Ketorolac untuk Anti Nyeri: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Termasuk dalam obat anti nyeri, ketorolac bisa membawa efek samping yang fatal apabila disalahgunakan.
Untuk itu, ketahui dosis dan aturan yang tepat dalam menggunakan obat nyeri ini.
Yuk, simak bersama informasi penting di bawah ini, Moms!
Fungsi Obat Ketorolac
Foto: Orami Photo Stock
Sebenarnya, apakah fungsi atau manfaat dari ketorolac?
Ketorolac digunakan untuk meredakan nyeri yang cukup parah dalam jangka pendek.
Artinya, tidak boleh digunakan lebih dari 5 hari, untuk nyeri ringan atau kondisi kronis (jangka panjang).
Sering dimanfaatkan untuk meredakan nyeri setelah operasi.
Lembaga MIMS menjelaskan, jenis obat ini hadir dalam bentuk suntikan dan minum.
Cairan obat dimasukkan ke dalam intravena atau intramuskular (otot) dengan bantuan tenaga medis.
Untuk jenis obat ketorolac minum, diperlukan untuk berbagai kondisi tertentu.
Termasuk dalam golongan kelas obat NSAID, bekerja dengan menghentikan produksi tubuh dari zat yang menyebabkan rasa sakit, demam, dan peradangan.
Baca Juga: Manfaat Minum Cokelat, Jaga Kesehatan Jantung dan Tingkatkan Mood!
Dosis Penggunaan Ketorolac
Foto: Orami Photo Stock
Karena diperuntukkan untuk penggunaan jangka pendek, hindari dosis yang tidak tepat.
Informasi dalam goodrx.com, menjelaskan bahwa dosis ketorolac berdasarkan usia dan jenisnya.
Berikut aturan dosis ketorolac yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Usia <65 tahun (berat badan min. 50 kg)
Dibedakan menjadi ketorolac melalui infus dan obat minum, yakni seperti:
- Intravena (IV)
Sekitar 30 mg sebagai dosis tunggal atau 15 sampai 30 mg setiap 6 jam, dan sesuai kebutuhan.
Dosis harian maksimum adalah 120 mg per hari.
- Intramuskular (IM)
Sekitar 30 mg hingga 60 mg sebagai dosis tunggal, atau 15 mg hingga 30 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Untuk kasus tertentu, dibutuhkan 10 mg hingga 30 mg setiap 4 hingga 6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis harian maksimum adalah 120 mg per hari.
- Oral atau obat minum
Sekitar 20 mg diikuti oleh 10 mg setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis harian maksimum adalah 40 mg per hari.
2. Usia >65 (berat badan min. 50 kg)
Beda halnya untuk pasien lansia, ketentuan dosis yang tepat yakni seperti:
- Intravena (IV)
Sekitar 5 mg sebagai dosis tunggal atau 15 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis harian maksimum adalah 60 mg per hari.
- Intramuskular (IM)
Dibutuhkan 30 mg sebagai dosis tunggal atau 15 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Di luar itu, boleh mengonsumsi 10 mg setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis harian maksimum adalah 60 mg per hari.
- Oral atau obat minum
Dosisnya adalah 10 mg setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis harian maksimum adalah 40 mg per hari.
Baca Juga: 7 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak, Perlu Diperhatikan, Nih Moms!
Cara Pakai Ketorolac Minum
Foto: Orami Photo Stock
Ketorolac dalam bentuk oral atau minum, ada aturan pakai yang perlu diketahui.
Minum obat ini setiap 4 sampai 6 jam dengan segelas air putih atau seperti yang disarankan oleh dokter.
Jangan berbaring minimal 10 menit setelah minum obat agar tidak memicu rasa mual atau ingin muntah.
Jika mengalami nyeri perut sesaat minum obat, coba konsumsi makanan, susu, atau antasida.
Jangan pernah mencoba mengubah dosis tanpa arahan dokter.
Umumnya, dosis maksimal setiap 24 jam adalah 40 miligram.
Menggunakan ketorolac lebih dari 5 hari berpotensi mengganggu cara kerja obat.
Segera konsultasikan dengan dokter untuk perawatan lanjutan dan mencegah terjadinya overdosis.
Baca Juga: Kenali Obat Antibiotik Cefotaxime: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping Ketorolac
Foto: Orami Photo Stock
Meskipun obat yang digunakan untuk jangka pendek, ada beberapa efek samping yang bisa terjadi.
Melansir dari laman WebMD, efek samping ringan yang sering dilaporkan yakni seperti:
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Sembelit
- Diare
- Kepala sakit
- Mudah mengantuk
Di luar itu, obat ini juga dapat meningkatkan tekanan darah.
Karenanya, periksa tekanan darah secara teratur untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Ketorolac juga bisa membuat penderita mengalami efek samping serius.
Efek samping tersebut yakni seperti:
- Pingsan
- Detak jantung cepat
- Telinga berdenging
- Perubahaan mood
- Penglihatan kabur
Tak semua bisa mengalami ini, karenanya termasuk dalam kasus yang sangat jarang.
Hal ini termasuk efek samping yang mempengaruhi cara kerja hati.
Urine berwarna gelap atau kulit menguning adalah gejala lain yang mungkin dirasakan.
Baca Juga: Kesemutan Seluruh Badan? Waspada 10 Penyakit Ini!
Peringatan Penting Obat
Foto: Orami Photo Stock
Ketorolac tidak boleh digunakan apabila sedang mengalami pendarahan aktif, termasuk:
- Cedera kepala
- Sakit maag
- Penyakit ginjal kronis
- Gangguan pendarahan
Bagi yang memiliki riwayat alergi terhadap aspirin atau NSAID, lebih baik menghindari konsumsi ketorolac.
Dalam Michigan Medicine menjelaskan, tidak boleh gunakan ketorolac jika sedang mengonsumsi:
- Pentoxifylline
- Probenesid
- Aspirin atau NSAID lainnya
Baca Juga: Inilah Manfaat Bunga Tapak Dara untuk Kesehatan, Bisa Jadi Obat Kanker!
Ketorolac dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang fatal.
Terutama jika menggunakannya dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi.
Jangan gunakan obat ini sebelum atau sesudah operasi bypass jantung.
Di samping itu, obat ini juga dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus.
Sehingga, pastikan mendapatkan anjuran dari dokter yang merawat sebelum mengonsumsi ketorolac, Moms!
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ketorolac?mtype=generic
- https://www.goodrx.com/ketorolac/what-is
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3919/ketorolac-oral/details
- https://www.uofmhealth.org/health-library/d00273a1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.