19 November 2024

7 Ciri-ciri Ruam HIV dan Bedanya dengan Ruam Biasa

Munculnya ruam bisa jadi salah satu tanda gejala HIV

Berbicara tentang gejala HIV/AIDS, hal ini bisa berkaitan dengan ruam kulit. Apakah Moms tahu seperti apa rupa ruam HIV?

Melansir WebMD, perubahan kulit bisa menjadi tanda pertama bahwa seseorang mengalami HIV.

Hal itu karena virus dapat melemahkan sistem kekebalan dan memudahkan infeksi kuman penyebab masalah kulit.

Selain itu, beberapa pengobatan HIV dapat pula menyebabkan ruam pada kulit.

Lebih lengkapnya soal ruam kulit HIV, Moms dapat menyimak informasi di bawah ini.

Baca Juga: 4 Jenis Kondom Sutra untuk Momen Intim yang Lebih Gereget

Mengenal Virus HIV

Tes HIV
Foto: Tes HIV (Orami Photo Stock)

Perlu dipahami, HIV adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Melansir Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes, gejala HIV disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Virus inilah yang merusak dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh.

Kemudian, virus tersebut menggagalkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi dan jenis kanker tertentu.

Bila tak diatasi dengan cepat dan tepat, infeksi HIV bisa berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Kondisi ini tidak dapat disembuhkan dan angka harapan hidup yang berkurang secara drastis.

Namun, beberapa pengobatan bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi kesehatan.

Baca Juga: Batik Yogyakarta: Filosofi dan Rekomendasi Grosir Batik Terpopuler

Apa Itu Ruam HIV?

Ruam Kulit
Foto: Ruam Kulit (Freepik.com/freepik)

Melansir The Pediatric Infectious Disease Journal, lebih dari 90% pasien HIV menunjukkan setidaknya satu masalah kulit atau gangguan dermatologis.

Karena itulah penyakit kulit merupakan ciri umum dan mencolok dari infeksi HIV.

Pada tahap awal infeksi HIV, beberapa orang dapat mengalami gejala seperti demam, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit.

Ruam HIV biasanya muncul 2-4 minggu setelah paparan virus, tetapi bisa juga muncul lebih lama dari itu.

Tahap awal infeksi HIV dikenal sebagai fase akut atau serokonversi.

Pada fase ini, sistem kekebalan tubuh sedang berjuang melawan virus, dan gejala seperti demam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening sering terjadi.

Ruam kulit yang disebabkan oleh HIV adalah salah satu gejala tambahan yang mungkin terjadi.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Merek Obat Kudis, Redakan Ruam dan Gatal!

Ciri-ciri Ruam HIV

Ruam HIV
Foto: Ruam HIV (Webmd.com)

Perbedaan antara ruam kulit yang terkait dengan HIV dan ruam kulit biasa tidak selalu mudah untuk diidentifikasi hanya dengan melihatnya.

Berikut ini beberapa ciri-ciri ruam HIV yang mungkin perlu diwaspadai dan diperiksa lebih lanjut ke dokter.

1. Bisa Berbentuk Bercak atau Tersebar Merata

Ruam ini dapat berbentuk patchy (bercak-bercak) atau eksantem (ruam merah yang menyebar di seluruh tubuh).

Biasanya, ruam ini tidak gatal, namun hal ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Ruam HIV juga dapat disertai dengan benjolan kecil yang melingkar di sekelilingnya.

Pada beberapa kasus, ruam HIV dan gejalanya juga dapat terasa menyakitkan.

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala-gejala ini mungkin muncul 2-4 minggu setelah paparan.

Kemudian, infeksi akan berlangsung antara beberapa hari dan beberapa minggu.

2. Area Muncul Ruam

Ruam HIV cenderung muncul di wajah, dada, lengan, atau tungkai.

Ruam HIV dapat memunculkan warna kemerahan pada orang dengan kulit terang atau lebih ungu juga bisa muncul pada orang dengan kulit gelap.

Baca Juga: 10+ Penyebab Bayi Demam di Kepala, Bisa Akibat Cuaca Panas!

3. Muncul Tanpa Sebab yang Jelas

Biasanya, ruam kulit yang muncul akibat infeksi HIV adalah ruam kulit yang muncul tanpa sebab yang jelas.

