10 Penyebab Perut Buncit dan Keras serta Cara Mengatasinya
Perut buncit dan keras selalu menjadi pertanda seseorang tidak dalam kondisi sehat.
Lemak yang menumpuk dan perut menjadi buncit merupakan tanda bahwa seseorang memiliki risiko untuk terkena penyakit serius.
Bukan hanya berdampak buruk buat kesehatan, perut buncit juga bisa mengganggu penampilan hingga mengurangi rasa percaya diri.
Lantas, apa penyebab perut buncit dan keras? Bagaimana cara mengatasi perut buncit?
Yuk, Moms dan Dads, simak artikel berikut!
Baca Juga: Tanda Tangan Simple Huruf A, R, dan S yang Bisa Moms Tiru
Gejala Mengalami Perut Buncit dan Keras
Rasa malu pasti akan menghinggapi seseorang yang memiliki perut buncit.
Jean-Pierre Despres Ph.D, seorang profesor nutrisi di Laval University, Quebec City menganalogikan perut buncit dan keras sebagai bom waktu di dalam tubuh manusia.
Mengalami perut buncit dan keras bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.
Berikut ini beberapa gejala yang sering menyertai kondisi tersebut:
- Refluks Asam: Terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada (heartburn) dan sensasi asam atau pahit di mulut.
- Bau Mulut: Bau mulut yang tidak sedap bisa disebabkan oleh refluks asam atau makanan yang tidak tercerna dengan baik di dalam perut.
- Kembung: Perasaan penuh atau bengkak di perut yang sering disebabkan oleh gas yang terperangkap. Ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk intoleransi makanan, sindrom iritasi usus (IBS), atau gangguan pencernaan lainnya.
- Bersendawa: Bersendawa adalah cara tubuh melepaskan gas dari perut. Bersendawa yang berlebihan bisa menandakan bahwa ada terlalu banyak udara yang tertelan atau bahwa ada gangguan pencernaan yang perlu ditangani.
- Mual dan Ingin Muntah: Mual dan ingin muntah seringkali merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem pencernaan. Ini bisa disebabkan oleh infeksi, keracunan makanan, atau kondisi medis lainnya.
- Lesu: Lesu atau kelelahan yang berlebihan bisa menunjukkan bahwa tubuh sedang berjuang melawan suatu penyakit atau kondisi.
- Sakit Perut: Sakit perut yang menyertai perut buncit dan keras bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti radang usus buntu, batu empedu, atau bahkan gangguan yang lebih parah seperti kanker.
Apabila Moms mengalami perut buncit dan keras bersama dengan salah satu atau beberapa gejala di atas, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Pasalnya, perut buncit dan keras itu bisa meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung dan diabetes.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut selama beberapa hari, segera temui dokter untuk dapat diagnosa lebih lanjut.
Baca Juga: Mengenal Obat Borraginol-S, Mampu Bantu Atasi Wasir
Penyebab Perut Buncit dan Keras
Perut buncit dan keras juga sering membuat seseorang kesulitan dalam mencari pakaian dan celana yang pas.
Jika ini sudah terjadi maka bisa saja seseorang tersebut akan membenci dirinya sendiri.
Berikut ini adalah beberapa penyebab dan faktor tertinggi perut bisa terlihat buncit dan mengeras:
1. Adanya Penumpukan Lemak Keras
Perut buncit dan keras umumnya terjadi karena adanya lemak. Hal ini mungkin sudah banyak diketahui orang, bukan?
Namun, yang tidak diketahui adalah ketika lemak itu menumpuk dan mendorong dinding perut serta mengeras.
Padahal sejatinya, lemak itu tidaklah keras dan justru yang membuat keras adalah jaringan yang membentuk perut seseorang.
Menurut Mayo Clinic, itulah kemudian yang membuat perut terasa keras dan kaku ketika disentuh.
2. Mengonsumsi Makanan Berlemak Berlebihan
Sementara itu, perut yang keras dan cenderung menonjol biasanya disebabkan oleh adanya penumpukan lemak visceral.
Di sisi lain, jika perut seseorang tersebut lunak atau empuk maka hal itu dipengaruhi oleh penumpukan lemak subkutan.
Penumpukan kedua jenis lemak tersebut biasanya terletak di dekat permukaan kulit perut.
Maka dari itu, ada baiknya untuk mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti itu agar perut kita tidak buncit dan keras.
