Postinor (Pil KB Darurat): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Postinor atau dikenal dengan nama generik levonorgestrel, merupakan obat kontrasepsi darurat yang berfungsi mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Di beberapa negara, obat ini dijual bebas. Sementara di Indonesia, hanya boleh dibeli dengan resep dokter.
Perlu anjuran dokter sebelum pemakaian ya Moms.
Obat ini hanya dapat dikonsumsi dalam beberapa kondisi dan merupakan golongan obat keras saja.
Cari tahu cara kerja obat postinor dan anjuran dosis yang tepat.
Apa Itu Postinor?
Postinor merupakan merek pencegah kehamilan yang disebut juga morning-after pill.
Ini adalah kontrasepsi darurat yang harus diminum 12-72 jam (3 hari) setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan.
Alat kontrasepsi darurat ini mengandung hormon levonorgestrel, suatu progestin sintetis yang dapat mencegah kehamilan.
Jenis pil pencegah kehamilan ini bekerja dengan cara menghambat ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi).
Kandungan levonorgestrel pada alat kontrasepsi ini juga membuat sperma lebih sulit masuk dan membuahi sel telur wanita.
Perlu diingat meskipun bisa diminum maksimal 3 hari setelah berhubungan, tetapi sebaiknya pil penunda kehamilan ini diminum sesegera mungkin.
Semakin cepat diminum, maka tingkat efektifitasnya dalam mencegah terjadinya pembuahan semakin tinggi.
Sebab, terdapat kemungkinan bahwa dengan mengonsumsi postinor bisa efektif mencegah kehamilan 99% bila sesegera mungkin digunakan.
Satu strip obat postinor berisi 2 tablet.
Postinor hanya boleh digunakan sesekali saja, karena konsumsi yang berlebihan dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Manfaat Postinor
Moms, manfaat postinor sama seperti pil kontrasepsi lainnya.
Alat kontrasepsi ini dapat membantu mencegah terjadinya kehamilan.
Namun, postinor ini tidak digunakan untuk menggugurkan kandungan atau kerap dikenal sebagai obat aborsi.
Alat kontrasepsi ini hanya berfungsi untuk mencegah kehamilan supaya tak terbentuk janin.
Sementara aborsi tentunya hanya dilakukan saat sudah terbentuk janin di dalam rahim.
Cara kerja postinor tentu tidak bisa dikategorikan sebagai proses aborsi karena janinnya sendiri belum terbentuk.
Kalau pun terjadi kehamilan, minum postinor tidak dapat menggugurkan kandungannya.
Perbedaan Postinor 1 dan Postinor 2
Obat kontrasepsi ini hadir dalam 2 jenis, yakni postinor 1 dan postinor 2.
Keduanya memiliki fungsi yang sama, yakni untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan.
Kedua obat tersebut mengandung hormon sintetis yang mirip dengan hormon progesteron yang diproduksi oleh tubuh wanita.
Perbedaan postinor 1 dan postinor 2 dilihat dari isi kandungan dan juga dosis yang dianjurkan.
1. Kandungan Obat
Postinor 1 juga dikenal sebagai pil kontrasepsi darurat tunggal atau obat yang mengandung 1,5 mg levonorgestrel.
Obat ini dapat digunakan dalam waktu 72 jam (3 hari) setelah berhubungan seksual tanpa kontrasepsi lainnya.
Sementara itu, postinor 2 adalah pil kontrasepsi darurat ganda yang mengandung 0,75 mg levonorgestrel dan ethinylestradiol.
Postinor 2 harus diminum dalam waktu 120 jam (5 hari) setelah berhubungan seks atau jika terjadi kegagalan seperti kondom bocor atau robek.
2. Cara Kerja Obat
Postinor 1 bekerja dengan cara menghambat atau menunda ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium, sehingga mencegah pembuahan dan kehamilan.
Obat ini juga dapat mengubah lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma.
Postinor 2 bekerja dengan cara yang sama seperti postinor 1, yaitu menghambat atau menunda ovulasi dan mengubah lendir serviks.
Postinor 1 dan postinor 2 hanya boleh digunakan sebagai metode kontrasepsi darurat dan bukan sebagai metode kontrasepsi rutin.
3. Dosis Obat
Postinor 1 mengandung 1,5 miligram levonorgestrel dan hanya memerlukan 1 tablet untuk 1 dosis.
Tablet ini harus diminum sesegera mungkin setelah berhubungan.
Postinor 1 dapat diminum dengan atau tanpa makanan, ya.
Jika muntah dalam waktu 2 jam setelah mengonsumsi tablet, sebaiknya mengambil tablet baru.
Sementara itu, postinor 2 mengandung 0,75 miligram levonorgestrel dan tersedia dalam 2 tablet.