Ruam sering kali merupakan tanda pertama dari infeksi HIV, meskipun hanya muncul pada 2 dari setiap 5 orang yang baru terinfeksi.

4. Disertai Gejala Tambahan Lainnya

Ruam HIV juga bisa dilihat dari gejala lain yang ikut muncul.

Melansir dari Medical News Today, gejala awal dari infeksi HIV yang dapat terjadi bersamaan dengan ruam HIV, yaitu:

  • Nyeri otot
  • Panas dingin
  • Keringat malam
  • Sakit tenggorokan
  • Badan terasa tidak sehat
  • Demam dan merasa kelelahan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Sariawan

Siapa pun yang mengalami gejala-gejala ini setelah kemungkinan terpapar HIV sebaiknya harus segera melakukan tes yang dianjurkan.

Apabila Moms mengalami ruam kulit tanpa sebab yang jelas, lebih baik segera lakukan tes untuk diagnosis yang tepat.

5. Rasa Sakit Ruam

Rasa sakit pada ruam HIV bisa bervariasi, tergantung pada jenis ruam dan tingkat keparahannya.

Berikut adalah beberapa kemungkinan rasa sakit yang bisa terjadi pada ruam HIV:

  • Gatal

Ini adalah rasa sakit yang paling umum pada ruam HIV. Gatal bisa ringan atau parah, dan bisa membuat Anda ingin menggaruk ruam, yang dapat memperburuknya.

  • Perih

Rasa perih dapat terjadi pada ruam yang meradang atau terluka. Rasa perih ini bisa terasa panas dan tidak nyaman.

  • Nyeri

Nyeri yang tajam atau menusuk dapat terjadi pada ruam yang berisi nanah (pustular) atau herpes zoster.

  • Pedih

Rasa pedih dapat terjadi pada ruam yang bersentuhan dengan bahan kimia atau iritan lainnya.

  • Terbakar

Rasa terbakar dapat terjadi pada ruam yang terpapar sinar matahari.

Perlu diingat bahwa tidak semua orang dengan ruam HIV akan merasakan sakit.

Beberapa orang mungkin hanya merasakan gatal ringan, sementara yang lain mungkin merasakan sakit yang parah.


6. Durasi Penyembuhan

Ruam HIV biasanya muncul pada tahap awal infeksi dan berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

Selama periode ini, ruam dapat muncul dan menyebar di berbagai bagian tubuh.

Meskipun ruam ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus, penting untuk tidak mengabaikannya.

7. Tidak Bisa Diobati dengan Obat Biasa

Ruam HIV sering tidak merespons pengobatan topikal standar yang digunakan untuk ruam alergi atau infeksi kulit lainnya.

Krim atau salep antihistamin dan antiinflamasi mungkin tidak efektif dalam mengurangi ruam atau gejala yang menyertainya.

Hal ini karena ruam HIV disebabkan oleh infeksi virus yang memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda.

Tanpa penanganan khusus yang menargetkan virus HIV itu sendiri, ruam mungkin tetap ada atau berulang.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari diagnosis dan perawatan medis yang tepat jika ruam diduga terkait dengan infeksi HIV.

Baca Juga: 20 Produk Krim Ruam Popok Bayi Terbaik, Aman untuk Si Kecil!

Perbedaan Ruam HIV dan Ruam Biasa

Perbedaan Ruam HIV dan Ruam Biasa
Foto: Perbedaan Ruam HIV dan Ruam Biasa

Dari ciri ruam HIV yang dijelaskan di atas, berikut ini bedanya dengan ruam biasa.

1. Penyebab

  • Ruam Biasa: Disebabkan oleh iritasi kulit, alergi, infeksi ringan, atau kondisi kulit seperti dermatitis. Contohnya, reaksi terhadap kosmetik, gigitan serangga, atau perubahan cuaca.
  • Ruam HIV: Umumnya muncul sebagai bagian dari gejala awal HIV (disebut fase serokonversi) atau sebagai efek samping dari infeksi HIV kronis. Virus ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi sekunder.

