Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Separation Anxiety pada Anak, Catat!
Separation anxiety adalah hal normal pada bayi yang berusia antara 8 dan 14 bulan. Lalu apa penyebab separation anxiety pada anak?
Di masa ini, anak sedang melalui fase sangat "menempel" pada Moms atau pengasuh, dan takut pada orang dan tempat baru. Namun, ketika rasa takut ini terjadi pada anak di atas usia 6 tahun, berlebihan.
Jika anak merengek, gelisah, dan mencari-cari orang yang sangat menempel dengannya, berlangsung lebih dari empat minggu, anak tersebut mungkin mengalami gangguan kecemasan perpisahan (separation anxiety).
Baca Juga: Atasi Separation Anxiety Balita, Lakukan Ini sebelum Anak Masuk Sekolah
Penyebab Separation Anxiety pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Beberapa anak dengan separation anxiety juga mengalami gejala fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut, karena terus memikirkan pemisahan.
Ketakutan akan perpisahan menyebabkan anak sulit bermain, dan mengganggu aktivitas lainnya. Beberapa bayi menjadi histeris ketika ibu tidak terlihat untuk waktu yang sangat singkat.
Sementara anak-anak lain tampaknya menunjukkan kecemasan yang berkelanjutan pada perpisahan selama masa bayi, balita, dan prasekolah.
Dokter anak Dan Brennan, MD, di laman Webmd mengatakan, kecemasan perpisahan sering berkembang setelah peristiwa stres atau traumatis yang signifikan dalam kehidupan anak.
“Seperti diopname di rumah sakit, kematian orang yang dicintai atau hewan peliharaan, atau perubahan lingkungan (seperti pindah ke rumah lain atau pindah sekolah),” katanya.
Anak-anak yang orang tuanya terlalu protektif mungkin lebih rentan menjadi penyebab separation anxiety. Bahkan, itu mungkin bukan penyakit anak tetapi manifestasi dari kegelisahan orang tua.
Selain itu, fakta bahwa anak-anak dengan kecemasan berpisah sering memiliki anggota keluarga dengan kecemasan atau gangguan mental lainnya, menunjukkan bahwa kerentanan terhadap gangguan tersebut mungkin diturunkan.
Baca Juga: Mengenal Separation Anxiety dan Tanda-tandanya Pada Bayi
Tips Mengatasi Separation Anxiety
Foto: Orami Photo Stock
Tidak mudah untuk mengakhiri rengekannya ketika Moms akan pergi. Belum lagi ketika di perjalanan atau sedang bekerja, Moms akan selalu memikirkan ia sedang mencari-cari Moms.
Ketika anak sudah besar, ia mungkin menelefon dan melakukan video call tanpa kenal waktu, dan meminta Moms pulang. Namun, berikut ini kiat dari American Academy of Pediatrics (AAP) agar Moms tangguh mengatasi gangguan kecemasannya.
1. Buat Ritual Perpisahan yang Cepat
Cukup beri kecupan di pipi kanan, kiri, dan salam ketika pamit.
Atau memberikan selimut atau mainan khusus saat Moms pergi, pertahankan perpisahan yang pendek dan manis. Jika Anda berlama-lama untuk meredakan rengekannya, kecemasannya akan menjadi-jadi.
2. Bersikaplah Konsisten
Dalam setiap perpisahan, Moms mesti konsisten dengan ritual tadi. Meskipun ada waktu luang misalnya, Moms perlu mengantisipasi momen tidak terduga kapan
Sebuah rutinitas dapat mengurangi rasa sakit hati pada anak, sekaligus membangun kepercayaan pada kemandiriannya dan pada Moms
3. Perhatian
Sebelum berpisah pusatkan perhatian padanya dan berikan kasih sayang.
Kemudian ucapkan selamat tinggal dengan cepat terlepas dari rengekan atau tangisannya, agar Moms tetap konsisten.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Ketakutan Balita, Simak di Sini!
4. Patuhi Janji dan Spesifik
Jika Moms sudah berjanji untuk kembali pukul 15.00, tepatilah janji itu. Lebih dari itu, sampaikanlah secara spesifik. Misalnya, “Mama akan pulang setelah Adik makan kue camilan.”
Ketika Moms tidak bisa hadir tepat waktu, sampaikanlah permintaan maaf dan jelaskan alasannya.
Ketika menginap, bicaralah tentang kepulangan dari perjalanan dinas dalam istilah "tidur". Alih-alih mengatakan, "Nanti Bunda pulang 3 hari lagi," katakan, "Bunda pulang setelah Adik tidur 3 kali ya."
Penyebab separation anxiety akan berangsur hilang sampai ia masuk usia prasekolah dan mampu bersekolah.
Jika khawatir anak tidak bisa beradaptasi untuk hidup tanpa Moms, konsultasikan dengan dokter anak.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.