Beberapa makanan berlemak yang patut dihindari seperti gorengan, daging tinggi lemak, serta makanan cepat saji.
Baca Juga: Alasan Hidung Mampet Sebelah dan Cara Efektif Mengatasinya
3. Faktor Keturunan
Bukan hanya dari makanan yang dikonsumsi, penumpukan lemak visceral ini juga terjadi berkat adanya faktor keturunan atau genetik.
Hal inilah yang menyebabkan perut buncit dan keras.
Sebuah studi pada tahun 2014 silam mengidentifikasi ada 3 gen yang terkait dengan rasio pinggang-pinggul atau Waist to Hip Ratio (WHR).
Ketiga gen yang diidentifikasi tersebut juga menentukan berapa banyak lemak visceral yang bisa dimiliki seseorang.
Jika ada anggota keluarga mengalami perut keras dan buncit, tinggi risikonya untuk Moms atau Dads mengalaminya.
4. Berjenis Kelamin Pria
Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa pria akan lebih rentan memiliki perut buncit dan keras. Sementara perempuan tidak, lho.
Mengapa bisa begitu? Perempuan dianggap lebih sadar terhadap bahaya lemak yang menumpuk di perut bagi kesehatan dan juga penampilannya.
Oleh sebab itu, mereka sekuat tenaga melakukan diet dan juga berolahraga.
Di sisi lain, pria dianggap lebih rentan mempertahankan lemak.
Hal itu terjadi karena mereka tidak sesadar perempuan dan mungkin tuntutan pekerjaan membuatnya tidak punya waktu untuk berolahraga.
Baca Juga: Sinopsis Su Ji and U Ri, Drama Korea Slice of Life Terbaru!
5. Tidak Banyak Bergerak
Meskipun sibuk, ada baiknya jika kita selalu menyempatkan diri untuk terus berolahraga atau setidaknya bergerak.
Gaya hidup yang tidak pernah berolahraga atau sedikit bergerak akan membuat lemak terus tertahan di perut.
Jika tidak ada gerakan di dalam perut, maka lemak akan menumpuk dan membuat perut buncit dan keras.
Oleh sebab itu, usahakan untuk meluangkan waktu sekitar 10-15 menit per hari melakukan beberapa olahraga sederhana seperti sit-up, push-up, dan plank.
6. Berat Badan Berlebih
Bukan hanya karena lemak, perut buncit dan keras bisa terjadi karena berat badan yang berlebih.
Perut seseorang akan selalu buncit jika tidak mengendalikan porsi makannya dan tidak menerapkan diet sehat.
Sebenarnya, seseorang bisa memakan apa saja yang dia mau. Namun, hal itu mesti diimbangi dengan olahraga yang cukup.
Intinya, menyeimbangkan kalori yang masuk dan kalori yang keluar.
Baca Juga: 6 Kesalahan Belanja Bulanan yang Menggagalkan Diet dan Merusak Kesehatan
7. Penumpukan Cairan
Perut buncit dan keras juga bisa dipicu dari suatu penyakit.
Asites adalah suatu kondisi yang terjadi ketika cairan menumpuk di dalam perut seseorang.
Penumpukan ini biasanya karena masalah dengan hati seperti sirosis. Sirosis terjadi ketika hati meradang dan mengalami gangguan.
Saat asites pertama kali terjadi, tubuh mungkin tidak akan menunjukkan gejala apa pun.
Saat cairan menumpuk dari waktu ke waktu, perut akan menjadi semakin bengkak dan membesar.
8. Sindrom Iritasi Usus
Sindrom iritasi usus dapat menyebabkan beberapa gejala yang dapat menyebabkan perut menjadi keras dan buncit.
Gejala yang dibarengi dari perut buncit dan keras yakni seperti berikut:
- Kembung
- Kram
- Gas menumpuk
- Sakit perut
Dikenal juga dengan sebutan IBS (Irritable Bowel Syndrome), penyakit ini membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Tak hanya pria, perempuan pun bisa mengalaminya karena pola hidup yang kurang baik.
9. Gastritis
Terlihat mirip, namun gastritis merupakan kondisi yang juga menyebabkan perut buncit dan keras.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang biasanya disebabkan oleh tukak lambung atau infeksi bakteri H. pylori.
Gejalanya meliputi:
- Perut nyeri
- Kembung
- Perut yang keras
Balita pun bisa mengalami gastritis karena sistem pencernaan yang belum fungsi dengan sepenuhnya.
