Paratusin: Kegunaan, Kandungan, Dosis, dan Aturan Pakai
Memasuki musim hujan, penyakit flu dan batuk kerap menghantui. Salah satu cara mengatasinya, yaitu mengonsumsi obat paratusin.
Ini termasuk golongan obat yang mengandung paracetamol dan tersedia dalam berbagai jenis.
Yuk Moms ketahui manfaat, cara pemakaian, dan efek samping dari obat ini!
Kandungan Paratusin
Terkadang, mengonsumsi herbal di saat musim hujan tidak cukup mempan untuk meredakan gejala pilek atau flu.
Nah, obat paratusin ini diketahui cukup manjur untuk mengatasi beberapa gejala, seperti:
- Batuk dan pilek
- Demam
- Bronkitis
- Sakit kepala
- Nyeri otot
Hal ini karena adanya berbagai kandungan zat aktif di dalamnya untuk mengatasi gejala hidung tersumbat.
Setiap obat paratusin, mengandung berbagai senyawa kimia, seperti:
- Paracetamol 500 mg
Membantu menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas hipotalamus.
Selain itu, menghambat zat senyawa penyebab peradangan yang bernama prostaglandin sehingga bisa mengurangi rasa nyeri yang kamu rasakan.
- Chlorpheniramine maleate 2 mg
Obat yang termasuk golongan alkilamina antihistamin generasi pertama.
Obat ini digunakan untuk mengobati gejala alergi seperti rhinitis dan urtikaria.
Dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama lainnya, chlorpheniramine maleate memiliki efek sedatif yang relatif lemah.
- Noscapine 10 mg
Memiliki efek antitusif, sehingga mampu menekan batuk dan menghambat zat yang bisa menstimulasi batuk.
Ini membuat gejala flu seperti batuk, bisa mereda.
- Phenylpropanolamine HCI 15 mg
Merupakan obat golongan dekongestan yang bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah di rongga hidung yang sebelumnya melebar.
Dengan begitu, saluran napas lebih terbuka dan napas menjadi lega.
- Guaifenesin 500 mg
Obat ini termasuk ke dalam golongan obat ekspektoran, yaitu obat-obatan yang bekerja dengan cara mengencerkan dahak di saluran napas.
Maka itu, guaifenesin digunakan untuk mengobati batuk dan rasa mampet yang disebabkan oleh pilek, bronkitis, dan penyakit pernapasan lainnya.
karena memiliki fungsi yang mirip dengan paracetamol, beredar pernyataan yang mengatakan obat paratusin bisa menyembuhkan COVID-19.
Ini membuat obat ini banyak diburu. Padahal, paratusin hanyalah obat demam, batuk, dan pilek biasa yang mampu meredakan gejala tersebut saat terkena COVID-19.
Jadi, Paratusin bukan obat yang dapat menyembuhkan COVID-19 ya Moms, tapi hanya meredakan beberapa gejalanya saja.
Melansir Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS), paratusin adalah obat kombinasi dengan Gliseril Guaiakolat, sebagai obat ekspektoran dan obat batuk demulsen.
Dosis Paratusin
Obat paratusin bisa dibeli di apotek dan bisa dibeli tanpa resep.
Karena obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan sirup, Moms dapat membelinya sesuai kebutuhan.
Ada beragam harga yang dapat ditemui di pasaran, untuk Paratusin tablet harga untuk 1 strip isi 10 ini berkisar antara Rp14.500-Rp25.000.
Untuk paratusin berbentuk sirop 60 ml, harganya berkisar antara Rp33.000-Rp40.000.
Harga tersebut bisa saja berbeda-beda, tergantung dari tempat membelinya.
Meski termasuk jenis obat yang mudah dijumpai di apotek, Moms juga perlu mengetahui dosisinya.
Karena paratusin tersedia dalam bentuk tablet atau sirop, berikut ini adalah dosis dan aturan pakai Paratusin secara umum:
Orang Dewasa
Untuk orang dewasa, 1 tablet paratusin dapat diminum sebanyak 3 kali sehari
Anak-anak
Anak di bawah usia 1 tahun: 2.5 mL diminum sebanyak 3-4 kali sehari.
Anak usia 1-6 tahun: 2,5-5 mL diminum sebanyak 3-4 kali sehari.
Anak usia 6-12 tahun: ¼-½ tablet atau 2-10 mL yang diminum sebanyak 3-4 kali sehari.
Biasanya, maksimal penggunaan obat ini dalam jangka waktu 5-7 hari.
Sebelum mengonsumsi paratusin, ada baiknya Moms berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.
Ini dilakukan untuk mencegah efek sampingnya terhadap tubuh.
Apabila Moms melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.
Namun, bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa, dan jangan menggandakan dosis.
Aturan Pakai Paratusin
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan jika Moms ingin mengonsumsi paratusin.
- Bacalah aturan pakai sebelum Moms mengonsumsinya.
- Untuk anak usia di bawah 6 tahun, dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter.
- Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui, kecuali atas saran dokter.
- Jika terdapat tanda-tanda alergi kulit, segera hentikan penggunaan paratusin.
- Hati-hati jika Moms mengonsumsi paratusin dengan obat-obatan lainnya.
Selain itu, jika Moms mengalami beberapa kondisi di bawah ini, lebih baik hindari mengonsumsi obat paratusin ya.
Karena dikhawatirkan dapat berdampak terhadap kesehatan Moms.
- Memiliki alergi terhadap kandungan obat paratusin.
- Mengalami gangguan fungsi ginjal, hati, dan pembuluh darah.
- Memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
- Menderita penyakit diabetes dan hipertiroidisme.
- Menderita penyakit asma yang akut.
