16 Juli 2024

7 Penyebab Perubahan Posisi Serviks Menurut Dokter Spesialis

Salah satu penyebab perubahan posisi serviks adalah menstruasi

Moms, kalau hamil ternyata ada perubahan posisi serviks, lho!

Tahukah Moms kalau posisi serviks kita berubah setiap saat? Seperti saat menstruasi, kehamilan, hingga ketika menggunakan kontrasepsi.

Dilansir dari artikel Trends in Endocrinology & Metabolism, jika belum hamil, serviks akan terasa kencang sebelum menstruasi, seperti buah yang tidak matang.

Yuk, simak informasi lengkap tentang perubahan posisi serviks menurut dr. Better Versi Paniroi, Sp.OG, Subsp. KFM, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Kanker Serviks yang Perlu Moms Waspadai!

Penyebab Perubahan Posisi Serviks

Ini dia beberapa penyebab perubahan posisi serviks menurut dr. Better Versi Paniroi.

1. Siklus Menstruasi

Ilustrasi Perubahan Posisi Serviks (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Perubahan Posisi Serviks (Orami Photo Stock)

Penyebab perubahan posisi serviks yang pertama karena adanya siklus menstruasi.

Serviks mengalami perubahan siklik sebagai respons terhadap perubahan hormonal selama siklus menstruasi.

Perubahan ini dapat berupa perubahan dalam tekstur, kelembutan, atau posisi serviks selama fase tertentu dari siklus menstruasi.

2. Kehamilan

Selama kehamilan, hormon-hormon seperti estrogen memengaruhi serviks dalam mempersiapkan tubuh untuk kehamilan dan persalinan.

Serviks dapat mengalami perubahan warna, tekstur, dan posisi selama kehamilan untuk mengakomodasi perkembangan janin dan persalinan.

3. Kontrasepsi

Penyebab perubahan posisi serviks juga bisa karena penggunaan kontrasepsi.

Penggunaan alat kontrasepsi seperti IUD atau pil kontrasepsi dapat mempengaruhi serviks secara langsung.

Misalnya dengan menarik serviks ke posisi tertentu atau menyebabkan perubahan dalam lendir serviks atau melalui efek hormonalnya.

4. Perubahan Hormonal

Penyebab perubahan posisi serviks selanjutnya adalah perubahan hormonal.

Perubahan hormonal yang dapat disebabkan oleh siklus menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon eksogen.

Seperti pil kontrasepsi atau terapi penggantian hormon dapat memengaruhi kondisi dan posisi serviks.

5. Peradangan atau Infeksi

Peradangan atau infeksi juga bisa menyebabkan perubahan posisi serviks, lho Moms.

Infeksi atau kondisi inflamasi pada organ reproduksi seperti cervicitis (peradangan serviks) dapat menyebabkan perubahan pada serviks, seperti:

  • Perubahan warna
  • Tekstur
  • Kelembutan

6. Menopause

Nah, menopause juga menyebabkan perubahan posisi serviks, ya Moms.

Selama masa menopause, penurunan kadar hormon seperti estrogen dapat menyebabkan perubahan struktural pada serviks dan organ reproduksi lainnya.

7. Faktor eksternal

Beberapa tindakan medis atau prosedur seperti operasi panggul atau penggunaan alat kontrasepsi dapat memengaruhi posisi atau kondisi serviks

Perubahan pada serviks sering kali normal dan terjadi sebagai respons terhadap perubahan hormonal atau keadaan kesehatan tertentu.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks, Catat!

Perubahan Posisi Serviks dari Waktu ke Waktu

Perubahan posisi serviks setiap wanita bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tergantung pada berbagai faktor seperti:

  • Usia
  • Siklus menstruasi
  • Kehamilan
  • Kondisi kesehatan secara umum.

Berikut adalah beberapa kondisi di mana serviks dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu menurut dr. Better Versi Paniroi.

1. Siklus Menstruasi

Serviks secara alami mengalami perubahan siklik sebagai respons terhadap perubahan hormon selama siklus menstruasi.

Jadi, siklus menstruasi juga bisa menyebabkan perubahan posisi serviks, ya Moms.

Misalnya, selama ovulasi (pelepasan telur), serviks cenderung lebih tinggi, lebih lunak, dan terbuka untuk memfasilitasi pembuahan.

Pada fase lain dari siklus, serviks mungkin lebih rendah, lebih keras, dan tertutup untuk melindungi rahim.

2. Kehamilan

Perut Ibu Hamil Muda
Foto: Perut Ibu Hamil Muda (Freepik.com/senivpetro)

Selama kehamilan, perubahan posisi serviks mengalami perubahan drastis untuk mendukung perkembangan janin dan persalinan.

Ini termasuk pelebaran dan pelembutan serviks untuk memungkinkan proses melahirkan.

3. Menopause

Saat memasuki masa menopause, perubahan hormon yang signifikan seperti penurunan estrogen dapat menyebabkan perubahan struktural pada serviks.

Serviks mungkin mengalami penyusutan (atrofi) dan mungkin mengalami perubahan dalam lendirnya.

