatnya takut.
Jika Si Kecil terbangun karena mimpi buruk, Moms bisa menenangkan dan menemaninya sebentar sampai tertidur lagi tanpa terlalu membesarkan masalah mimpi buruk.
Jika perlu, biarkan anak tidur dengan lampu menyala atau ditemani mainan dan benda favoritnya.
Di siang hari, Moms bisa menanyakan tema mimpi yang dialaminya untuk mencari tahu hal yang membuatnya takut atau trauma.
Kemudian diskusikan cara untuk mengatasinya, misalnya dengan mendiskusikan alternatif akhir mimpi yang menyenangkan, atau menggambar mimpi buruk dan kemudian merobek dan membuangnya sebagai gestur simbolik.
Segera bawa Si Kecil ke dokter jika anak mimpi buruk dengan frekuensi cukup sering, menimbulkan reaksi parah, mulai mengganggu aktivitas di siang hari, atau ada tema berulang yang tidak kunjung hilang.
Baca Juga: 4 Posisi Tidur yang Baik untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Nah, apa Moms punya pengalaman dalam menghadapi anak yang mengalami mimpi buruk?
- https://www.nhs.uk/conditions/night-terrors/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2571879/
- https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14297-nightmares-in-children
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.