Recolfar (Obat Asam Urat): Ketahui Manfaat, Dosis, serta Efek Samping Sebelum Mengonsumsinya
Recolfar adalah obat yang umum dikonsumsi oleh penderita penyakit asam urat. Kandungan colchicine pada obat ini mampu mencegah dan mengatasi serangan asam urat berlebih pada tubuh.
Obat ini paling sering dikonsumsi jika gejala dari penyakit asam urat muncul secara tiba-tiba dan menimbulkan rasa sakit yang intens.
Rasa sakit lebih rentan terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti sendi jari kaki, lutut, atau pergelangan kaki.
Obat ini termasuk dalam golongan yang keras, sehingga perlu berhati-hati saat mengonsumsinya.
Baca Juga: Kenali Asam Urat pada Ibu Hamil, Mulai dari Gejala hingga Cara Pencegahannya
Manfaat Recolfar
Foto: lazada.co.id
Recolfar dipercaya dapat membantu untuk meredakan inflamasi yang terjadi saat mengalami serangan akibat penyakit asam urat yang akut.
Kandungan colchicine pada obat ini dapat menghambat siklus kristal garam pada asam urat di dalam jaringan sendi.
Dengan begitu, proses peradangan yang menjadi penyebab serangan akut dari penyakit ini bisa dihambat atau diturunkan kemungkinan kambuhnya.
Kandungan colchicine juga dapat menghambat laju pembentukan sel darah putih di sekitar area yang mengalami peradangan.
Dengan begitu, pemutusan siklus radang serta mampu menghambat terjadinya pengkristalan yang lebih parah.
Hal yang perlu dilakukan adalah pastikan untuk mendapatkan pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini.
Dalam studi di jurnal British Journal of Dermatology tahun 2018, dilakukan penelitian pada orang-orang dengan penyakit asam urat, dan ditemukan jika dua pertiga dari jumlah orang tersebut mengalami penurunan rasa sakit setelah konsumsi obat dengan kandungan colchicine pada waktu 48 jam.
Maka dari itu, pemberian obat dengan kandungan colchicine ampuh untuk atasi penyakit asam urat.
Dosis Recolfar
Hal paling utama yang perlu dipastikan adalah penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk oleh dokter.
Setiap orang yang mengonsumsinya sebaiknya tidak mengurangi atau melebihkan dosis yang diberikan. Berikut ini dosis yang perlu diperhatikan.
Untuk arthritis gout yang akut:
Dosis awal yang boleh dikonsumsi adalah 0,5 - 1,2 mg, dilanjutkan dengan dosis sebesar 0,5 mg setiap 2 jam hingga nyeri yang dirasakan hilang.
Dosis rata-rata dari konsumsi obat ini sebesar 4 - 8 mg. Saat dikonsumsi, mungkin saja timbul mual, muntah, atau diare.
Untuk profilaksis jangka pendek:
Pada tahap awal terapi yang disertai dengan alopurinol dan obat urikosurik, konsumsi 0,5 mg recolfar hanya 1 kali seminggu hingga 1 kali sehari.
Baca Juga: Apa Sajakah Obat Asam Urat di Apotik? Yuk Kita Cari Tahu!
Efek Samping Obat Recolfar
Foto: harga.web.id
Salah satu efek samping paling umum dari konsumsi obat ini adalah gangguan pencernaan.
Hal ini sering menjadi tanda pertama akibat toksisitas dan mungkin menunjukkan bahwa dosisnya perlu dikurangi atau bahkan dihentikan.
Beberapa efek sampingnya, termasuk diare, mual, muntah, dan sakit perut.
Kandungan dari obat ini juga dilaporkan dapat menyebabkan toksisitas neuromuskular, yang dapat muncul sebagai nyeri atau kelemahan otot.
Jika konsumsi obat berlebihan atau overdosis, beberapa efek samping yang dapat timbul adalah mielosupresi, koagulasi intravaskular diseminata, dan cedera pada sel-sel di ginjal, hati, peredaran darah, dan sistem saraf pusat.
Beberapa efek samping lainnya yang bisa terjadi seperti dilansir dari RxList, antara lain:
1. Pencernaan: kram perut dan intoleransi laktosa.
2. Neurologis: neuropati motorik sensorik.
3. Dermatologis: alopecia, ruam makulopapular, purpura (radang pembuluh darah di kulit).
4. Hematologi: leukopenia, granulositopenia (penurunan sel darah putih), trombositopenia (trombosit rendah), pansitopenia (sedikti sel darah merah dan sel darah putih), anemia aplastik.
5. Hepatobilier: peningkatan AST (aspartat aminotransferase), peningkatan ALT (alanine aminotransferase) atau kerusakan hati.
6. Muskuloskeletal: miopati, peningkatan CPK (creatine phosphokinase), miotonia, kelemahan otot, nyeri otot, rhabdomyolysis (gangguan jaringan otot).
7. Reproduksi: azoospermia (tidak adanya sperma pada air mani), oligospermia (sperma sedikit saat ejakulasi).
Baca Juga: Waspada Asam Urat, Ketahui Gejala hingga Cara Mengobatinya!
Kontraindikasi Obat Recolfar
Foto: pexels.com/Jeshoots.com
Obat penyakit asam urat ini memiliki kontraindikasi atau sebaiknya tidak digunakan oleh seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti:
- Memiliki riwayat penyakit liver.
- Mengidap miopati (kelainan otot).
- Mengidap gangguan ginjal.
- Memiliki risiko hipersensitivitas terhadap kandungan obat.
- Memiliki alergi terhadap komponen dari obat ini.
- Mengidap tukak lambung.
- Penderita gangguan darah.
Interaksi Obat Recolfar
Selain itu, obat ini juga dapat menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat lain. Bahkan, bisa juga mengubah cara kerja obat tersebut.
Akibatnya, obat tidak berfungsi dengan maksimal atau bahkan membahayakan. Maka dari itu, pastikan untuk memberitahukan kepada dokter semua jenis obat yang dikonsumsi.
Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Recolfar adalah:
1. Konsumsi bersamaan dengan cimetidine dan tolbutamide dapat meningkatkan konsentrasi pada darah.
2. Konsumsi bersamaan dengan statins, fibrates, cyclosporin, dan digoxin dapat meningkatkan risiko miopati dan rabdomiolisis.
3. Konsumsi bersamaan dengan cytolytic antineoplastik dapat menurunkan efektivitas terapi profilaksis gout.
4. Konsumsi bersamaan dengan phenylbutazone dapat meningkatkan risiko penyakit leukopenia dan trombositopenia.
5. Konsumsi bersamaan dengan obat NSAIDs dapat meningkatkan risiko luka dan perdarahan pada saluran cerna.
Itulah Moms serangkaian informasi penting mengenai obat Recolfar yang perlu diketahui. Mulai dari manfaat atau fungsinya, dosis, hingga efek samping dan kontraindikasi serta interaksi obatnya.
Karena Recolfar termasuk obat keras, harap hanya digunakan jika diresepkan oleh dokter Moms. Dokter tentunya lebih tahu obat apa yang tepat untuk mengatasi asam urat yang diderita.
- https://www.rxlist.com/colchicine-drug.htm#description
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5812812/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.