Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Salbutamol: Obat Asma yang Biasa Diresepkan Dokter
Jika Moms atau ada anggota keluarga Moms yang memiliki gejala asma, tentu Moms tidak asing dengan obat atau inhaler Salbutamol. Biasanya obat ini juga disebut Asthalin, Respigen, Ventolin atau SalAire.
Obat asma ini biasa Moms temui dalam bentuk inhaler. Akan tetapi, kadang-kadang diberikan dengan bentuk tablet, kapsul atau sirup untuk orang yang tidak dapat menggunakan inhaler dengan baik.
Salbutamol masuk dalam golongan bronkodilator atau obat golongan beta adrenergik agonis.
Obat ini digunakan untuk meredakan gejala asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), misalnya seperti batuk, mengi dan sesak napas.
Berikut ini, Orami merangkum fungsi, penggunaan, cara pakai, serta efek samping dari obat Salbutamol terutama yang bentuknya inhaler.
Baca Juga: Teosal (Obat Asma), Ketahui Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya!
Fungsi Salbutamol
Foto: grahafarma.com
Salbutamol yang paling sering digunakan ketika asma adalah dalam bentuk inhaler (penghisap) berwarna biru. Namun, baik bentuk obat minum atau inhaler, semuanya memiliki fungsi yang sama.
Dikutip dari NHS UK, obat ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot saluran udara ke paru-paru. Biasanya obat ini dapat membuat pernapasan menjadi lebih mudah.
Inhaler hanya tersedia dengan resep dokter. Obat ini mungkin diresepkan sebagai pereda yang cepat untuk sesak napas atau serangan asma yang tiba-tiba, saat Moms menjalani pengobatan ini.
Pasien juga harus selalu bawa inhaler ini untuk kondisi emergency. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk lebih jelasnya.
Pada penderita PPOK yang parah, Salbutamol kerap diberikan dengan menggunakan nebulizer.
Nebulizer adalah mesin yang membantu seseorang menghirup obat sebagai kabut, dengan menggunakan masker atau corong.
Moms dapat menggunakan nebulizer di rumah sakit atau di rumah jika memang terbiasa mengelola kondisi ini sendiri.
Baca Juga: Aminofilin, Obat Pereda Gangguan Napas dan Asma
Cara Menggunakan atau Dosis Salbutamol
Foto: Orami Photo Stock
Untuk Salbutamol berbentuk oral, minum melalui mulut seperti yang diarahkan oleh dokter. Dosis normalnya adalah 3 atau 4 kali sehari.
Dosis didasarkan pada kondisi medis dan respons terhadap pengobatan masing-masing.
Orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun tidak boleh mengonsumsi Salbutamol lebih dari 32 miligram sehari.
Sementara anak-anak berusia 6 - 12 tahun, tidak boleh mengonsumsi lebih dari 24 miligram sehari.
Gunakan Salbutamol secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. Untuk membantu Moms mengingat, minumlah pada waktu yang sama setiap hari.
Jangan menambah dosis atau minum obat ini lebih sering dari yang ditentukan. Jika Moms mengubah aturan penggunaannya, risiko efek samping yang serius akan meningkat akibat Salbutamol tablet.
Lantas bagaimana dengan bentuk inhalernya? Dikutip dari Health Navigator New Zealeand, dosis inhaler Salbutamol yang biasa adalah 1 atau 2 isapan hingga 4 kali sehari bila diperlukan, untuk sesak napas atau mengi.
Jika Moms khawatir akan asma ketika melakukan olahraga, Moms harus menggunakan menggunakan obat ini untuk mencegah asma.
Baca Juga: 11 Cara Menyembuhkan Asma dan Mencegahnya Kambuh Kembali
Dosis normalnya adalah 2 isapan yang dihirup pada 15 hingga 30 menit sebelum berolahraga.
Berikut cara menggunakan inhaler Salbutamol.
- Kocok inhaler untuk mencampur obat.
- Lepaskan tutupnya dan pegang inhaler dengan tegak.
- Duduk tegak, miringkan kepala sedikit ke belakang dan hembuskan napas dengan lembut.
- Pegang perangkat tegak lurus, masukkan inhaler ke dalam mulut dan pastikan bibir menutup corong dengan kuat.
- Pada awal tarikan napas yang dalam dan lambat, tarik napas melalui corong saat Moms menekan inhaler untuk melepaskan satu dosis atau satu kali 'engah'.
- Tarik napas sepenuhnya, keluarkan inhaler dari mulut dan tahan napas selama 10 detik atau selama merasa nyaman.
- Bernapaslah dengan lembut melalui hidung.
Moms juga bisa menggunakan Salbutamol inhaler dengan menggunakan alat bantu spacer.
Spacer memudahkan dan membantu memasukkan obat ke paru-paru, di tempat yang dibutuhkan (dengan lebih sedikit obat yang berakhir di mulut dan tenggorokan).
Jika inhaler ini tidak meringankan gejala yang dirasakan atau jika Moms perlu menggunakan inhaler ini ebih dari 3 kali seminggu.
Adapun itu bisa menjadi tanda bahwa kondisi saat ini tidak terkontrol dengan baik.
Salbutamol aman digunakan pada kehamilan dan saat menyusui. Akan tetapi, meminta saran dari dokter adalah salah satu solusi yang terbaik.
Efek Samping Salbutamol
Foto: Orami Photo Stock
Salbutamol adalah obat yang aman dan sangat efektif jika Moms menggunakannya dengan benar. Obat ini memiliki efek samping yang sangat sedikit.
Sekitar 1 dari 100 orang lebih mengalami efek samping ini setelah mengambil 1 atau 2 isapan inhaler ini.
Gugup, gemetar (tremor), sakit kepala, atau pusing dapat terjadi. Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, segera beri tahu dokter atau apoteker.
Ingatlah bahwa obat ini telah diresepkan karena dokter telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek samping.
Banyak orang yang menggunakan obat ini dan tidak memiliki efek samping yang serius.
Namun, Salbutamol memang dapat meningkatkan tekanan darah. Periksa tekanan darah secara teratur dan beri tahu dokter jika hasilnya tinggi.
Beri tahu dokter jika Moms merasakan efek samping yang serius, termasuk detak jantung yang cepat/berdebar.
Dapatkan bantuan medis segera jika Moms mengalami efek samping dari Salbutamol, yang jarang tetapi sangat serius. Ini termasuk rasa nyeri dada, detak jantung tidak teratur.
Baca Juga: Apa Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek? Simak Penjelasannya!
Itulah beberapa penjelasan tentang Salbutamol baik yang bentuk oral maupun inhaler.
Salbutamol aman dan efektif dengan sedikit efek samping jika Moms menggunakannya seperti yang disarankan oleh dokter.
- https://www.nhs.uk/medicines/salbutamol-inhaler/
- https://www.healthnavigator.org.nz/medicines/s/salbutamol/
- https://www.1mg.com/generics/salbutamol-210658
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-7083-472/ventolin-oral/albuterol-salbutamol-oral/details
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.