Dosis total postinor 2 adalah 1,5 miligram levonorgestrel, sama dengan postinor 1.
Namun, cara penggunaannya sedikit berbeda.
Tablet pertama harus diminum sesegera mungkin setelah berhubungan seks. Kemudian, tablet kedua harus diminum 12 jam setelah mengambil tablet pertama.
Postinor 2 juga dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
Secara keseluruhan, postinor 1 dan postinor 2 adalah obat kontrasepsi darurat yang efektif dan aman jika digunakan dengan benar dan hanya dalam situasi darurat.
Dosis Postinor Secara Umum
Karena termasuk dalam obat keras, pil kontrasepsi darurat ini hanya terdiri dari 2 tablet dalam 1 stripnya.
Jenis kontrasepsi ini ini mengandung levonorgestrel 0.75 mg dan hanya terdapat 2 pil dalam setiap stripnya.
Obat ini dapat diminum untuk mencegah kehamilan 1 tablet dalam 24-72 jam setelah berhubungan intim dan tambahan 1 tablet dalam 12 jam setelah dosis pertama.
Tanpa perlindungan di sini maksudnya adalah tidak menggunakan kondom padahal ingin menunda kehamilan.
Bisa juga karena lupa minum pil KB, atau telah melakukan hubungan intim secara terpaksa (diperkosa).
Akan tetapi di kalangan masyarakat telah beredar luas bahwa menggunakan pil kontrasepsi ini adalah obat untuk aborsi.
Padahal obat ini digunakan untuk menunda kehamilan bukan membatalkan kehamilan yang sudah terjadi.
Aturan Menggunakan Postinor atau Alat Kontrasepsi Darurat
Penggunaan kontrasepsi darurat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual.
Kontrasepsi darurat diberikan kepada wanita yang tidak terlindungi dari penggunaan kontrasepsi atau korban perkosaan untuk mencegah kehamilan.
Pemberian kontrasepsi darurat harus dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai standar.
Pelayanan kontrasepsi darurat pada wanita yang tidak terlindungi kontrasepsi meliputi:
- Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.
- Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.
- Kegagalan senggama terputus.
- Salah hitung masa subur.
- AKDR ekspulsi.
- Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet.
- Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB yang setiap bulan dan terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB yang tiga bulanan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Minum Postinor
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum meminum obat postinor, yaitu:
1. Interaksi Obat Tertentu
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Simpan daftar semua produk yang digunakan (termasuk obat-obatan resep atau nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau bidan yang menangani.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah obat-obatan yang sebaiknya Moms hindari ketika menggunakan postinor:
- Mmpicilin
- Rifampicin
- Tetracycline
- Chloramphenicol
- Neomycin
- Sulphonamide
- Obat-obatan barbiturat
- Fenilbutazon
2. Makanan Atau Minuman
Obat-obatan tertentu tidak bisa digunakan pada saat minum atau mengonsumsi makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.
Merokok tembakau atau mengonsumsi alkohol sering kali dapat menyebabkan interaksi obat terjadi.
Untuk itu, pastikan diskusikan dengan dokter terlebih dahulu bila Moms mengonsumsi alkohol atau merokok tembakau sebelum memperoleh postinor.
3. Ibu Hamil dan Menyusui
Bila Moms dalam keadaan hamil atau menyusui, jangan sembarangan mengonsumsi postinor tanpa resep dan konsultasi dari dokter.
Obat ini tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan atau saat sedang menyusui.
Sebelum Moms mengonsumsi obat ini, harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
Hal ini penting untuk memastikan keselamatan Moms dan bayi yang dikandungnya atau bayi yang sedang disusui.
4. Riwayat Penyakit
Selain itu, Moms yang memiliki kondisi medis tertentu juga harus berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
Beberapa kondisi medis yang dapat mempengaruhi penggunaan postinor 1 atau postinor 2.
Hal ini termasuk riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes, gangguan hati atau ginjal, dan kondisi medis tertentu yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Jangan menggunakan obat ini jika Moms memiliki alergi atau intoleransi terhadap bahan aktif atau komponen lain dalam obat tersebut.
Bahaya dan Efek Samping Postinor
Secara umum, alat kontrasepsi ini cenderung aman digunakan.
Namun, tetap saja ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah Moms menggunakan postinor sebagai kontrasepsi darurat.
Beberapa efek samping postinor yang mungkin terjadi, yakni:
- Sakit kepala
- Pusing
- Payudara terasa lunak
- Sakit perut
- Diare
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Perdarahan
Efek samping alat kontrasepsi ini biasanya akan hilang dalam beberapa waktu ke depan.
Bila Moms mengalami salah satu atau beberapa efek samping postinor tersebut, segera konsultasikan ke dokter ahli.
Karena tergolong kontrasepsi darurat, postinor hanya boleh diminum sesekali alias dalam kondisi darurat saja.