Selain itu, Moms juga harus memperhatikan jika sedang mengonsumsi obat lain yang bersamaan dengan paratusin.
Selain dikhawatirkan akan mengganggu kinerja obat, juga bisa saja malah meningkatkan risiko efek samping yang lebih serius.
Beberapa jenis obat yang bisa menimbulkan reaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan paratusin adalah:
- Antihistamin, obat yang biasa digunakan untuk mengobati alergi.
- Antikoagulan, obat yang biasa digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.
- Obat penekan sistem saraf pusat.
- Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOI), obat yang berfungsi menghambat senyawa kimia di otak, untuk mengatur emosi dan kemampuan berpikir seseorang.
Jika Moms menggunakan beberapa obat tersebut dan perlu mengonsumsi paratusin, beri tahu dokter dan konsultasikan kondisi terlebih dahulu ya.
Obat-obatan tertentu tidak bisa digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.
Merokok tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan terjadinya interaksi.
Diskusikan penggunaan obat dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan dokter ya Moms.
Selain obat, Moms juga perlu memperhatikan jika memiliki masalah medis lainnya yang mungkin memengaruhi penggunaan obat ini.
Pastikan Moms memberitahu dokter jika memiliki masalah medis lainnya, khususnya:
- Penyakit hati
- Penyakit ginjal
- Penyakit jantung
- Alergi terhadap zat penyusun dalam obat ini
- Glaukoma
- Diabetes
- Hamil
- Hipertiroidisme
Mungkin, ada beberapa kondisi kesehatan yang tidak disebutkan di atas.
Jika ragu dengan kondisi kesehatan, segera berkonsultasi ke dokter.
Dokter mungkin akan meresepkan obat lain yang sesuai dengan kondisi Moms.
Efek Samping Paratusin
Meski memiliki banyak manfaat, tetap obat ini memiliki efek samping. Tingkat keparahannya pun mungkin bervariasi pada setiap orang.
Umumnya, efek samping yang terjadi cukup ringan dan jarang terjadi kasus yang serius.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah minum obat paratusin ini adalah:
- Mudah mengantuk
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Pusing
- Mulut kering
Ada juga kemungkinan obat ini memicu reaksi alergi pada sebagian orang.
Apabila terdapat beberapa gejala alergi seperti di bawah ini, segera hentikan penggunaan:
- Ruam atau gatal pada kulit
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan di wajah, lidah, atau leher
Sebaiknya, jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh selama menggunakan obat ini.
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Paratusin
Tak semua orang bisa mengonsumsi obat paratusin untuk mengatasi gejala hidung tersumbat.
Beberapa peringatan penting perlu diketahui, seperti di bawah ini:
1. Aturan Ibu Hamil dan Menyusui
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat paratusin pada ibu hamil atau menyusui.
Tidak diketahui apakah obat ini dapat diserap ASI atau dapat membahayakan bayi.
Namun, sebuah penelitian Canadian Family Physician, menunjukkan bahwa noscapine (kandungan yang ada di dalam obat paratusin) digolongkan ke dalam kategori X (contraindications).
Penelitian pada hewan atau manusia telah menunjukkan efek buruk pada janin dan/atau terdapat bukti positif berisiko terhadap janin manusia berdasarkan data-data efek samping yang dikumpulkan.
Risikonya terbukti jelas lebih buruk daripada manfaat yang bisa diperoleh.
Hasil studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan salah satu komponen paratusin tablet berbahaya terhadap janin.
Paracetamol juga diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil.
Agar lebih aman sebaiknya saat ingin mengonsumsi obat paratusin perlu konsultasi dengan dokter.
Hal ini untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko terhadap perkembangan janin.
Paratusin untuk ibu hamil dan ibu menyusui tidak boleh sembarang digunakan dan perlu tahu efek samping yang mungkin terjadi.
2. Gangguan Ginjal
Perlu berhati-hati menggunakan paratusin pada penderita gangguan hati ataupun ginjal.
Cobalah untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
Karena, tak semua orang dewasa dengan gagal ginjal aman untuk minum paratusin.
3. Riwayat Diabetes
Hal ini pun berlaku bagi yang mengalami riwayat diabetes.
Jangan sembarang minum paratusin tanpa arahan dari dokter.
Ini juga sama halnya untuk yang memiliki gangguan jantung, saraf, dan penyakit glaukoma.
4. Interaksi Obat
Ada sejumlah obat yang perlu dihindari ketika minum paratusin.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat berinteraksi dengan paratusin:
- Obat depresan sistem saraf pusat lainnya
- Antidepresan golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
- Antikoagulan oral
Cara Menyimpan Paratusin
Paratusin sebaiknya disimpan pada suhu ruangan dan terhindar dari paparan cahaya matahari langsung.
Jangan menyimpan obat ini pada tempat yang lembap dan jauhkan dari jangkauan anak-anak serta hewan peliharaan.
Sama seperti obat-obatan lainnya, paratusin juga harus disimpan sesuai dengan aturan.
Ini dilakukan agar kualitas obat tetap terjaga, meskipun Moms menyimpannya dalam waktu lama.
Baca dengan cermat aturan penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan obat ya.
Nah, itulah tadi informasi mengenai obat paratusin, kegunaan, dosis dan efek sampingnya bagi tubuh.
Meski telah mengetahui informasi dan aturan pakai paratusin, wajib konsultasi dokter sebelum mengonsumsinya, ya.
Hal ini untuk mencegah terjadinya overdosis dan efek samping yang berat.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2837687/
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paratusin
- https://www.sdrugs.com/?c=drug&s=paratusin%20tablets
- http://mims.com/Indonesia/Home/GatewaySubscription/?generic=Paracetamo
- https://www.ndrugs.com/?s=paratusin&t=side%20effects
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.