4. Penggunaan Alat Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi seperti IUD atau pil kontrasepsi juga dapat memengaruhi kondisi dan posisi serviks.

Misalnya, IUD dapat menyebabkan perubahan dalam posisi atau sensitivitas serviks.

5. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, perubahan posisi serviks dapat terjadi secara alami.

Termasuk perubahan dalam elastisitas dan lendir akibat pengaruh perubahan hormon yang terkait dengan penuaan.

6. Infeksi atau Peradangan

Infeksi atau kondisi inflamasi pada serviks seperti cervicitis dapat menyebabkan perubahan posisi serviks, seperti perubahan warna atau tekstur.

Perubahan serviks umumnya merupakan respons alami terhadap perubahan hormonal atau kondisi kesehatan tertentu.

Penting untuk memahami bahwa perubahan ini dapat bervariasi dari individu ke individu lainnya, dan sebagian besar adalah proses normal dalam siklus hidup reproduksi wanita.

Baca Juga: Bagaimana Tanda Kanker Serviks dari Telapak Kaki? Yuk Simak!

Posisi Serviks yang Sehat

Nah, setelah Moms mengetahui perubahan posisi serviks, lantas posisi mana yang sehat?

Ini jawaban lengkap dari dokter.

Posisi serviks yang dianggap sehat dapat bervariasi, tergantung pada fase siklus menstruasi atau kondisi kesehatan individu.

Secara umum, ada beberapa karakteristik posisi serviks yang dapat dianggap normal atau sehat:

1. Posisi dan Ketinggian

Ilustrasi Serviks (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Serviks (Orami Photo Stock) (Freepik.com/freepik)

Selama sebagian besar siklus menstruasi, serviks biasanya terletak di dalam vagina, dan tingkat ketinggiannya dapat berubah tergantung pada fase siklus.

Pada saat ovulasi, serviks cenderung lebih tinggi, lunak, dan terbuka untuk memfasilitasi pembuahan.


2. Konsistensi

Serviks yang sehat memiliki konsistensi yang bervariasi selama siklus menstruasi.

Selama periode tidak subur, serviks biasanya lebih keras, sedangkan selama ovulasi, serviks lebih lunak.

3. Warna dan Tekstur

Warna serviks yang normal adalah merah muda hingga merah kecokelatan.

Tekstur permukaan serviks yang normal adalah halus dan tidak ada benjolan atau pola yang mencurigakan.

4. Sensasi Selama Pemeriksaan

Selama pemeriksaan ginekologi, serviks yang sehat mungkin terasa sedikit lunak, seperti ujung hidung, dan bergerak sedikit saat disentuh.

5. Tidak Ada Gejala yang Tidak Biasa

Posisi serviks yang sehat tidak menyebabkan gejala seperti nyeri yang tidak biasa, perdarahan abnormal, atau ketidaknyamanan yang signifikan.

"Perubahan posisi serviks atau karakteristik serviks dapat terjadi secara alami selama siklus menstruasi dan tidak selalu menjadi tanda masalah kesehatan," jelas dr. Better Versi Paniroi.

Perubahan Posisi Serviks yang Harus Dikhawatirkan

dr. Better Versi Paniroi juga menjelaskan beberapa kondisi perubahan posisi serviks yang harus dikhawatirkan, Moms.

Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang harus diperhatikan:

1. Rasa sakit atau Ketidaknyamanan

Masalah Pada Serviks (Orami Photo Stock)
Foto: Masalah Pada Serviks (Orami Photo Stock)

Rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang tidak biasa di area panggul atau perut bawah dapat menjadi tanda adanya masalah pada serviks atau organ reproduksi lainnya.

2. Pendarahan yang Tidak Normal

Pendarahan di luar siklus menstruasi biasa, terutama jika terjadi setelah berhubungan seksual, dapat menjadi tanda adanya masalah pada serviks.

3. Keputihan yang Tidak Biasa

Keputihan yang berwarna, berbau tidak sedap, atau berjumlah banyak dapat menandakan adanya infeksi atau kondisi medis lain yang memengaruhi serviks.

4. Perubahan dalam Siklus Menstruasi

Perubahan yang signifikan dalam siklus menstruasi, seperti perdarahan yang sangat berat atau berkepanjangan, dapat menjadi tanda adanya masalah pada serviks atau rahim.

5. Kesulitan atau Nyeri saat Berhubungan Seksual

Nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual dapat mengindikasikan adanya masalah pada serviks atau organ reproduksi lainnya.

6. Sensasi Menekan atau Keluar di Area Vagina

Jika seorang wanita merasakan sensasi seperti ada sesuatu yang menekan atau keluar dari vagina, maka perlu diwaspadai.

Sebab, dapat menjadi tanda prolaps uteri atau kondisi lainnya yang memengaruhi serviks dan organ panggul.

7. Infeksi atau Gejala Sistemik

Demam, mual, atau gejala sistemik lainnya yang tidak dapat dijelaskan bisa jadi mengindikasikan infeksi atau kondisi medis lain yang membutuhkan perhatian medis segera.

Itulah informasi seputar perubahan posisi serviks berdasarkan penjelasan dokter spesialis.

Semoga membantu, ya Moms!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.