Fakta Seputar Sel Darah Merah yang Perlu Diketahui, Sudah Tahu?
Moms pasti tahu bahwa salah satu darah yang ada di dalam tubuh manusia, yakni sel darah merah.
Namun, apakah Moms tahu apa fungsi dari sel darah yang sesungguhnya? Lalu, berapa jumlah normal sel darah merah di dalam tubuh?
Dikutip dari Cleveland Clinic, sel darah merah atau yang juga dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama untuk mengantarkan oksigen ke jaringan di tubuh.
Mengingat perannya yang sangat penting, maka jumlah sel darah merah yang normal bisa menjadi indikator bagi kesehatan tubuh Moms.
Berikut informasi seputar sel darah merah yang perlu Moms pahami, dilansir dari beragam sumber.
Baca Juga: 13+ Makanan Penurun Darah Tinggi yang Lezat, Ada Greek Yogurt dan Pisang!
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Foto: openaccessgovernment
Sel darah merah adalah sel yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
Jaringan tubuh kemudian akan menghasilkan energi dengan oksigen dan melepaskan limbah, yang diidentifikasi sebagai karbon dioksida.
Lalu, eritrosit membawa limbah karbon dioksida tersebut ke paru-paru untuk dihembuskan.
Perlu Moms ketahui, sel darah merah berkembang di jaringan tulang lunak tubuh, tepatnya sumsum tulang dan dilepaskan ke aliran darah setelah matang sepenuhnya.
Biasanya, proses ini memakan waktu sekitar 7 hari.
Warna merah dalam sel darah merah berasal dari kandungan protein yang disebut dengan hemoglobin. Protein inilah yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen.
Eritrosit bersifat mikroskopis dan berbentuk piringan pipih atau donat yang bulat dengan lekukan di tengahnya, tetapi tidak berongga. Sel darah merah tidak memiliki nukleus seperti sel darah putih.
Baca Juga: Bantu Jaga Sistem Kekebalan Tubuh, Cari Tahu Fungsi Sel Darah Putih Berikut Ini!
Jumlah Normal Sel Darah Merah
Foto: Orami Photo Stock
Penting bagi setiap orang untuk mengecek kadar eritrosit dalam aliran darahnya. Hal ini karena kadar eritrosit dapat menjadi dasar dalam mendiagnosis suatu kondisi medis.
Hitung sel darah merah juga dapat digunakan untuk memantau pengobatan pasien kelainan darah atau obat-obatan yang mempengaruhi eritrosit.
Terutama bagi pasien kanker dan kemoterapi.
Lalu, berapakah jumlah eritrosit yang normal? Berikut rentang referensi jumlah sel darah merah menurut jenis kelamin dan usia:
- Wanita: 4,2 hingga 5,4 juta/mcL
- Pria: 4,7 hingga 6,1 juta/mcL
- Anak-anak: 4,1 hingga 5,5 juta/mcL
Rentang jumlah normal eritrosit ini sebenarnya bisa bervariasi, tergantung pada darah siapa yang diuji.
Pada orang yang tinggal di dataran tinggi, biasanya jumlah darah mereka cenderung lebih tinggi daripada orang yang tinggal di daerah dataran rendah.
Hal ini karena menurut jurnal yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Physiology menyebutkan bahwa ketika seseorang berada di ketinggian yang lebih tinggi, tubuh mereka akan menciptakan lebih banyak eritrosit sehingga akan lebih banyak pula oksigen yang dapat dibawa ke jaringan.
Jadi, rentang mengenai jumlah eritrosit di atas tidak dapat dianggap sebagai nilai pasti, tetapi hanya sebagai titik referensi.
Baca Juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes
Jumlah Eritrosit Tinggi
Foto: Orami Photo Stock
Jumlah sel darah merah yang tinggi memberi tahu Moms bahwa telah terjadi peningkatan sel pembawa oksigen dalam darah.
Namun, dalam beberapa kasus, jumlah eritrosit yang tinggi mungkin mengungkapkan bahwa tubuh sedang mencoba untuk mengatasi beberapa kondisi yang mencegah tubuh menerima oksigen dengan jumlah yang cukup.
Pada kasus lain, penyebabnya mungkin terkait dengan penyakit atau obat-obatan sehingga meningkatkan produksi sel darah merah.
Beberapa penyebab tersebut menurut National Health Service, antara lain:
- Merokok
- Penyakit jantung bawaan
- Gagal jantung
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Fibrosis paru, seringkali karena merokok
- Polisitemia vera, penyakit sumsum tulang
- Penyalahgunaan obat peningkat kinerja yang merangsang produksi sel darah merah, seperti steroid anabolik atau eritropoietin
- Karsinoma sel ginjal, sejenis kanker ginjal
- Dehidrasi
Apabila Moms memiliki jumlah eritrosit yang tinggi, inilah beberapa cara mengatasi yang dapat dilakukan:
- Berolahraga untuk meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru
- Makan lebih sedikit daging merah dan makanan kaya zat besi
- Hindari suplemen zat besi
- Jaga diri tetap terhidrasi dengan baik
- Hindari diuretik, termasuk kopi dan minuman berkafein, yang dapat membuat tubuh dehidrasi
- Berhenti merokok, terutama jika menderita COPD atau fibrosis paru
- Hindari penggunaan steroid, eritropoietin, dan obat peningkat kinerja lainnya
Baca Juga: Ternyata, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Darah Tinggi saat Hamil!