2. Lokasi dan Penyebaran

  • Ruam Biasa: Biasanya terbatas pada area tertentu yang terpapar langsung dengan penyebabnya, seperti ruam akibat alergi makanan atau gigitan serangga.
  • Ruam HIV: Cenderung menyebar di tubuh, terutama di bagian dada, wajah, lengan dan kaki. Pola ruam sering lebih luas dan terkadang menyakitkan.

3. Tampilan dan Pola

  • Ruam Biasa: Bisa berupa kemerahan ringan, bintik-bintik kecil, atau lepuh tergantung penyebabnya. Biasanya tidak terasa sakit atau hanya sedikit gatal.
  • Ruam HIV: Pada tahap awal, ruam biasanya berupa bintik merah datar atau menonjol (maculopapular). Kadang disertai lepuh kecil atau pengelupasan kulit.

4. Durasi

  • Ruam Biasa: Biasanya hilang dalam beberapa hari hingga seminggu setelah penyebab diatasi.
  • Ruam HIV: Bisa berlangsung lebih lama dan tidak hilang dengan pengobatan biasa. Pada kasus HIV kronis, ruam bisa terus muncul berulang kali.

5. Gejala Penyerta

  • Ruam Biasa: Umumnya tidak disertai gejala sistemik, kecuali jika terkait infeksi tertentu seperti demam berdarah.
  • Ruam HIV: Sering diikuti oleh gejala lain seperti demam, lelah, sakit tenggorokan, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening atau penurunan berat badan yang tidak wajar.

6. Pengobatan

  • Ruam Biasa: Bisa diatasi dengan salep atau obat ringan. Tidak memerlukan pengobatan sistemik kecuali ada komplikasi.
  • Ruam HIV: Membutuhkan pengobatan komprehensif yang mencakup terapi antiretroviral (ART). Penggunaan salep hanya membantu gejala, tetapi tidak menyelesaikan penyebab utama.

Tanda Ruam HIV yang Berbahaya

Ruam Kulit (Orami Photo Stock)
Foto: Ruam Kulit (Orami Photo Stock)

Berikut adalah beberapa tanda ruam HIV yang berbahaya dan perlu diwaspadai:

1. Ruam Menyebar dengan Cepat

Jika ruam tiba-tiba menyebar ke berbagai area tubuh dalam waktu singkat, ini bisa menandakan reaksi tubuh yang serius terhadap infeksi atau pengobatan HIV.

2. Disertai Gejala Demam Tinggi

Ruam HIV yang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot, atau keringat malam dapat menandakan infeksi HIV pada tahap awal, atau bahkan infeksi sekunder yang perlu segera ditangani.

3. Munculnya Luka atau Lepuhan

Ruam yang berkembang menjadi lepuhan atau luka terbuka bisa menjadi tanda reaksi alergi berat, yang dikenal sebagai Sindrom Stevens-Johnson. Ini adalah kondisi berbahaya yang memerlukan perawatan medis segera.

4. Ruam yang Gatal, Nyeri, atau Menyebabkan Ketidaknyamanan Ekstrem

Rasa gatal atau nyeri yang berlebihan pada ruam dapat mengganggu kualitas hidup dan menandakan peradangan parah atau infeksi kulit yang perlu ditangani.

5. Disertai Pembengkakan di Area Lain

Ruam yang disertai dengan pembengkakan pada wajah, bibir, atau mata menunjukkan kemungkinan reaksi alergi yang berpotensi serius, dan memerlukan perhatian medis segera.

6. Ruam Berwarna Ungu atau Gelap

Jika ruam berwarna ungu, hitam, atau gelap, ini bisa menjadi tanda infeksi yang lebih serius, atau bahkan kondisi kulit terkait HIV yang dikenal sebagai sarkoma Kaposi, yang memerlukan diagnosis dan perawatan segera.

7. Tidak Hilang atau Membaik dalam Beberapa Minggu

Ruam HIV yang berlangsung selama lebih dari beberapa minggu, bahkan dengan pengobatan, memerlukan perhatian khusus karena mungkin mengindikasikan masalah pada sistem kekebalan tubuh.

Penularan HIV yang Harus Diwaspadai

Penyakit AIDS
Foto: Penyakit AIDS (Pixabay.com)

Ruam HIV menjadi salah satu gejala dari infeksi HIV yang perlu diwaspadai.

HIV adalah virus yang merusak sel dalam sistem kekebalan tubuh dan virus ini akan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sehari-hari.