Baca Juga: Serba-serbi Postpartum pada Ibu Pasca Melahirkan, Waspada Depresi!
10. Kehamilan
Perut yang terasa keras disebabkan oleh tekanan rahim yang membesar dan menekan perut.
Pada perempuan, kehamilan bisa jadi salah satu faktor penyebabnya.
Kerasnya perut saat hamil bisa lebih terasa jika sedang mengonsumsi makanan rendah serat atau minum minuman bersoda.
Jika mengalami sakit bersamaan dengan perut yang keras, harus menemui dokter kandungan secepatnya.
Terkadang rasa sakit yang parah pada 20 minggu pertama kehamilan merupakan gejala dari keguguran.
Cara Mengobati Perut Buncit dan Keras
Mungkin masalah perut buncit dan keras terlihat sepele.
Namun Moms tidak bisa meremehkannya karena hal ini juga dapat memicu berbagai macam penyakit berbahaya.
Yuk, kenali cara mengobatinya agar terhindari dari berbagai risiko penyakit!
1. Konsumsi Peppermint
Peppermint dapat membantu untuk gangguan pencernaan, serta masalah perut buncit dan keras.
Produk peppermint biasanya dipasarkan sebagai pengobatan untuk gejala sindrom iritasi usus besar (IBS).
Tetapi orang tanpa IBS juga dapat menggunakannya untuk meredakan kembung.
Melansir Medical News Today, peppermint bekerja dengan mengendurkan otot-otot usus.
Hal inilah yang memungkinkan gas dan tinja bergerak lebih efektif.
Siapa pun yang rentan terhadap sakit perut, mungkin perlu menghindari peppermint.
2. Mengubah Gaya Hidup
Dalam banyak kasus, perut buncit dan keras dapat dikurangi atau bahkan dicegah dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup.
Mulailah cara sederhana seperti menurunkan berat badan, jika Moms kelebihan berat badan.
Moms juga bisa mulai berolahraga ringan, seperti jalan cepat, joging, atau yoga di rumah.
Cara ini bisa membuat tubuh tetap aktif serta menghilangkan perut buncit dan keras.
Barengi juga dengan mencoba makan secara perlahan untuk menghindari menelan udara saat makan.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi? Ini Makanan yang Perlu Dikonsumsi dan Dihindari
3. Makan Secara Teratur
Banyak orang mengalami perut buncit dan keras setelah makan berlebihan.
Dimungkinkan untuk menghindari hal ini dengan makan beberapa makanan kecil setiap hari.
Cara inilah yang dapat membantu menjaga sistem pencernaan tetap bergerak.
Menelan makanan dengan cepat dapat memasukkan udara ke dalam saluran pencernaan.
Minum dari sedotan juga dapat menyebabkan orang menelan lebih banyak udara, sehingga menyebabkan gas dan kembung.
4. Mengonsumsi Obat Diuretik
Jika gaya hidup sehat tidak berhasil meredakan gejala, dokter mungkin menyarankan penggunaan diuretik.
Diuretik akan membantu ginjal mengeluarkan cairan dalam tubuh yang menyebabkan pembengkakan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat berkembang di cairan asites.
Jika ini terjadi, Moms harus menjalani perawatan yang ketat dengan antibiotik.
Beritahu dokter apabila memiliki tekanan darah tinggi sebelum mengonsumsi diuretik.
5. Hindari Makan Sayuran Bergas
Jika perut keras dan bengkak karena gas, cobalah menghindari makanan yang diketahui menyebabkan gas.
Beberapa dari makanan tersebut adalah kacang-kacangan dan sayuran seperti brokoli dan kubis.
Kale dan kol juga mengandung rafinosa, gula yang tidak tercerna serta bisa menghasilkan gas.
Akibatnya, perut buncit dan keras pun yang bisa dirasakan setelah mengonsumsi sayuran-sayuran tersebut.
Baca Juga: 9 Resep Empal Daging Empuk dan Enak untuk Keluarga
Nah, itu dia penyebab perut buncit dan keras serta cara mengatasinya.
Yuk, terapkan gaya hidup dan pola makan sehat agar Moms terhindar dari perut buncit maupun masalah kesehatan lainnya!
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/mens-health/in-depth/belly-fat/art-20045685
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/322525#quick-tips-to-get-rid-of-bloating
- https://www.healthline.com/health/abdomen-swollen#causes
- https://www.healthline.com/health/hard-stomach#pregnancy
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.