Jumlah Eritrosit Rendah
Foto: Orami Photo Stock
Sementara itu, jika jumlah sel darah merah lebih rendah, kondisi ini menunjukkan adanya penurunan sel pembawa oksigen dalam darah. Kondisi ini disebut dengan anemia.
Berbagai infeksi, kekurangan nutrisi, dan kondisi medis dapat menyebabkan anemia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Leukimia & Lymphoma Society, berikut beberapa penyebab yang mungkin mendasari terjadinya anemia:
- Gagal ginjal
- Masalah tiroid
- Pendarahan, baik internal maupun eksternal
- Leukemia, sejenis kanker sel darah putih
- Efek samping obat, termasuk kemoterapi
- Multiple myeloma, sejenis kanker yang mempengaruhi sel plasma darah
- Defisiensi eritropoietin, hormon ginjal yang mendorong pertumbuhan sel darah merah
- Kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, atau vitamin B6
- Hemolisis, kerusakan abnormal sel darah merah
- Kehamilan
Obat-obatan tertentu juga dapat menurunkan jumlah sel darah merah, misalnya:
- Obat kemoterapi
- Kloramfenikol, yang mengobati infeksi bakteri
- Quinidine, yang dapat mengobati detak jantung tidak teratur
- Hidantoin, yang secara tradisional digunakan untuk mengobati epilepsi dan kejang otot
Jika Moms memiliki jumlah eritrosit yang rendah (termasuk anemia), berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, dikutip dari National Heart, Lung, and Blood Institute:
- Pertahankan pola makan yang sehat dan seimbang
- Konsumsi suplemen vitamin dan zat besi setiap hari, jika diperlukan
- Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru
- Berhenti merokok
- Hindari aspirin, yang mengurangi pembekuan dan dapat menyebabkan kehilangan darah yang lambat
- Minum obat tiroid seperti yang ditentukan oleh dokter apabila memiliki masalah tiroid
Baca Juga: Seringkali Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah
Waktu Tepat Mengecek Sel Darah
Foto: Orami Photo Stock
Hitung sel darah merah biasanya diuji sebagai bagian dari hitung darah lengkap, yang merupakan tes laboratorium umum yang dapat digunakan untuk mendeteksi atau memantau berbagai kondisi kesehatan.
Penyedia layanan kesehatan Moms mungkin dapat memesan tes darah ini apabila:
- Sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin
- Jika Moms mengalami gejala anemia, seperti kelelahan, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, atau masalah konsentrasi
- Jika Moms mengalami gejala lain dari perubahan sel darah, seperti demam, infeksi, atau kelemahan
- Saat Moms menerima perawatan yang dapat memengaruhi jumlah sel darah, seperti kemoterapi
- Untuk memantau masalah kesehatan jangka panjang yang dapat mengubah hasil hitung darah, seperti penyakit ginjal kronis
Ada beberapa langkah yang terlibat dalam proses pengambilan darah untuk mengetahui jumlah eritrosit, di antaranya:
- Bagian lengan yang akan disuntik akan dibersihkan terlebih dahulu untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi.
- Sebuah pita elastis akan diikatkan di lengan atas untuk memberikan tekanan sehingga pembuluh darah membengkak, membuatnya lebih mudah ditemukan. Mengepalkan tangan juga membantu membuat pembuluh darah membengkak.
- Sebuah jarum dimasukkan ke dalam vena.
- Darah mengalir ke dalam vial atau tabung yang terpasang pada jarum. Kadang-kadang lebih dari 1 botol darah diperlukan jika beberapa tes sedang dilakukan.
- Tekanan dilepaskan pada lengan atas dan karet gelang dilepas.
- Jarum dikeluarkan dan tempat itu ditutup dengan perban untuk menghentikan pendarahan.
- Pengambilan darah biasanya memakan waktu kurang dari 3 menit. Saat jarum dimasukkan, mungkin ada tusukan atau sengatan rasa sakit yang singkat, yang dapat berkisar dari ringan hingga sedang.
Baca Juga: Apa Perbedaan Sistem Peredaran Darah Besar dan Kecil?
Setelah pengambilan darah selesai, sepotong kain kasa atau perban akan ditempatkan di atas tempat jarum dikeluarkan.
Moms juga mungkin diminta untuk memberikan tekanan lembut untuk membantu menghentikan pendarahan.
Hal ini dapat membantu mencegah pembengkakan dan memar pada bagian lengan bekas suntikan.
Setelah tes selesai, Moms pun dapat beraktivitas kembali seperti biasa.
Itu dia Moms, informasi seputar sel darah merah di dalam tubuh yang perlu dipahami.
Yuk, jalankan pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang bisa memengaruhi aliran darah.
- https://www.verywellhealth.com/red-blood-cell-rbc-count-1942659#citation-7
- https://www.lls.org/treatment/lab-and-imaging-tests/understanding-blood-counts
- https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphys.2018.01552/full
- https://www.nhs.uk/conditions/red-blood-count/
- https://my.clevelandclinic.org/health/body/21691-function-of-red-blood-cells
- https://www.healthline.com/health/rbc-count#preparation
- https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/iron-deficiency-anemia
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.