Pahami cara penularan HIV berikut ini agar Moms dapat mencegah kondisi ini terjadi, yaitu:

1. Hubungan Seks yang Tidak Aman

Cara penularan HIV/AIDS yang paling mudah dengan melakukan seks tanpa kondom.

Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang mengidap HIV, terutama hubungan seks vagina dan seks anal tanpa kondom.

Berhubungan seks tanpa disadari bisa menjadi cara penularan HIV AIDS.

Oleh karena itu, Moms sebaiknya melakukan praktik hubungan seks yang aman dan tidak bergonta-ganti pasangan.

Baca Juga: 9 Kesalahan Memakai Kondom yang Membuat Kebobolan

2. Transfusi Darah atau Organ yang Terkontaminasi

Menerima transfusi darah, produk darah, atau transplantasi organ atau jaringan dari mereka yang sudah terinfeksi HIV bisa menjadi cara penularan HIV/AIDS.

Namun, risiko ini sangat kecil karena kebanyakan negara menguji produk darah dan organ untuk HIV terlebih dahulu.

Untungnya tidak ada cukup virus HIV dalam cairan tubuh lainnya, seperti air liur, keringat atau air seni, untuk menularkannya dari satu orang ke orang lain.

Maka dari itu, perlu ditegaskan bahwa berpelukan dan berciuman tak bisa menjadi cara penularan HIV/AIDS.

3. Kehamilan, Persalinan, dan Menyusui

Kegiatan seperti persalinan, menyusui, bahkan kehamilan bisa menjadi salah satu cara penularan HIV/AIDS.

Perlu dipahami bahwa seorang ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayinya melalui darahnya selama kehamilan.

Tak hanya itu, penularan juga bisa melalui ASI saat menyusui menurut beberapa penelitian.

4. Berbagi Peralatan Suntik

Cara penularan HIV/AIDS selanjutnya adalah berbagi peralatan suntik.

Selain itu, Moms bisa tertular HIV jika berbagi jarum suntik atau peralatan lain yang digunakan untuk mempersiapkan dan menyuntikkan narkoba dengan seseorang yang mengidap HIV.

Cara Mengatasi HIV

Infeksi HIV pada Si Kecil
Foto: Infeksi HIV pada Si Kecil (Orami Photo Stocks)

Perlu dipahami, jika seseorang positif mengidap HIV, ia akan diresepkan obat antiretroviral yang akan digunakan untuk mengobati HIV.

Obat ini bekerja dengan menghentikan replikasi virus di dalam tubuh.

Artinya, obat ini memungkinkan sistem kekebalan untuk memperbaiki dirinya sendiri dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, yang harus diminum setiap hari.

HIV dapat mengembangkan resistansi terhadap satu obat untuk mengatasi kondisi tersebut.

Namun, menggunakan kombinasi obat yang berbeda dari dokter dapat membantu memperkecil risiko hal tersebut.

Karenanya, sangat penting untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut setiap hari dan sesuai dengan rekomendasi dari dokter.

Baca Juga: Cek Pencegahan Penularan HIV pada Ibu Hamil ke Bayi yang Dikandung Berikut Ini!

Itulah cara penularan HIV/AIDS yang harus diperhatikan, sehingga Moms dapat melakukan pencegahan yang tepat.

Penting untuk dicatat bahwa ruam kulit bukanlah tanda khas atau spesifik untuk infeksi HIV saja.

Ruam kulit juga dapat disebabkan oleh banyak kondisi lain, termasuk infeksi lainnya, alergi, penyakit kulit, dan lain-lain.

Oleh karena itu, diagnosis yang akurat memerlukan pemeriksaan medis oleh dokter atau profesional kesehatan yang berpengalaman.

Jika mengalami ruam kulit atau memiliki kekhawatiran tentang HIV atau kondisi kesehatan lainnya, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan tes yang tepat.

  • https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
  • https://www.webmd.com/hiv-aids/ss/slideshow-hiv-aids-skin
  • https://www.verywellhealth.com/top-signs-you-may-have-hiv-49428
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/315963#other-symptoms
  • https://journals.lww.com/jaids/fulltext/2018/08151/a_global_research_agenda_for_pediatric_hiv.3.aspx
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3428906/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.