Hal ini tentu berbeda dengan pil KB biasa yang harus diminum secara rutin setiap hari.
Postinor tidak boleh diminum lebih dari sekali dalam satu siklus menstruasi.
Jika alat kontrasepsi ini digunakan lebih dari satu kali, maka pil KB ini dapat mengganggu siklus menstruasi.
Penggunaan alat kontrasepsi ini secara berlebihan bisa membuat siklus haid jadi lebih cepat atau lambat dari biasanya.
Meskipun efektif mencegah kehamilan, selalu ada kemungkinan terjadinya kegagalan alias dapat tetap hamil setelah minum postinor.
Sebaiknya tetap gunakan test pack setelah beberapa hari berhubungan intim, meskipun Moms sudah minum postinor.
Jika Moms mencari kontrasepsi jangka panjang selain postinor yang lebih efektif mencegah kehamilan, dapat dikonsultasikan dengan dokter yang terpercaya.
Interaksi Postinor dengan Obat Lain
Di dalam postinor terdapat kandungan bernama levonorgestrel yang dapat menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obat tertentu.
Hal tersebut tentu akan menghasilkan interaksi postinor dengan beberapa obat.
Adapun interaksi tersebut dapat memberikan efek samping, di antaranya:
- Mengalami penurunan kadar dan efektivitas levonorgestrel jika digunakan bersama dengan obat yang mengandung efavirenz, phenytoin, ritonavir, rifampicin, carbamazepine, griseofulvin, atau obat barbiturat termasuk primidone.
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama voriconazole, ketoconazole, itraconazole, verapamil, diltiazem, erythromycin, atau clarithromycin.
- Peningkatan risiko terjadinya toksisitas ciclosporin.
- Penurunan efektivitas kontrasepsi, interaksi dengan obat-obat tertentu dapat mengurangi efektivitas levonorgestrel sebagai kontrasepsi darurat, meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
- Perdarahan tidak teratur, interaksi dengan beberapa obat bisa menyebabkan perdarahan tidak teratur atau perubahan pola menstruasi.
- Mual dan muntah, beberapa obat dapat meningkatkan risiko mual dan muntah setelah mengonsumsi Postinor.
Maka dari itu, penggunaan jenis obat-obatan apapun pada dasarnya harus berdasarkan dengan resep dan konsultasi dari dokter yang kompeten.
Karena jika tidak, hal tersebut dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang buruk dengan efek samping yang telah dijelaskan sebelumnya.
Penggunaan Postinor dalam Islam
Penggunaan postinor sebagai alat kontrasepsi darurat di dalam agama Islam tentu masih menimbulkan perdebatan.
Sebagai agama mayoritas yang ada di Indonesia, tentu terkait penggunaan obat akan menggunakan rujukan kepada agama sebagai pedoman hidup umatnya.
Perdebatan terkait postinor sendiri berakar pada anggapan bahwa konsumsi obat postinor merupakan bagian dari aborsi.
Sementara kedudukan aborsi dalam Islam sudah sangat jelas dilarang.
Seperti di beberapa negara Islam, misalnya Uni Emirat Arab, jelas sangat melarang penggunaan postinor dan menerapkan sanksi hukuman kepada masyarakatnya yang terbukti menggunakan.
Di Indonesia sendiri, hal tersebut masih dalam perdebatan. Namun, dikabarkan bahwa salah satu Klinik Muhammadiyah pernah diberitakan menyediakan layanan postinor.
Terkait aborsi dalam Islam pun dilarang setelah waktu 120 hari kehamilan, hal tersebut karena janin telah memiliki nyawa dan jika aborsi dilakukan sama dengan tindakan pembunuhan.
Namun, jika sebelum 120 hari kandungan, ada kembali perbedaan pendapat, yang menganggapnya sebagai mubah, makruh hingga haram.
Adapun aborsi diperbolehkan jika ada indikasi kedaruratan medis seperti misal kehamilan yang disebabkan oleh pemerkosaan.
Karena kaitan postinor dengan aborsi yang sangat kental, wajar jika penggunaan postinor di dalam Islam penuh perdebatan.
Tidak heran juga hal tersebut sangat ramai perdebatan di Indonesia, mengingat Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia.
Demikian berbagai penjelasan terkait obat postinor atau pil KB darurat.
Perhatikan dan patuhi aturan penggunaannya, ya, Moms!
- https://www.honestdocs.id/postinor
- https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/emergency-contraception
- https://www.webmd.com/sex/birth-control/faq-questions-emergency-contraception
- https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/PMK%20No.%2097%20ttg%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan.pdf
- https://postinorpill.com/what-is-postinor/how-to-take-postinor/
- https://jdih.acehprov.go.id/dih/view/8f3087ce-af05-435c-b5f7-aa7a29cd905c
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.